KOMPAS.com - Bagi siswa sekolah yang sedang belajar sejarah manusia purba, maka berikut ini dijelaskan mengenai kebudayaan zaman Neolitikum atau zaman batu muda.
Apa itu kebudayaan neolitikum? Tentunya kamu mengetahuinya bahwa kebudayaan neolitikum yaitu kebudayaan yang berlangsung setelah zaman batu madya (Mesolitikum).
Melansir laman Rumah Belajar Kemendikbud Ristek, zaman Neolitikum ini diperkirakan telah dimulai di Indonesia pada 1500 SM.
Dalam upaya untuk meningkatan taraf hidup, manusia biasanya melakukan usaha-usaha agar kebutuhan pokok mereka bisa terpenuhi dengan cepat.
Teknologi dan kreativitas mampu menjawab tantangan ini dengan cara membuat alat yang bisa mempermudah, mempercepat, dan tentu saja sesuai dengan zamannya.
Perkembangan tradisi lebih maju
Pada masa awal bercocok tanam yang ditandai dengan perkembangan tradisi neolitik, alat-alat yang dihasilkan manusia pendukung budayanya sudah lebih maju jika dibandingkan dengan periode berburu dan meramu.
Yang membedakan dengan periode sebelumnya adalah teknik baru dalam pembuatannya yaitu sudah terjadi kemahiran dalam teknik penghalusan atau pengasahan (pengupaman) seperti pemakaian gerinda.
Sesuai dengan urutannya, zaman Neolitikum tentunya lebih maju daripada zaman Mesolitikum. Bahkan di zaman ini, terjadi sebuah revolusi budaya yang beberapa dari budaya tersebut masih digunakan manusia pada zaman modern.
Mengapa disebut revolusi budaya zaman neolitikum? Mari kita simak penyebabnya karena pada zaman ini terjadi perubahan kebudayaan dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi memproduksi makanan (food producing).
Hal ini menunjukkan adanya kemajuan pesat dari kebudayaan sebelumnya pada masa Mesolitikum.
Kemampuan berpikir mulai berkembang
Pada masa kebudayaan zaman Neolitikum ini, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin di Indocina) ke Nusantara yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM melalui jalan barat dan jalan utara.
Pada zaman ini, kemampuan manusia berpikir untuk mempertahankan kehidupannya mulai berkembang. Untuk menghindari binatang buas, mereka hidup berkelompok.
Karena kondisi alam yang tidak stabil, mereka kemudian membangun rumah sebagai tempat tinggal yang menunjukkan perubahan pola hidup menjadi menetap dan membentuk suatu masyarakat.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, manusia mulai mengenal cara bercocok tanam dan beternak. Mereka membakar hutan dan menanaminya dengan tanaman yang bisa dimakan seperti umbi-umbian.
Mereka juga beternak untuk dimanfaatkan dagingnya demi memenuhi kebutuhan pangan mereka. Puncak revolusi kebudayaan masa ini adalah pola pengorganisasian masyarakat dan pembagian sistem kerja.
Di mana setiap manusia mulai membagi kerja untuk menyelesaikan secara bersama kebutuhan hidupnya.
Sedangkan hasil kebudayaan zaman Neolitikum secara garis besar dibagi menjadi dua tahap yaitu kebudayaan kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong.
Alat-alat yang dibuat bentuknya sudah tidak kasar. Kedua sisi alat tersebut sudah dihaluskan untuk menunjang sistem bercocok tanam mereka. Penyebaran kapak persegi dan kapak lonjong meluas ke wilayah barat dan timur Indonesia.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/10/06/101104271/siswa-seperti-ini-kebudayaan-zaman-neolitikum-di-indonesia