KOMPAS.com - Psikolog Pundani Eki Pratiwi mengatakan keberhasilan karier tidak semata-mata mencapai suatu posisi atau mendapatkan promosi.
Ia mengatakan, karier merupakan runtutan dari berbagai macam sikap dan perilaku yang terkait dengan pengalaman dan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan, dan itu terjadi selama rentang kehidupan.
“Jika kita coba ulik dari kalimat tersebut, karier itu tidak semata-mata keberhasilan kita mencapai suatu posisi atau mendapatkan promosi, tetapi karier ini adalah proses atau perjalanan kita yang begitu panjang dalam rentang kehidupan kita. Ini menjadikan makna karier menjadi lebih luas,” paparnya dalam webinar Universitas Airlangga (Unair) bertajuk “Planning and Choosing Your Career Path with Ikigai”, seperti dirangkum dari laman Unair.
Mengenal tahapan dalam karier
Pundani menjelaskan, dalam karier terdapat tahapan atau yang biasa disebut career stage.
Tahap pertama disebut exploration, yaitu mengidentifikasi minat dan bakat serta menyesuaikan kemauan dan kerja.
Kedua adalah tahap establishment, yakni tahap perkembangan dan pertumbuhan, memunculkan skill, serta merasa siap mengeksplorasi kesempatan baru.
Tahap selanjutnya adalah tahap maintenance, yaitu mempertahankan prestasi dan memperbarui skill. Lalu, tahap keempat advancement, yakni eksplorasi karier sudah selesai dan sudah di titik untuk membuat tujuan baru dan biasanya sudah menjadi mentor untuk orang lain.
Tahap terakhir disebut withdrawal atau yang biasa disebut dengan masa pensiun. Pada tahap tersebut sudah mulai lebih untuk memfokuskan kehidupan pribadi dibandingkan dengan karier.
“Setiap tahapan karier tersebut merupakan perjalanan panjang yang pasti di setiap tahapannya ada masalah. Maka apa yang kita perlukan dan merupakan hal terpenting untuk membantu kita dalam menjalani tahapan-tahapan tersebut adalah mindset,” ungkapnya.
Penerapan ikigai dalam perencanaan dan pemilihan karier
Pundani menjelaskan bahwa terdapat dua jenis mindset, yakni growth mindset dan fix mindset.
Seseorang dengan pola pikir growth mindset percaya bahwa kemampuan selalu bisa dikembangkan dengan usaha untuk menjadi lebih baik lebih maksimal.
Sedangkan fix mindset percaya bahwa hal yang dimiliki merupakan suatu ketetapan yang tidak bisa diubah dan cenderung mencari kesempurnaan.
“Jadi growth mindset lebih ke proses sedangkan fix mindset lebih ke hasil akhirnya. Mindset tentang apa saja yang dapat kita kontrol dan tidak menjadi salah satu modal kita untuk menghidupi perjalanan ikigai kita,” tegas Pundani.
Ikigai, lanjut dia, merupakan suatu konsep yang berasal dari Jepang. Konsep tersebut membicarakan tentang cara individu sebagai manusia menemukan sebuah makna akan keberadaannya dalam kehidupan di dunia ini.
Ikigai memiliki 4 elemen yang saling terkait untuk membantu melakukan refleksi diri. Terdiri dari passion (berkaitan dengan hal yang diminati), profession (mengarah kepada skill), vocation (hal yang membuat seseorang dihargai), dan mission (hal yang dibutuhkan dunia).
Ikigai juga memiliki 5 pilar yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghidupkan ikigai seseorang.
Pertama adalah releasing yourself, yakni terima apa yang ada di diri sendiri, memahami kelemahan dan kekurangan untuk bisa memaksimalkan kelebihan diri sendiri.
Kedua, harmony and sustainability, yakni dibutuhkan sesuatu yang diharmonisasikan dan support system yang baik untuk mendukung diri menjadi pribadi yang lebih baik, contohnya dengan bergabung dalam sebuah komunitas positif.
Ketiga, the joy of little things, yakni mencoba bahagia dan menghargai hal-hal kecil, dengan mensyukuri hal yang kita punya dan lebih melihat prosesnya dibandingkan dengan hasil.
Pilar terakhir disebut being in the here and now, yakni belajar untuk bisa mindfulness atau memusatkan perhatian terhadap apa yang terjadi saat ini dengan melibatkan kesadaran secara utuh kepada suatu hal yang dilakukan.
Dengan begitu, individu dapat menikmati dan mendapatkan hal yang berharga dari kegiatan yang dilakukan.
“Nah jadi nanti ketika kalian mencoba untuk membuat satu tujuan karier tanyakan pada diri sendiri apakah kita menyukai hal yang kita lakukan dan mampu berkomitmen. Pastinya akan banyak tantangan dan penting untuk tahu bagaimana menyikapinya dengan positif sehingga dapat menjadikan challenge itu sebagai sesuatu proses kita dalam belajar,” pesan Pundita mengakhiri pemaparannya.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/10/19/153728971/cara-mahasiswa-memilih-karier-dengan-konsep-ikigai-ala-orang-jepang