KOMPAS.com - Profesi sebagai praktisi data kian dibutuhkan oleh banyak perusahaan di beragam sektor. Tak heran bila profesi sebagai data scientist dan data analyst menempati urutan pertama profesi paling banyak dibutuhkan dunia kerja di tahun 2025.
Pasalnya, di era transformasi digital saat ini, data dianggap memiliki nilai kekayaan yang jauh lebih tinggi dibanding harga minyak.
Jika dapat mengolah data dengan sebaik mungkin dengan metode yang tepat, maka perusahaan berpotensi untuk mendapatkan suatu informasi atau insight baru yang bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.
Sayangnya, tingginya angka kebutuhan perusahaan akan tenaga praktisi data belum diimbangi dengan jumlah sumber daya manusia yang ada saat ini.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menyatakan Indonesia membutuhkan setidaknya 9 juta talenta digital hingga tahun 2030 untuk bisa meraih manfaat maksimal dari ekosistem digital.
Namun, untuk menjadi praktisi data, kamu tak harus memiliki background pendidikan di bidang IT.
Kenyataannya, data science sangat terbuka lebar bagi semua jurusan. Artinya, semua latar belakang pendidikan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berprofesi sebagai praktisi data.
Dilansir dari DQLab dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN), berikut jurusan non-IT yang bisa bekerja di industri data:
1. Ekonomi
Mereka yang berasal dari bidang ekonomi selalu dianggap memiliki kemampuan dalam mengatur keuangan.
Selain itu, mereka biasanya cenderung terbiasa menggunakan Microsoft Excel dalam mengolah angka-angka.
Hal inilah yang bisa menjadi bekal untuk bisa berprofesi sebagai praktisi data.
Sebab, ketika kamu berkarier di dunia data science, kamu juga akan sering bertemu dengan Excel sebagai salah satu pengolahan data.
2. Matematika
Meski bukan berasal dari bidang IT, orang-orang yang memiliki background pendidikan matematika dinilai lebih siap dan berpeluang besar menghadapi industri data yang sesungguhnya.
Berkuliah di jurusan ini membuat kamu memiliki kemampuan dalam menerapkan algoritma statistika dalam konteks bisnis untuk melakukan pemodelan data exploratory, predictive, dan perspective guna menghasilkan rekomendasi secara akurat.
Selain itu, kamu yang berasal dari bidang matematika akan lebih mudah dalam mengoperasikan machine learning.
Sebab, untuk bisa mengoperasikannya kamu perlu memiliki kemampuan dalam bidang kalkulus, aljabar linier, dan probabilitas. Tentunya, ketiga ilmu tersebut sudah kamu dapatkan di bangku perkuliahan.
3. Teknik
Seorang praktisi data yang berangkat dari latar belakang pendidikan teknik, umumnya memiliki nilai lebih terkait pengetahuan dan penguasaan tekniknya untuk memastikan kualitas data yang lebih baik.
Mereka memiliki pemahaman tentang berbagi sistem data saat menganalisa dan mengimplementasikan data.
Mereka juga memiliki pemahaman tentang cara meningkatkan produktivitas dan kualitas algoritma dengan membuatnya sederhana dan mudah dipahami, namun menghasilkan kinerja yang lebih baik.
4. Ilmu Komunikasi
Salah satu tugas seorang praktisi data adalah menyampaikan hasil olahan data secara lengkap dan utuh, namun mudah dimengerti oleh orang banyak.
Sebab, ketika kamu bekerja, rekan kerjamu dari berbagai divisi akan terlibat dalam presentasi hasil olahan datamu. Di sinilah tantanganmu untuk bisa menyampaikan pesan kepada orang-orang yang awam soal data.
Mereka yang berasal dari bidang ilmu komunikasi, biasanya memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan suatu pesan agar mudah dimengerti, baik secara lisan maupun tulisan.
Terlebih saat ini, salah satu cabang ilmu komunikasi ada yang dikenal dengan data journalism.
Di mana para jurnalis profesional dituntut untuk bisa mencari sumber informasi yang bersumber dari data, bahkan dalam jumlah dan volume yang besar atau biasa disebut dengan big data.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/10/21/163849171/4-jurusan-kuliah-selain-it-ini-berpeluang-karier-di-bidang-data-science