KOMPAS.com - Telinga merupakan organ tubuh yang digunakan untuk mendengar. Telinga terbagi menjadi 3 bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam.
Untuk menjaga organ pendengaran maka kebersihannya harus dijaga. Seperti yang diketahui kebanyakan orang menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga.
Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Unair Rosyidah Rahmawati, membersihkan telinga dengan cotton bud tidaklah dilarang, tapi harus hati-hati.
"Karena jenis kotoran itu bermacam-macam. Sebenarnya kotoran telinga itu berada di sisi luar, kadang gerakan membersihkan dengan cotton bud itu bisa mendorong kotoran malah masuk ke dalam. Itu yang dikhawatirkan," kata dia melansir laman Unair, Jumat (22/10/2021).
Jikalau kotoran telinga sedikit dan lembek, bisa dibersihkan hanya di luar saja.
"Tapi kalau kotorannya produksi banyak, besar, keras, dan cenderung bertumpuk maka kalau dibersihkan sendiri dengan cotton bud justru malah kedorong masuk," ungkap wanita yang juga menjadi konsultan THT-KL bidang Otologi ini.
Selain itu seperti yang diketahui penggunaan obat tetes telinga yang dijual di pasaran menjadi salah satu cara untuk membersihkan telinga.
Namun Rosydiah menegaskan, memang terdapat obat tetes telinga yang dapat digunakan untuk melunakkan kotoran, tetapi harus diresepkan oleh dokter spesialis THT-KL atau dokter umum.
"Kalau masyarakat beli sendiri tanpa resep dokter, terkadang tidak tepat," jelas dia.
Kondisi liang telinga setiap orang berbeda, untuk membersihkannya secara aman Rosydiah ada kalanya seseorang disarankan untuk pergi ke dokter spesialis THT-KL.
"Mungkin ada kalanya lebih baik dibersihkan ke dokter THT supaya mengetahui kondisi kotoran dan liang telinga. Sehingga tau bagaimana selanjutnya apakah bisa dibersihkan sendiri atau memang harus ke dokter THT untuk membersihkan kotoran telinga," terang dia.
Jangka waktu untuk membersihkan telinga adalah 1 kali dalam seminggu.
Jika kotoran telinga sedikit serta memiliki kandungan minyak yang banyak, sehingga konsistensinya lunak dan bisa dilakukan secara mandiri dengan hati-hati.
Sedangkan bila kotoran telinga banyak dan menumpuk sehingga menutup liang telinga maka disarankan membersihkannya 6 bulan sekali di dokter THT-KL
Berbicara tentang kotoran telinga ternyata tidak hanya memiliki dampak negatif, tetapi juga memberikan dampak positif.
Kotoran telinga yang diproduksi sejak manusia lahir ini ternyata bersifat fisiologis.
Sebab, sangat berguna untuk melindungi telinga, seperti mencegah kemasukan benda asing, kemasukan hewan, menjaga kelembaban telinga. Dengan begitu tidak mudah terkena infeksi pada liang telinga.
"Jadi tubuh kita ada mekanisme, kalau kotoran banyak dia akan mengeluarkan sendiri dengan pergerakan rahang dan rambut-rambut di liang telinga," ucap dia.
Rosydiah berpesan kepada masyarakat untuk tidak merasa cemas akan kotoran yang ada di telinga.
"Don’t worry about kotoran telinga. Jadi kotoran telinga itu bukan sesuatu yang menakutkan, kotoran telinga adalah sesuatu yang fisiologis yang banyak fungsinya untuk liang telinga. Kalau jumlahnya banyak bisa periksa ke dokter THT," pungkas dia.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/10/22/110514471/ini-cara-bersihkan-telinga-dengan-benar-ala-dosen-unair