Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Aplikasi Ini Mudahkah Siswa SD Pahami Materi Pelajaran

KOMPAS.com - Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui perantara teknologi membuat siswa kerap lebih sulit memahami pelajaran. Selain tak ada interaksi dengan guru, lingkungan rumah yang tidak kondusif hingga penyajian materi yang kurang menarik menjadi beberapa penyebab.

Bila terjadi berkepanjangan, pembelajaran bisa menjadi tidak efektif. Termasuk berpotensi menimbulkan kejenuhan siswa untuk belajar sehingga dapat menyebabkan kemalasan untuk memahami materi karena kemasan yang membosankan.

Berupaya menghadirkan solusi, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang penggunaan metode belajar tematik yang berbentuk Augmented Reality (AR) menggunakan sistem teknologi virtual untuk menarik minat belajar siswa.

Pin.Ar membuat materi pelajaran lebih menarik

Kemal Hakim Bachmid, salah satu mahasiswa perancang aplikasi mengatakan ia dan tim merancang aplikasi interaktif dan komunikatif yang diberi nama Pin.Ar, merupakan akronim dari Pintar dan Augmented Reality.

“Dalam pengembangannya kami bekerja sama dengan SDN Tegalmulyo, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta pada kelas V,” kata Kemal seperti dilansir dari laman UNY, Jumat (22/10/2021).

Ia berharap, dengan menggunakan media pembelajaran berbasis aplikasi Augmented Reality tersebut, peserta didik dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran, utamanya pembelajaran tematik.

Untuk melihat manfaat penggunaan aplikasi, Pin.Ar lebih dulu digunakan oleh mitra sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap pembelajaran tematik di kelas V SDN Tegalmulyo.

Sebelum menggunakan aplikasi ini, para siswa memiliki tingkat pemahaman materi yang menurun pada saat pembelajaran diselenggarakan secara daring.

Akan tetapi, setelah menggunakan aplikasi ini, hasil data siswa menunjukkan adanya perubahan positif. Siswa juga ditemukan menjadi lebih mudah memahami materi serta pembelajaran dapat lebih interaktif dikarenakan media pembelajaran yang digunakan.

Sementara itu, Khasanah Rahmawati menambahkan, mengatakan tema yang diberikan ialah tentang pembelajaran tematik di sekolah dasar.

“Media pembelajaran ini dapat digunakan kapan saja dan di mana saja dengan tampilan objek gambar 3 Dimensi (3D) yang dapat dilihat secara langsung oleh siswa,” paparnya.

Objek gambar 3D ini, lanjut dia, merupakan salah satu keunggulan aplikasi ini karena dapat melengkapi buku pembelajaran di sekolah yang hanya mencakup gambar 2D.

"Aplikasi ini dapat digunakan pada OS Android minimal 4.4 Kitkat yang bisa digunakan pada telepon pintar ber-RAM rendah," tuturnya.

Faishal Aziz Rahmat, mahasiswa yang juga tergabung dalam tim menjelaskan aplikasi Pin.Ar merupakan aplikasi berbasis Augmented Reality bertipe Marker-Based yang didesain sebagai media pembelajaran tematik kelas V SD.

“Tampilan awal aplikasi ini langsung disuguhi dengan tutorial penggunaan dan penjelasan fitur yang ada di dalamnya” kata Faishal. Fitur yang tersedia ada 4, yakni fitur scan marker, unduh buku marker, buku pedoman penggunaan dan tentang aplikasi (credits). Siswa dapat mengakses materi pembelajaran melalui fitur scan marker yang berbentuk logo “play”.

Setelah siswa menekan tombol play dan scan marker maka akan terlihat materi pembelajaran baik dalam bentuk 3D, video animasi, maupun video lagu sesuai dengan materi yang ada pada marker tersebut.

Siswa kelas V SDN Tegalmulyo Muhammad Teguh Febriansyah merasa senang dengan aplikasi ini karena ada animasinya sehingga lebih menarik. Sedangkan Trusita Claudya Putri mengatakan bahwa aplikasi ini membantunya memahami pembelajaran di sekolah.

“Adanya animasi memudahkan kami mempelajari materi” kata Putri, Guru kelas V SDN Tegalmulyo Suratman.

Tim mahasiswa menbuat Pin.Ar ialah Kemal Hakim Bachmid dan Faishal Aziz Rahmat prodi pendidikan teknik mekatronika, Khasanah Rahmawati dan Nadila Putri prodi PGSD serta Alifah Raihan Nur Hasanah prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/10/22/173451171/aplikasi-ini-mudahkah-siswa-sd-pahami-materi-pelajaran

Terkini Lainnya

Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Edu
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
Edu
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Edu
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Edu
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Edu
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Edu
Buka Peluang Pelajar dan Dosen Kuliah ke Eropa, Pemerintah Gandeng Uni Eropa
Buka Peluang Pelajar dan Dosen Kuliah ke Eropa, Pemerintah Gandeng Uni Eropa
Edu
5 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan dan Bisa Mata Minus, Ada STAN dan STIN
5 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan dan Bisa Mata Minus, Ada STAN dan STIN
Edu
Besok Pengumuman SPMB Jateng 2025, Ini Cara Cek dan Jadwal Daftar Ulang
Besok Pengumuman SPMB Jateng 2025, Ini Cara Cek dan Jadwal Daftar Ulang
Edu
SPMB Jakarta 2025, Pendaftaran Sempat Terkendala karena KJP Tak Aktif
SPMB Jakarta 2025, Pendaftaran Sempat Terkendala karena KJP Tak Aktif
Edu
15 Kampus Terbaik Asia Tenggara 2026, Ada 4 PTN Indonesia
15 Kampus Terbaik Asia Tenggara 2026, Ada 4 PTN Indonesia
Edu
Orangtua Masih Keluhkan Pelaksanaan Sistem Online SPMB DKI Jakarta 2025
Orangtua Masih Keluhkan Pelaksanaan Sistem Online SPMB DKI Jakarta 2025
Edu
Menbud Fadli Zon Harap Lagu Anak-anak Bisa Bantu Cegah 'Bullying'
Menbud Fadli Zon Harap Lagu Anak-anak Bisa Bantu Cegah "Bullying"
Edu
Aliansi Dosen Protes soal Proses Pencairan Tukin, Bingung Isi Laporan Kinerja
Aliansi Dosen Protes soal Proses Pencairan Tukin, Bingung Isi Laporan Kinerja
Edu
UI Satu-satunya Kampus Indonesia yang Masuk 200 Kampus Top Dunia
UI Satu-satunya Kampus Indonesia yang Masuk 200 Kampus Top Dunia
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke