Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berhasil Kembangkan Axolotl, Mahasiswa UB Banjir Tawaran Ekspor

KOMPAS.com - Bagi para pencinta binatang, bisa memelihara hewan yang unik menjadi sebuah ketertarikan tersendiri.

Salah satu hewan unik yang masih jarang dipelihara orang adalah Axolotl. Axolotl atau dibaca aksolotil merupakan salah satu jenis salamander yang berasal dari Meksiko.

Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil mengembangbiakkan Axolotl. Mereka bahkan mendapat tawaran untuk ekspor dari beberapa negara seperti Arab, Malaysia, India dan China

Mahasiswa yang tergabung dalam pengembangan axolotl yakni Daffa Khairan, Brillian Prastica, Muhammad Setiawan Gusmi, Rere Tara Mahameru dan Ali Akbar.

Mahasiswa UB kembangkan Axolotl

Mereka mengembangkan Axolotl agar mampu beradaptasi dan hidup di lingkungan dengan parameter Indonesia. 

Daffa Khairan selaku ketua tim mengatakan, Axolotl memiliki bentuk yang unik. Sekilas seperti naga namun memiliki bentuk wajah tersenyum sehingga sering dikenal juga dengan sebutan 'Smiling Salamander'.

Hewan ini juga digunakan dalam penelitian ilmiah karena mereka memiliki kemampuan unik yaitu mampu meregenerasi hampir seluruh anggota tubuh.

Menurut Daffa, di balik potensi yang menjanjikan tersebut Axolotl sulit hidup di Indonesia karena parameter untuk memijahnya berbeda dari kebanyakan ikan lainnya.

"Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena hewan endemik asal Mexico ini memiiki habitat di danau Xochimilco dengan tinggi 2.240 mdpl sehingga memiliki parameter air yang berbeda terlebih pada suhu air," terang Daffa seperti dikutip dari laman Universitas Brawijaya, Senin (1/11/2021).

Tim Aquaxo dari Universitas Brawijaya ini berhasil untuk membudidayakan hewan endemik ini. Bahkan dalam satu kali produksi dapat menghasilkan ratusan telur.

"Kami memiliki visi untuk dapat melestarikan dan mengembangkan komoditi unik ini dengan menggunakan teknologi yang kami kembangkan yaitu dengan water closed loop chiller system," beber Daffa.

Axolotl yang dikembangkan miliki daya tahan lebih kuat

Axolotl yang dikembangkan tim ini memiliki daya tahan yang lebih kuat. Hal ini disebabkan karena Axolotl sudah berhasil adaptif dengan parameter yang ada di Indonesia sehingga sangat memungkinkan untuk memelihara toothless ini di rumah.

"Selain itu, perawatan yang cukup mudah menjadikan Axolotl pilihan keren untuk memiliki nya diruma," imbuh Daffa.

Dalam proses perawatannya di rumah, Axiotol diletakkan di dalam akuarium kaca menggunakan water chiller yang berfungsi untuk memanipulasi parameter suhu karena Axolotl membutuhkan suhu sekitar 18-20 derajat untuk memijah dan 16-28 derajat untuk rentang hidup.

Pada masa pembesaran perlahan akan dinaikan suhunya agar Axolotl bisa beradaptasi dengan parameter tropis khususnya di Indonesia.

"Dapat dikatakan bahwa Axolotl hasil breeding para mahasiswa UB ini memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan Axolotl di luar karena mampu beradaptasi disuhu tropis bahkan hingga 28 derajat," papar Daffa.

Banjir permintaan Axolotl

Tim ini berharap, mampu memberikan variasi baru pada komoditas ikan hias di Indonesia sekaligus menembus pasar ekspor demi mengangkat potensi perikanan Indonesia.

Daffa menambahkan, sejauh ini permintaan yang diterima tim Aquaxo cukup tinggi baik dari pasar domestik maupun dari luar.

"Dari domestik batch 1 kemarin langsung terjual habis dan profit sampai Rp 9 juta. Dari luar negeri sudah ada permintaan lebih dari 1.000 Axolotl untuk di ekspor," ungkap Daffa.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/11/01/170958871/berhasil-kembangkan-axolotl-mahasiswa-ub-banjir-tawaran-ekspor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke