KOMPAS.com - Kebiasaan membaca mendatangkan banyak manfaat. Oleh karena itu, kebiasaan membaca ini perlu diajarkan kepada anak sejak dini.
Ketika anak sudah terbiasa membaca buku sejak dini, saat beranjak besar tidak akan kesulitan memahami suatu kalimat dalam bacaan. Termasuk buku pelajaran di sekolah.
Kebiasaan membaca ini berkaitan erat dengan minat baca seorang anak. Pendongeng sekaligus pemerhati anak Awam Prakoso mengatakan, membacakan buku untuk anak, bukan sekadar mengajarkan agar anak mengetahui cara membaca beberapa kata atau kalimat. Tetapi juga menumbuhkan minat membaca itu sendiri.
Teknik membaca buku
Tujuan utama membiasakan anak membaca yakni menumbuhkan minat dan kecintaan anak terhadap buku dan cerita. Sehingga tiba fase saat dimana anak mulai belajar membaca, mereka akan lebih mudah memahami dan senang menjalani prosesnya.
Menurut pria yang akrab disapa Kak Awam, terdapat dua teknik dalam membacakan dongeng kepada anak. Pertama, teknik story telling. Teknik story telling yaitu membacakan buku dengan banyak melakukan improvisasi.
"Teknik ini tidak terpaku hanya pada tulisan yang sedang dibaca. Kelebihan dari teknik ini, anak tidak cepat bosan dan resiko terdistraksi minim sekali," ujar Awam seperti dikutip dari laman Paudpedia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Minggu (7/11/2021).
Awam menjelaskan, teknik yang kedua yakni teknik read aloud. Teknik read aloud atau membacakan buku secara nyaring dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap buku dan kegiatan membaca.
Persiapan membaca buku
Awam menerangkan, ada persiapan yang harus dilakukan sebelum membacakan buku, antara lain:
1. Pilih buku yang sesuai dan menarik perhatian anak.
2. Pelajari terlebih dahulu buku yang akan dibacakan.
3. Bacakan buku dengan suara yang dapat didengar oleh anak-anak.
4. Gunakan artikulasi dan intonasi yang jelas.
5. Memilih tempat dan membangun suasana menyenangkan.
"Bangun emosi positif sebelum dan saat membacakan cerita, menjadi sahabat, menunjukan ketertarikan pada minat anak," kata Kak Awam.
Awam menekankan, ada hal penting yang dapat dilakukan saat membacakan buku kepada anak. Orangtua perlu memperlihatkan buku yang akan dibacakan, memilih posisi yang nyaman antara pembaca cerita dan anak.
Selain itu, orangtua perlu memegang buku dengan lentur pada salah satu sisi bahu agar bebas bergerak dan tidak menutupi wajah. Orangtua juga perlu membacakan judul, penulis, illustrator, dan penerbit.
"Jalin kontak mata dengan anak, tunjuk tulisan sambil membacakannya. Gunakan ekspresi, intonasi, dan bahasa tubuh untuk menarik perhatian. Berikan kesempatan anak untuk bertanya atau berkomentar," imbuhnya.
Orangtua juga perlu memberikan respon positif ketika anak memotong cerita yang dibacakan. Setelah selesai membaca, orangtua bisa menyampaikan kesimpulan sederhana dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Pentingnya pra-literasi
Sementara itu, praktisi dan pakar PAUD, Irma Yuliantina menjelaskan, praliterasi merupakan kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksi berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu.
"Praliterasi merupakan tatanan fondasi untuk menguasai kemampuan membaca dan menulis serta berhitung yang menyenangkan," beber Irma.
Kegiatan literasi awal, lanjut Irma, bisa membangun keterampilan bahasa yang kaya kosa kata, ekspresi diri, dan pemahaman. Keterampilan ini membantu anak-anak memahami kata-kata yang dicetak ketika mereka mulai membaca.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/11/07/150403871/orangtua-perhatikan-5-hal-ini-saat-membaca-buku-bersama-anak