Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mahasiswa Itera Gagas Wastewater Reuse Solusi Mencegah Krisis Air

KOMPAS.com - Air merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Seseorang bisa bertahan tanpa makan dalam beberapa hari. Namun kebutuhan terhadap air, bagi manusia menjadi sesuatu yang mutlak.

Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung yaitu Mayandi Daratamia, Rachma Sekar Utami dan Nita Arsela berhasil menuangkan gagasan mereka terkait konsep teknologi wastewater reuse atau pengolahan air limbah dalam rekayasa air berkelanjutan.

Gagas teknologi wastewater reuse

Wastewater reuse merupakan pemanfaatan kembali air buangan dari proses pengolahan limbah untuk berbagai keperluan dan kegiatan.

Konsep ini telah berkembang di berbagai negara di dunia bahkan di negara-negara yang biasanya tidak dianggap memiliki kelangkaan air. Negara Amerika Serikat, Eropa Barat, Australia, dan Singapura merupakan negara-negara yang sedang populer menerapkan konsep ini.

Mayandi Daratamia menerangkan, konsep wastewater reuse penting untuk dikaji karena berkaitan dengan peningkatan kebutuhan air bersih yang tidak sejalan dengan ketersediaan air bersih.

"Apa lagi saat ini sumber air bersih terus mengalami penurunan. Baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya," terang Maydani seperti dikutip dari laman Itera, Minggu (14/11/2021).

Cegah krisis air bersih

Menurut Maydani, IDEP Foundation menyatakan sebagai tujuan para wisatawan, Pulau Bali saat ini sedang mengalami krisis air bersih yang diakibatkan turunnya muka air tanah dan juga air permukaan.

Dia menekankan, kurangnya akses air bersih ini berbanding terbalik dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6 yaitu memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua.

Untuk itu, diperlukan suatu solusi yang dapat mengatasi permasalahan ini dan salah satunya adalah dengan konsep wastewater reuse. Air limbah yang dihasilkan oleh suatu kegiatan, baik itu domestik atau keperluan rumah tangga, dan non-domestik seperti kegiatan industri, perkantoran dan lain-lain.

"Air tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan kembali. Baik untuk digunakan dalam proses produksi industri, hingga sumber air minum, seperti di Singapura," imbuhnya.

Gagasan tiga mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan tersebut mendapat apresiasi dari dosen pengampu mata kuliah Rekayasa Air Berkelanjutan Prodi Teknik Lingkungan Itera, Mutiara Fajar.

Ubah paradigma

Mutiara menambahkan, tantangan lainnya dalam menghadapi permasalah air bersih adalah mengubah paradigma atau persepsi masyarakat terkait konsep wastewater reuse.

Peran akademisi dan peneliti dituntut untuk melakukan penelitian lebih mendalam. Sementara peran mahasiswa sebagai jembatan dalam menginformasikan hal baru kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan menulis gagasan seperti ini.

Selain wastewater reuse, konsep teknologi lain yang dapat digunakan sebagai upaya konservasi air adalah Pemanenan Air Hujan (PAH) atau rain water harvesting.

PAH yaitu proses penampungan air hujan sebagai alternatif sumber air bersih yang dapat digunakan langsung atau dialirkan ke dalam tanah. Selain penampungan air hujan, di beberapa daerah yang memiliki kelembaban tinggi telah dilakukan pemanenan kabut atau fog harvesting.

"Dengan tersalurkannya ide-ide dari mahasiswa, bisa menjadi pembuka jalan bagi kita para akademisi atau pun para praktisi untuk bisa bekerjasama dalam mewujudkan implementasi teknologi rekayasa air berkelanjutan," ungkap Mutiara.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/11/14/213353071/mahasiswa-itera-gagas-wastewater-reuse-solusi-mencegah-krisis-air

Terkini Lainnya

Kamera di Behel Gigi Lolos saat UTBK, Panitia: Tak Terdeteksi Metal Detector

Kamera di Behel Gigi Lolos saat UTBK, Panitia: Tak Terdeteksi Metal Detector

Edu
Lahirkan Pemimpin Muda untuk Kelola Alam, BEKAL Pemimpin 4.0 Gelar Kelulusan

Lahirkan Pemimpin Muda untuk Kelola Alam, BEKAL Pemimpin 4.0 Gelar Kelulusan

Edu
UM Mulai Pembangunan Gedung Poliklinik, Dukung Layanan Kesehatan Kampus dan Masyarakat

UM Mulai Pembangunan Gedung Poliklinik, Dukung Layanan Kesehatan Kampus dan Masyarakat

Edu
Kecurangan UTBK SNBT 2025, Pelaku Bisa Dipidana jika Terbukti

Kecurangan UTBK SNBT 2025, Pelaku Bisa Dipidana jika Terbukti

Edu
Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Panitia SNPMB Tegaskan akan Diskulifikasi jika Peserta UTBK Terbukti Curang

Edu
Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Modus Kecurangan Baru UBTK SNBT 2025: Peserta Pasang Kamera di Behel Gigi

Edu
Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Viral Dugaan Kebocoran Soal UTBK 2025, Ketua SNPMB: Itu Tak Akan Terjadi

Edu
Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Viral Dugaan Kecurangan UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB: Itu Ada Saja, Kami Investigasi

Edu
Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Viral Kebocoran Soal UTBK SNBT 2025, Ketua SNPMB Buka Suara

Edu
6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

6 Modus Kecurangan Siswa di UTBK SNBT 2025, Ada Kamera di Behel Gigi

Edu
Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Menarik Ditiru, 7 Cara SMA Al-Azhar Gelar Pensi di Mal dan Hadirkan Sheila on 7

Edu
Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Survei KPK Ungkap Praktik Menyontek Pelajar dan Kedisiplinan Guru-Dosen, Ini Hasilnya

Edu
Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Cegah Kecurangan UTBK 2025, Unair Wajibkan Peserta Pakai Sandal

Edu
2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

2 Hari UTBK SNBT 2025 Digelar, Ada 14 Kasus Kecurangan Ditemukan

Edu
Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Perluas Pendidikan Diaspora, LSPR Institute dan Kyungwoon University Jalin Kolaborasi

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke