KOMPAS.com- Bantuan kuota data internet bagi siswa, mahasiswa, guru dan dosen dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) kembali disalurkan.
Meski sebagian perguruan tinggi sudah mengadakan kuliah tatap muka terbatas namun bagi universitas yang belum bisa melaksanakan kuliah tatap muka, bantuan ini sangat membantu.
Seperti yang dirasakan dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Klaten Rahmi Nurhaini. Dia mengatakan, sudah mendapatkan bantuan kuota data internet sebesar 15 gigabyte untuk bulan November 2021.
Bahkan bantuan kuota data internet dari Kemendikbud Ristek sudah ia peroleh sejak tahun 2020.
Peroleh bantuan kuoa data internet sejak 2020
Dosen yang akrab disapa Ami ini mengaku, cukup terbantu dengan adanya bantuan kuota data internet dari Kemendikbud Ristek ini.
Pasalnya Stikes Muhammadiyah Klaten belum bisa mengadakan kuliah tatap muka. Sehingga perkuliahan masih dilakukan full secara daring.
"Belum kuliah tatap muka. Karena ada syarat perkuliahan tatap myuka harus mendapatkan persetujuan dari Kopertis terkait keamanan di daerah. Protokol kesehatan yang diterapkan seperti apa, jika ada temuan kasus positif langkahnya seperti apa penanganannya. Sejauh ini Stikes sudah disurvei tapi belum turun untuk izin PTM-nya," ungkap Ami kepada Kompas.com, Senin (14/11/2021).
Dosen Farmasi ini mengaku, karena masih menjalankan perkuliahan full daring, dia sangat terbantu dengan adanya bantuan kuota data internet ini.
Namun karena bantuan kuota data internet yang diberikan sesuai provider yang digunakan penerima, Ami tidak bisa menggunakan bantuan tersebut secara optimal. Pasalnya sinyal provider yang ia pakai tidak terlalu bagus ketika digunakan di rumahnya.
Padahal selama mengajar secara daring, Ami kadang memberikan materi ketika berada di rumah atau bisa juga di kampus. Saat berada di rumah, Ami terpaksa menggunakan internet dari provider lain yang dibeli secara mandiri.
"Dari bantuan kuota data internet sebesar 15 GB biasanya masih sisa. Karena terkadang kuotanya justru tidak terpakai karena susah sinyal saat berada di rumah. Biasanya kami menggunakan Zoom atau Google Class Room saat melakukan kuliah daring," imbuh Ami.
Bantuan kuota data internet harus tepat sasaran
Ami berharap, kedepan bantuan kuota data internet ini bisa tepat sasaran. Karena sepengetahuannya, masih ada mahasiswa atau dosen yang tidak mendapat bantuan ini. Selain itu, besaran bantuan kuota internet lebih baik diberikan sewajarnya saja.
"Akhir tahun 2020 pernah dapat 50 GB setiap bulan dan tidak habis terpakai. Kemudian dapat bantuan lagi sebesar 50 GB. Jadi lebih baik besaran kuota yang diberikan sewajarnya saja," tandas Ami.
Ami tak menampik, ada dosen yang tidak mendapatkan bantuan ini karena tidak paham prosedur pendaftaran dan tidak dibantu oleh operator di sekolah maupun perguruan tinggi. Kebanyakan dosen yang tidak menerima bantuan kuota data internet dari Kemendikbud Ristek merupakan dosen yang berusia di atas 50 tahun.
Sehingga nomornya tidak terdaftar sebagai penerima bantuan kuota data internet dari Kemendikbud Ristek. Kebanyakan dosen yang tidak menerima .
"Selain itu belum semua provider belum bisa di-cover program bantuan kuota data internet Kemendikbud. Sehingga jika providernya tidak sesuai daftar dari Kemendikbud ya berarti tidak dapat bantuan," ungkap Ami.
Kemendikbud Ristek kembali menyalurkan bantuan kuota data internet kepada 21,29 juta pendidik dan peserta didik. Bantuan kuota data internet ini diharapkan bisa menjadi jembatan sebelum proses belajar tatap muka berjalan sepenuhnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/11/15/194500571/susah-sinyal-bantuan-kuota-internet-gratis-tak-bisa-digunakan-optimal