KOMPAS.com - Beberapa hari lalu terjadi erupsi Gunung Semeru. Bahkan Gunung Merapi juga masih sering terjadi guguran lava. Tak hanya itu saja, gempa bumi juga sering terjadi.
Hal ini tidak mengejutkan mengingat negara kita terletak di jalur Ring of Fire atau cincin api Pasifik.
Yaitu jalur di sepanjang samudera Pasifik yang ditandai oleh gunung berapi aktif dan seringnya terjadi gempa bumi. Karena letak geografis ini maka di Indonesia banyak terdapat gunung berapi.
Untuk mengantisipasi atau mengurangi risiko dari bencana alam, diperlukan hal yang bernama mitigasi bencana. Sebelumnya apakah siswa SMP sudah pernah mendengar tentang apa itu mitigasi bencana?
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana.
Baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana, baik yang disebabkan oleh erupsi gunung berapi juga gempa bumi.
Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, siswa SMP harus paham pentingnya mitigasi bencana alam, khususnya gunung berapi dan gempa bumi.
Mitigasi bencana gunung berapi
Ada sedikitnya kurang lebih 500 buah gunung berapi yang tersebar di Indonesia, sekitar 126 di antaranya adalah gunung berapi aktif dan 7 dari gunung aktif tersebut seringkali meletus.
Oleh karenanya, penting untuk siswa SMP mengetahui bagaimana melakukan mitigasi bencana alam gunung berapi.
Ketahuilah ciri-ciri gunung berapi yang akan terjadi erupsi. Pada umumnya, ciri-ciri yang terlihat antara lain:
Jika sudah ada tanda-tanda akan terjadi erupsi, langkah selanjutnya adalah:
Ketika terjadi letusan, berlindunglah di shelter perlindungan. Tetap mengikuti arahan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta siapkan masker dan kacamata untuk melindungi diri dari debu vulkanik.
Mitigasi gempa bumi
Sedangkan bencana gempa bumi biasanya disertai dengan bencana lainnya. Contohnya seperti tsunami jika gempa terjadi di dekat pantai, tanah longsor jika gempa terjadi di daerah tebing, dan juga robohnya bendungan jika gempa terjadi di sekitar bendungan air.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika gempa bumi terjadi. Jika gempa terjadi saat berada di dalam ruangan, segera cari tempat berlindung yang kuat seperti di bawah meja atau kasur.
Namun bila tidak ada tempat berlindung, gunakan bantal atau benda lain untuk melindungi kepala dari benturan. Waspada akan atap atau benda yang runtuh akibat gempa.
Apabila gempa bumi terjadi ketika sedang di luar ruangan, hal yang harus dilakukan adalah tetap berada di ruang terbuka dan menjauhi benda-benda yang berpotensi runtuh seperti gedung, pohon, rumah, tiang listrik, papan reklame, dan sebagainya.
Selain itu, hindari area pantai dan larilah ke dataran tinggi jika gempa terjadi di sekitar pesisir karena berpotensi menimbulkan tsunami. Bila gempa terjadi di kawasan tebing, carilah tempat yang jauh dari tebing karena berisiko terjadi tanah longsor.
Setelah gempa selesai, hal yang perlu dilakukan adalah menuju titik evakuasi. Jangan memasuki bangunan setelah gempa. Karena ada kemungkinan bangunan tersebut dapat runtuh.
Jadi, bencana bisa datang kapan saja tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Oleh karena itu, Kita harus siap kapan pun dan dimanapun berada. Hal yang terpenting adalah tetap mengikuti arahan dari petugas yang berwenang.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/12/09/091153171/siswa-smp-ini-lho-pentingnya-mitigasi-bencana-alam