Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Atasi 3 Isu Urban, UNDP dan Ecoxyztem Gelar "Urban Innovation Challenge"

KOMPAS.com - Ecoxyztem dengan UNDP Accelerator Labs berkolaborasi menggelar kegiatan "Urban Innovation Challenge", program pengembangan kapasitas untuk mengatasi masalah pembangunan.

Kegiatan yang berlangsung sejak Oktober 2021 ditutup pada puncak acara Demo Day pada hari Kamis (16/11/2021) dan berhasil menyaring 12 komunitas/organisasi akar rumput dari 127 aplikasi yang masuk dari berbagai kota di Indonesia.

Isu dan permasalahan urban yang diangkat berfokus pada tiga tema yakni; (1) Kota Pintar atau Smart City, (2) Pengelolaan Sampah, dan (3) UMKM dan Digitalisasi.

“Inovasi-inovasi sosial yang diciptakan oleh para komunitas di Indonesia masih belum banyak dikenal masyarakat dan seringkali terabaikan. Padahal banyak sekali produk-produk yang bernilai dan mampu bersaing di pasar Indonesia," ujar Prof. Ahmad Najib Burhani - Institute of Social Sciences and Humanities (ISSH), BRIN dalam sambutan acara.

"Diharapkan dengan adanya acara UIC ini, inovasi-inovasi sosial dari masyarakat dapat lebih dikenal dan dapat saling melengkapi dalam kehidupan bermasyarakat," tambah Prof. Ahmad.

Dalam kesempatan sama, Sophie Kemkhadze, Deputy Resident Representative, UNDP Indonesia menyampaikan, kota-kota di Indonesia memiliki kapasitas untuk mendorong pertumbuhan inklusif dan keberlanjutan serta menjadi alat untuk meningkatkan kohesi dan kesetaraan sosial.

"Urban Innovation Challenge adalah upaya kami untuk mendorong inovasi akar rumput dan memfasilitasi kolaborasi antara masyarakat dan inovator untuk lebih memajukan pembangunan perkotaan menuju pencapaian SDGs," jelas Sophie.

Sebanyak 11 komunitas/organisasi terlibat dalam gelaran ini yakni Urban Lotus, Fokkalis, Millennials Farmer (Milfa), Gotiz, CEGAS Studio, Sayur Sleman, Layar UMKM, Aliansi Kuliner Indonesia (KUL-IND), AIUEO Kreasi Energi, HAKLI, dan Blue Lens Initiative.

Selama kurang lebih 1 bulan, mereka menerima dukungan berupa workshop dan mentorship yang intensif dari para mentor dan narasumber yang memiliki latar belakang keahlian dalam tiga topik utama Urban Innovation Challenge.

Para mentor dan narasumber berasal dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yayasan Kota Kita, Rame Rame Jakarta, Design Ethnography Lab. (DE:Lab), Resilience Development Initiative (RDI), Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), Kopernik, dan Jabar Digital Service.

Membangun kolaborasi

Pada Demo Day yang dilaksanakan secara hybrid terpilih tiga solusi terbaik yang akan mendapatkan kesempatan mengikuti program pengembangan kapasitas dan pendanaan eksperimentasi dari UNDP Accelerator Labs & Partners.

Mereka adalah:

  • Forum Kolaborasi Komunitas Peduli Sampah (Fokkalis)
  • Center of Geomatics Application for Sustainable Development (Cegas Studio) 
  • Sayur Sleman

Inovasi “Sayur Sleman” terpilih karena dinilai memiliki solusi program sayur online dan sedekah sayur untuk memberdayakan para petani, pedagang sayur, dan UMKM.

“Saya lebih banyak belajar tentang proses disini karena kita dibimbing sejak awal dari pengumuman finalis, bootcamp, hingga Demo Day. Mentor-mentornya juga sangat berpengalaman dalam memberikan ilmu yang applicable untuk diterapkan di lapangan dan di masyarakat," ungkap Janu Muhammad, Founder Sayur Sleman.

Jonathan Davy, CEO Ecoxyztem mengungkapkan, pihaknya bangga dapat ikut menjadi saksi dari bertumbuhnya inovasi-inovasi akar rumput untuk menciptakan kota yang berketahanan.

"Ecoxyztem akan terus selalu terbuka untuk berkolaborasi sekaligus berkontribusi dengan semua badan baik pemerintah, nonpemerintah, startup, maupun komunitas grassroot, karena itu sudah menjadi DNA Venture Builder kami untuk mendorong pertumbuhan solusi berkelanjutan ditengah masyarakat,” tutup Jonathan Davy.

https://edukasi.kompas.com/read/2021/12/17/162151371/atasi-3-isu-urban-undp-dan-ecoxyztem-gelar-urban-innovation-challenge

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke