KOMPAS.com - Jajanan anak yang dijual bebas di jalanan perlu diwaspadai. Sebab, dikhawatirkan mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Apalagi disajikan dengan kurang higienis.
Bagi siswa SD perlu berhati-hati dengan makanan atau minuman yang dikonsumsi. Sebab, ada beberapa bahan berbahaya yang perlu kita waspadai seperti makanan/minuman yang mengandung pengawet dan pewarna.
Melansir akun resmi Instagram Direktorat SD Kemendikbud Ristek, Kamis (16/12/2021), berikut penjelasannya yang harus dipahami orang tua dan siswa.
Tentu makanan dan minuman yang mengandung pewarna buatan maupun bahan pengawet makanan jika terus-menerus dikonsumsi dalam jangka panjang, kandungan zat berbahaya tersebut dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu waspada terhadap bahaya jajanan anak sekolah yang dijual secara bebas.
Bahan makanan berbahaya
Berikut beberapa kandungan bahan berbahaya dalam jajanan anak sekolah yang sering ditemukan, yaitu:
1. Boraks
Boraks (sodium tetraborat) merupakan bubuk putih yang menyerupai garam dan tidak memiliki rasa. Umumnya, boraks digunakan sebagai bahan untuk membuat detergen, pestisida, dan pupuk. Namun, bahan ini sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan dan untuk melunakkan daging.
Jila dikonsumsi terus-menerus, jajanan anak sekolah yang mengandung boraks dapat menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Bahkan, bila dikonsumsi secara berlebihan, anak bisa muntah, diare, hingga syok yang bisa mengancam nyawanya.
2. Formalin
Bahan formalin juga kerap ditemukan sebagai pengawet jajanan anak sekolah. Dalam jangka panjang, jajanan anak sekolah yang mengandung formalin, dapat merusak sistem pencernaan, meningkatkan risiko gagal ginjal, dan memicu kanker.
3. Rhodamin B
Sementara Rhodamin B merupakan zat pewarna kimia yang biasa digunakan untuk kertas, tekstil, kayu, sabun, dan emas.
Bila anak terus-menerus mengonsumsi jajanan anak sekolah dengan kandungan rhodamin B, maka dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi hati dan kanker hati.
4. Kuning metanil
Bahan kuning metanil umumnya digunakan untuk pewarna tekstil, kertas, dan cat. Konsumsi makanan dengan kandungan kuning metanil dalam jangka panjang, dapat memicu penurunan tekanan darah dan kanker.
Kebanyakan orang tua meragukan kebersihan dan keamanan jajanan anak sekolah. Para pedagang sering kali menggunakan bahan-bahan yang menggunakan pengawet dan pewarna membuat orang tua khawatir terhadap kesehatan anak di sekolah.
Lantas, apa bahaya dari makanan dan minuman yang mengandung pengawet dan pewarna?
Pengawet
Penggunaan bahan pengawet dapat membahayakan kesehatan ginjal. Ginjal yang baik akan menyaring zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan membuang zat yang lainnya sebagai siswa metabolisme tubuh.
Namun jika ginjal mengalami kegagalan, maka zat-zat yang tidak dibutuhkan akan menumpuk di dalam jantung dan menjadi racun yang akan mengganggu kesehatan tubuh.
Pewarna
Pewarna buatan atau sintesis tidak baik dikonsumsi bagi kesehatan tubuh kita.
Jika digunakan dengan berlebihan dan secara terus-menerus, maka pewarna buatan ini akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga dapat merusak fungsi organ tubuh terutama pada hati dan ginjal.
Bahkan dapat memicu perkembangan dari sel kanker.
Maka, untuk mencegah bahan dari berbagai bahan kimia dalam makanan dan minuman, akan lebih baik jika orangtua membawakan bekal pada anaknya dari rumah. Selain terjaga kesehatannya, juga dapat menghemat uang jajan.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/12/18/060700971/orangtua-waspada-4-bahan-berbahaya-di-jajanan-anak