KOMPAS.com - Sebagai seorang siswa, pelajaran di sekolah sering kali tentang pengamatan hal-hal di sekitar.
Misalnya proses terbentuknya pelangi hingga penyebab hujan turun. Salah satu hal yang biasa dilihat dalam kehidupan sehari-hari adalah awan di langit.
Tahukah kamu bahwa awan memiliki beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda-beda. Merangkum dari laman Ruang Guru, Sabtu (18/12/2021), menerangkan serba-serbi tentang awan di langit dan bagaimana proses terbentuknya.
Awan merupakan sekumpulan uap air yang kemudian mengembun di atmosfer. Bisa dalam bentuk tetesan air ataupun kristal es.
Proses terbentuknya awan
Secara sederhana, terbentuknya awan bermula dari sekumpulan uap air yang dipanaskan matahari. Kemudian, uap naik ke permukaan udara. Seperti saat naik gunung, semakin tinggi seseorang naik, maka akan semakin dingin udaranya. Demikian juga dengan uap yang membentuk awan.
Suhu yang dingin juga tidak bisa menampung uap air terlalu banyak. Hingga kemudian uap tadi mengembun menjadi tetesan-tetesan kecil atau kristal es.
Mengenal jenis awan dari Luke Howard
Ilmuwan yang meneliti awan adalah Luke Howard. Dia bahkan dikenal sebagai 'Bapak Awan'. Howard merupakan seorang ahli kimia kelahiran Inggris tahun 1772. Meskipun secara pekerjaan, Howard merupakan seorang ahli kimia, namun kecintaannya pada langit membuatnya menjadi seorang meteorolog amatir berpengaruh di dunia.
Khususnya pada studi tentang awan. Pada tahun 1802, Howard berhasil mengklasifikasi 3 bentuk dasar awan dan kombinasinya. Ketiga bentuk dasar awan itu adalah Cirrus, Cumulus, dan Stratus.
Cirrus merupakan awan dengan bentuk seperti rambut atau serat. Cumulus merupakan awan dengan bentuk seperti gumpalan atau timbunan menumpuk. Sedangkan Stratus adalah bentuk awan seperti lapisan layar atau lembaran. Yuk simak bersama informasi mengenai jenis awan dan karakteristik yang ditemuka Luke Howard.
Awan Cirrocumulus
Awan ini terus berubah sepanjang waktu. Dari ketiga dasar tadi terjadilah beberapa kombinasi bentuk awan. Ada perpaduan antara Cirrus dan Cumulus bernama Cirrocumulus yakni awan berbentuk serat saling menumpuk. Awan jenis ini berbentuk seperti sekumpulan ombak air putus-putus. Awan ini terbuat dari kristal es sehingga tetes airnya akan terasa dingin.
Awan Cirrostratus
Awan Cirrostratus merupakan perpaduan awan Cirrus dan stratus. Jadi, awan ini terbentuk dari awan Cirrus yang halus. Kemudian bersatu dan membentuk lembaran. Biasanya, awan ini sangat luas ukurannya dan sulit untuk diidentifikasi karena terlalu tipis. Awan ini biasanya menandakan akan datang hujan saat terjadi cuaca panas.
Awan Stratocumulus
Awan Stratocumulus merupakan perpaduan antara awan Cumulus dan Stratus. Awan ini terbentuk dari sekumpulan awan cumulus yang bersatu dan kemudian menyebar membentuk lapisan seperti selimut yang bertumpuk. Awan ini biasanya tidak menimbulkan hujan.
Awan Nimbus
Perpaduan kombinasi antara awan stratus, cumulus, dan cirrus yang bernama awan nimbus. Awan ini biasanya membawa hujan, berwarna abu-abu gelap, teksturnya tebal dan merata. Awan ini biasanya menutup sinar matahari secara luas dan menimbulkan suasana mendung.
Awan Cumulonimbus
Awan Cumulonimbus bentuknya cukup besar dan menjulang tinggi seperti pohon. Cumulonimbus memiliki warna putih, hingga abu-abu sangat gelap dan membawa muatan air atau kristal es cukup banyak. Awan ini juga merupakan awan pertanda hujan lebat. Awan ini biasanya juga menandakan akan terjadi hujan badai disertai petir.
Awan Altocumulus
Awan Altocumulus berbentuk seperti bola-bola salju yang menyebar di langit. Terkadang awan ini bentuknya teratur dan lucu. Namun awan ini biasanya merupakan pertanda badai petir. Awan jenis ini biasanya ditemukan di ketinggian yang cukup rendah.
Awan Altostratus
Awan Altostratus memiliki bentuk seperti lembaran tipis, dan terkadang membentuk sebuah jalur unik. Awan ini biasanya berwarna putih sampai abu-abu, namun terkadang masih dapat ditembus sinar matahari dan biasanya membawa hujan yang ringan.
Itulah jenis awan yang biasa dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Ketika berada di jalan dan melihat langit, bisa sekaligus belajar untuk mengenal jenis-jenis awan lho.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/12/19/093500771/siswa-yuk-belajar-jenis-awan-dan-karakteristiknya