KOMPAS.com - Hampir dua tahun masyarakat Indonesia hidup berdampingan dengan adanya Covid-19.
Disaat angka kasus positif Covid-19 di Indonesia cenderung melandai, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi masuknya Covid-19 varian Omicron belum lama ini.
Di masa yang akan datang tidak menutup kemungkinan terjadi ancaman serangan gelombang ketiga Covid-19 seperti yang terjadi beberapa bulan silam.
Untuk mencegah ancaman tersebut, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berinisiatif membentuk Desa Tangguh Bencana Covid-19.
Bantu memetakan sebaran Covid-19
Mahasiswa yang tergabung dalam tim Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Pendidikan Geografi ini menjadikan Desa Simo, Simo, Boyolali, Jawa Tengah sebagai Desa Tangguh Bencana.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga bulan sejak September hingga November 2021, tim Hibah MBKM Pendidikan Geografi membantu memetakan wilayah sebaran Covid-19 di desa tersebut.
Koordinator tim Hibah MBKM, Aida Nur Azqiya mengatakan, desa Simo dipilih sebagai Desa Tangguh Bencana Covid-19 karena merupakan desa pertama di Kabupaten Boyolali yang terdampak gelombang dua Covid-19 pada rentang Juli hingga Agustus 2021 lalu.
Menurut dia, berbagai cara telah dilalui pemerintah desa setempat untuk menangani pandemi termasuk pemberian vaksinasi bekerja sama dengan TNI/Polri sehingga kasus Covid-19 terkendali hingga akhirnya desa Simo kembali menjadi zona hijau.
Tidak ingin mengalami hal yang sama, desa Simo terus berbenah dibantu tim Hibah MBKM UNS.
"Sejumlah kegiatan telah kami lakukan. Kami melakukan pemetaan sebaran Covid-19 yang sebelumnya pernah melanda. Proses pembuatan peta tersebut dilakukan dengan cara plotting lokasi yang terdiri atas batas dusun, tempat, fasilitas umum, serta data penduduk," kata Aida Nur Azqiya seperti dikutip dari laman UNS, Minggu (19/12/2021).
Program ini bisa dilakukan secara berkelanjutan
Setelah diolah, tim Hibah MBKM menghasilkan beberapa peta meliputi peta administrasi desa Simo, peta kepadatan penduduk, peta sebaran Covid-19, peta risiko Covid-19, peta ancaman Covid-19, peta kapasitas Covid-19.
Serta peta kerentanan Covid-19. Peta tersebut dapat digunakan sebagai acuan pemerintah desa dalam melakukan pencegahan serta penanganan Covid-19 ke depannya. Aida Nur Azqiya berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada desa Simo atas kerja samanya dalam seluruh rangkaian kegiatan. Semoga kerja sama ini dapat terus berlanjut ke depannya," ujar Aida.
Berdayakan Karang Taruna jadi relawan Covid-19
Aida mengungkapkan, selain melakukan pemetaan, tim Hibah MBKM Pendidikan Geografi UNS juga melakukan pembentukan relawan Covid-19 dari kalangan Karang Taruna Desa Simo.
Pembentukan Desa Tangguh Bencana merupakan salah satu kegiatan inti dari tim hibah MBKM Desa Simo dengan melakukan sosialisasi tentang mitigasi Covid-19 dan penyuluhan tentang Desa Tangguh Bencana Covid-19 dengan menghadirkan pembicara utama dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Boyolali.
Tidak hanya melakukan pemetaan wilayah Covid-19, tim Hibah MBKM di bawah binaan Rita Noviani dan Pipit Wijayanti juga melakukan pelatihan Serambi Tani kepada masyarakat desa Simo.
Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat desa Simo dapat memiliki kekuatan ekonomi sebagai bekal menghadapi bencana alam maupun non-alam.
Kegiatan yang menyasar ibu-ibu program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) desa Simo ini diisi dengan pelatihan cara menanam bibit tanaman melalui media tanam polybag.
Bibit yang ditanam bermacam-macam di antaranya terong, cabai, dan tomat. Ketiga bibit tersebut dipilih karena disesuaikan dengan topografi dan jenis tanah desa Simo.
Para ibu PKK juga diajari cara membuat Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan limbah rumah tangga. Limbah yang dapat dimanfaatkan untuk membuat POC meliputi sisa sayuran, sisa buah-buahan, air bekas cucian beras, dan cairan mikroba. Bahan-bahan tersebut harus difermentasi terlebih dahulu untuk menjadi POC.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/12/19/162155071/mahasiswa-uns-bentuk-desa-tangguh-bencana-covid-19-di-boyolali