KOMPAS.com - Saat ini Indonesia masih mengandalkan bakar bakar berbahan fosil untuk keperluan aktivitas keseharian. Namun jika terus digunakan, tentu bahan bakar berbahan fosil makin terbatas.
Sehingga sudah saatnya Indonesia memikirkan sumber energi terbarukan untuk bahan bakar alternatif di masa yang akan datang.
Tim mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil membuat inovasi dalam pembuatan bahan bakar ramah lingkungan dari minyak jelantah.
Minyak jelantah jadi bahan bakar ramah lingkungan
Rohman bersama tim Gelatah mengusung ide cemerlang itu dan berhasil meraih juara II Youth Sharia Sociopreneurship Competition (YSSC) 2021.
Tim Gelatah ini terdiri atas Abdul Rohman, Vita Amaiya H, Pradayan Adli, Zafirah Haezah Hazrati Muftin, dan Nina Valerina.
Tim ini menggagas ide untuk memproduksi sumber energi terbarukan yang berasal dari minyak jelantah.
Dalam praktiknya, tim mengajak masyarakat untuk berkontribusi menjaga bumi dengan menggunakan produk yang ramah lingkungan
"Kami ingin membantu masyarakat untuk tidak selalu bergantung pada sumber daya alam yang tidak terbarukan," kata Rohman seperti dikutip dari laman Unair, Jumat (31/12/2021).
Cocok digunakan untuk rumah tangga
Inovasi ini juga menjadi suatu pemikiran bisnis yang inovatif namun tetap mengedepankan kelestarian makhluk hidup di bumi.
Dalam ide bisnis mereka, minyak jelantah diolah menjadi bahan bakar yang dapat digunakan untuk memanaskan makanan. Menurut Abdul, bahan bakar ini cocok digunakan bagi keperluan rumah tangga, bisnis makanan dan minuman. Bahkan untuk kegiatan di luar ruangan seperti para pecinta alam.
"Tidak melulu tentang uang, bisnis kami juga menguntungkan bagi masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kondisi lingkungan yang jauh lebih baik," ungkap Abdul.
Berkomitmen ciptakan alternatif bahan bakar murah
Mahasiswa Akuntansi angkatan 2020 itu menuturkan mereka berkomitmen untuk membuat alternatif bahan bakar yang tidak hanya murah, namun juga ramah lingkungan.
Berbekal ilmu syariah dan pengalaman di bidang bisnis syariah, tim dapat lebih mudah dalam menjelaskan fiqih muamalah dari bisnis yang dibuat.
"Tidak ada kata menyerah dalam kamus kami. Meskipun sempat dibingungkan serta terguncang saat babak final, namun Alhamdulillah atas izin Allah kami mendapatkan juara 2 Nasional YSSC," imbuhnya.
Ke depannya, ide bisnis tim Gelatah akan diinkubasi dan lebih disempurnakan lagi. Inkubator Universitas Airlangga dan BPBRIN Unair sangat mendukung untuk segera merealisasikan ide usaha tersebut.
Harapannya usaha ini akan memberikan kebermanfaatan kepada bumi, masyarakat, dan negara.
"Saat ini bisnisnya sudah sampai tahap produksi melalui laboratorium yang disediakan oleh Inkubator Unair," pungkas Abdul.
https://edukasi.kompas.com/read/2021/12/31/163700171/tim-unair-bikin-bahan-bakar-ramah-lingkungan-gunakan-minyak-ini