KOMPAS.com - Di masa pergantian musim, Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang perlu di waspadai.
Pasalnya, kondisi rumah dan lingkungan serta datangnya musim penghujan mempengaruhi populasi nyamuk Aedes aegypti yang berisiko menularkan penyakit DBD.
Guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan penularan penyakit bersumber nyamuk Aedes aegypti hingga cara pengendaliannya di masa pandemi, delapan mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyelenggarakan program “Kenali Nyamuk”.
Program Kenali Nyamuk untuk pertama kali digelar di Kelurahan Pamoyanan, Bogor Selatan, khususnya di RW 09 telah terjadi sebanyak 5 kasus DBD dalam sebulan terakhir.
“Kasusnya baru, ada 5 orang yang kena DBD, awalnya dari rumah 1 ke rumah 2 jaraknya (kasus) sebulan, terus kena rumah kontrakan, selang 2 minggu tetangga saya (paman dan ponakan) kena DBD masuk rumah sakit, tapi sekarang sudah sembuh,” ucap Lilis selaku Kader RW dalam siaran pers FKM UI.
Situasi Kota Bogor yang sering hujan memang menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangbiakkan nyamuk sehingga dapat meningkatkan populasi nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk Aedes aegypti menyukai genangan air bersih, air hujan yang tergenang berisiko menjadi tempat perindukan bagi nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti diketahui dapat menularkan virus dengue yang mengakibatkan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue).
Karena itulah, program Kenali Nyamuk mendorong partisipasi masyarakat di kawasan Bogor untuk memperbaiki serta menjaga kondisi lingkungan setempat sehingga masyarakat mampu mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan, terutama mengenai perindukan nyamuk.
Program berhasil dilaksanakan secara campuran (hybrid) baik daring melalui WhatsApp group maupun luring melalui observasi dan intervensi lapangan.
Tim mahasiswi mengungkap, kegiatan intervensi Kenali Nyamuk memengaruhi pengetahuan masyarakat, dibuktikan dengan hasil pre dan post test yang mengalami peningkatan sebesar 13,5 persen.
Program Kenali Nyamuk pun mendapatkan sambutan baik dan antusiasme yang tinggi saat pelaksanaan program, seperti banyaknya masyarakat yang merespon dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik yang positif.
“Terima kasih sekali ilmunya ya, sangat bermanfaat, terutama untuk mencegah adanya kasus DBD di sekitar kita," tutur Fitri, salah satu penduduk.
Tim mahasiswa yang menggagas program ini terdiri dari Margaretta Ulina, Lulu Fajria, Gitri Syamil, Aisyah Raisa, Feby An’nisa, Kurnia Adelia, Mida Arafina dan Sinta Ainun dengan pendampingan Ema Hermawati sebagai Ketua Program Studi Kesehatan Lingkungan UI.
Tim berharap semakin banyak warga sekitar yang mengetahui dan paham mengenai nyamuk penyebab DBD termasuk pencegahan dan pengendaliannya, sesuai dengan program yang disampaikan melalui video animasi Kenali Nyamuk.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/01/03/191734871/program-kenali-nyamuk-cara-mahasiswa-bantu-masyarakat-cegah-dbd