KOMPAS.com - Belajar sejarah bangsa Indonesia tentu tak ada habisnya. Apalagi berbicara mengenai Kerajaan Mataram Kuna. Berbagai penelitian telah dilakukan.
Seperti dilansir dari laman Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kemendikbud Ristek, ada hasil penelitian mengenai pusat Kerajaan Mataram Kuno dan Kawasan Lereng Timur Merapi 2018.
Bagi siswa sekolah yang sedang belajar sejarah Kerajaan Mataram Kuno, ini penjelasan berikut letaknya.
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno sudah cukup lama diketahui oleh masyarakat umum. Demikian juga wilayah kekuasaannya meliputi seluruh wilayah Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagian wilayah Provinsi Jawa Timur.
Sejarah kerajaan Mataram kuno
Kerajaan ini berkuasa antara abad VIII hingga X M dan diduga berpusat di poros Kedu-Prambanan. Hal ini didasarkan pada banyaknya tinggalan bangunan-bangunan monumental berupa candi-candi yang sangat megah di kawasan itu.
Poros Kedu-Prambanan adalah daerah antara wilayah Kabupaten Magelang khususnya sekitar Borobudur, dan Kabupaten Sleman khususnya sekitar Prambanan.
Di kawasan Kedu terdapat Candi Borobudur, Mendut, Pawon, Ngawen, dan masih banyak candi-candi lain di sekelilingnya.
Sedangkan di kawasan Prambanan terdapat Candi Prambanan (Lorojonggrang), Sewu, Plaosan, Sari, Kalasan, Sambisari, Kedulan dan candi-candi lainnya.
Banyaknya tinggalan candi-candi besar dan megah itu menunjukkan indikasi adanya kota besar pada masa itu. Paling tidak dengan banyaknya bangunan keagamaan tentu di sekitarnya terdapat komunitas yang menggunakan bangunan itu sebagai sarana ibadahnya.
Sedangkan poros Kedu-Prambanan secara geografis berada di lereng barat dan selatan Gunung Merapi. Banyaknya tinggalan arkeologis di lereng barat dan selatan Gunung Merapi menunjukkan bahwa gunung itu kemungkinan sebagai pusat magis Kerajaan Mataram Kuno, sebagaimana Gunung Meru di India yang merupakan pusat magis kerajaan-kerajaan di India.
Jika Gunung Merapi dianggap sebagai pusat magis kerajaan tentunya tidak hanya lereng barat dan lereng selatan saja yang mempunyai tinggalan arkeologis sisa hasil budaya Kerajaan Mataram Kuno.
Di lereng timur Merapi tentunya juga banyak sisa hasil budaya Kerajaan Mataram Kuno. Sebagian lereng timur Merapi sudah diungkap dan diteliti yaitu di wilayah Kabupaten Boyolali, namun sebagian lagi yaitu di wilayah Kabupaten Sukoharjo belum banyak diungkap dan diteliti.
Walaupun sejarah Kerajaan Mataram Kuno sudah banyak diketahui umum namun hingga kini ibukota kerajaan belum dapat dipastikan keberadaannya. Data prasasti menyebutkan sejumlah nama tempat yang diduga sebagai pusat-pusat pemerintahan atau lokasi ibukota kerajaan.
Dari data prasasti pula diketahui bahwa ibukota kerajaan beberapa kali mengalami perpindahan tempat. Pada mulanya Mataram adalah nama daerah lungguh raja Sanjaya seperti tercantum dalam prasasti Mantyâsih (829 Saka/ 907 M).
Prasasti tersebut menuliskan nama raja pertama kerajaan Mataram Kuno sebagai Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Gelar rakai menunjuk pada kekuasaan di suatu daerah lungguh.
Tetapi kemudian Mataram berubah menjadi nama kerajaan dengan disebutkannya sebagai bumi mataram (kerajaan Mataram). Dari istilah yang disebutkan dalam prasasti.
Dapat ditafsirkan bahwa Mataram adalah nama kerajaan, Medang adalah nama ibukota, dan nama yang terakhir seperti Poh Pitu, Mamratipura, Tamwlang, dan Watugaluh adalah lokasi keratonnya.
Ibukota Mataram Kuno pertama
Ibukota kerajaan Mataram Kuno pertama adalah Poh Pitu seperti yang tercantum dalam prasasti Mantyasih. Adanya perpindahan lokasi ibukota kerajaan diketahui dari prasasti Siwagrha berangka tahun 778 Saka (856 M) yang berasal dari masa pemerintahan Rakai Kayuwangi.
Dalam prasasti tersebut dikatakan bahwa ibukota kerajaan terletak di Mamratipura (kadatwan i mdang i bhumi mataram i mamratipura). Selanjutnya Pu Sindok memindahkan ibukota kerajaan ke daerah Jawa Timur sekarang.
Yaitu di Tamwlang seperti disebutkan dalam prasasti Turyyan (851 Saka/ 929 M), yang diidentifikasikan dengan Desa Tambelang di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Akan tetapi dalam prasasti Anjukladang (859 Saka/ 937 M) dan prasasti Paradah (865 Saka/ 943 M) ibukota kerajaan disebutkan terletak di Watugaluh (kadatwan ri mdang ri bhumi mataram i watugaluh) yang diidentifikasikan dengan Desa Watugaluh, di tepi Sungai Brantas, wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Sampai masa pemerintahan Raja Dharmmawangsa Tguh ibukota kerajaan masih terletak di Watugaluh, seperti tertulis dalam Prasasti Wwahan (907 Saka/ 995 M), yang menyebutkan kadatwan ri mdang ri bhumi mataram ri watugaluh.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa di Jawa Tengah/ DIY terdapat dua tempat yang pernah dijadikan ibukota kerajaan Mataram Kuno yaitu Poh Pitu dan Mamratipura.
Di Jawa Timur juga terdapat dua tempat yang pernah menjadi ibukota Mataram Kuno yaitu Tamwlang dan Watugaluh. Dua tempat terakhir sudah dapat diidentifikasi lokasinya, sedangkan dua tempat lainnya yaitu Poh Pitu dan Mamratipura belum dapat diidentifikasi lokasinya.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/01/24/112818271/balai-arkeologi-diy-siswa-ini-sejarah-kerajaan-mataram-kuno