Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati dari Penulis Korea Oh Su Hyang

KOMPAS.com - Berbicara ternyata bukan hal sepele. Pintar berbicara atau berkomunikasi, juga bukan bawaan dari lahir seperti bentuk tubuh atau warna kulit manusia.

Pernahkah pula, kamu mengalami rasa canggung, tidak enak, tersinggung, gelisah, saat berkomunikasi dengan orang lain?

Bisa saja, cara berkomunikasimu atau cara orang lain berbicara masih kurang tepat atau tidak pada tempatnya. Sehingga, membuat suasana tidak nyaman dan bisa menimbulkan konflik kapan saja.

Untuk berkomunikasi lebih baik, perlu tahu kapan menggunakan bahasa untuk bisnis dan bahasa sehari-hari. Karena setiap waktu, tempat, akan berbeda topik.

Lalu, bagaimana caranya belajar berkomunikasi dengan mudah?

Penulis bestseller asal Korea Selatan, Oh Su Hyang memberi tipsnya saat peluncuran buku baru "Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati", secara virtual yang diselenggarakan Gramedia, Kamis (3/2/2021).

Oh Su Hyang mengatakan, melalui buku ketiganya ini ia ingin pembacanya tahu tentang cara menghindari kesalahpahaman yang kerap terjadi ketika berkomunikasi.

"Buku ini membuka pikiran kita bahwa saat anda memahami psikologi, maka percakapan akan berubah. Dan juga percakapan itu berubah, maka hubungan kita pun juga akan berubah," tutur Oh Su Hyang, melalui penerjemah.

Pakar komunikasi ini mengatakan, kesalahpahaman dalam berkomunikasi umumnya disebabkan pola pikir yang mengedepankan benar dan salah.

"Ini cara pikir yang sangat merusak cara kita berkomunikasi. Jadi ada cara pikir yang kamu salah dan saya benar," Kata dia.

Ia menekankan, bahwa semua orang harus tahu cara membedakan apa itu salah dan apa itu berbeda. "Kita tidak boleh berpikir kamu salah dan saya benar, tapi kita harus berpikir saya dan kamu sepertinya berbeda pikiran," papar Oh Su Hyang.

Menurutnya, sebuah ucapan yang bisa disebut baik adalah yang bisa menggetarkan hati. Ucapan seorang juara memiliki daya tarik tersendiri.

Ia mencontohkan, pemandu acara memiliki kemampuan menghidupkan suasana dan kekuatan kalimatnya yang terus terang. "Kita harus pandai berbicara untuk menunjukkan diri kepada lawan bicara dalam kehidupan sosial," katanya.

Oh Su Hyang mengatakan, tips lancar berkomunikasi tanpa membuat sakit hati bisa dipelajari dari rumah. Misalnya, berkomunikasi kepada anak, suami, atau orang tua.

"Misalnya, saat suami pulang, jangan hanya dibiarkan saja. Tanyakan keadaanya selama bekerja. Tanyakan perasaannya hari itu. Kepada anak, tanyakan apa saja aktivitas di sekolah. Gunakan nada yang lembut. Nada yang tinggi, membuat orang merasa itu ancaman meski kalimat yang disampaikan baik-baik saja," ucapnya.

Hal lain yang terkadang menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi adalah ekspresi wajah.

Tak jarang seseorang akan berpikir bahwa orang yang memasang ekspresi datar tidak antusias untuk berkomunikasi. Padahal, hal tersebut tidak melulu benar. "Berbicara bukan hanya lewat mulut. Tetapi melalui mata dan body language," tambahnya.

Dia sekaligus memberikan saran kepada para pembaca tentang mengatasi masalah-masalah dalam berkomunikasi, khususnya yang berkaitan dengan ekspresi wajah.

"Kadang-kadang ada juga satu hal yang membuat munculnya kesalahpahaman dalam berkomunikasi, yaitu ekspresi wajah. Walau kita sama-sama berkata halo apa kabar, tetapi disampaikan dengan ekspresi wajah datar dinilai menunjukkan bahwa anda tidak antusias. Ini sering menimbulkan kesalahpahaman," jelasnya.

Menurut Oh Su Hyang, pola pikir dan ekspresi wajah seseorang sangat menentukan bagaimana sebuah komunikasi akan berlangsung.

"Kalau kita tidak mau orang lain salah paham kepada kita, yang pertama adalah bukan kamu salah dan saya benar, tapi kita hanya berbeda pendapat. Kemudian ekspresi wajah, harus diperhatikan," tutur dia.

Sebelumnya, Oh Su Hyang menerbitkan dua buku yakni buku Bicara Itu Ada Seninya dan Komunikasi Itu Ada Seninya. Buku Bicara Itu Ada Seninya menjadi buku best seller sejak mulai terbit pada 2018 dan terjual lebih dari 150.000 kopi.

Pada 2020, buku Bicara Itu Ada Seninya dicetak dalam bentuk hard cover sehingga tampilan bukunya menjadi lebih eksklusif dan bisa dijadikan bingkisan untuk orang terkasih.

Ia juga meminta dukungan kepada masyarakat Indonesia akan buku yang ditulisnya.

"Saya pun bisa menulis buku hingga 14 buku, karena saya sejak kecil diberi buku apa saja oleh ibu saya. Termasuk bagaimana saya berbicara, saya belajar dari buku juga. Maka, marilah membaca buku yang banyak, salah satunya buku 'Berbicara Tanpa Bikin Sakit Hati'," pungkasnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/02/05/144142671/tips-berbicara-tanpa-bikin-sakit-hati-dari-penulis-korea-oh-su-hyang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke