KOMPAS.com - Lima Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) berkolaborasi dalam penelitian ekstraksi eceng gondok dan kulit jeruk sebagai bahan baku obat.
Salah satu penggagasnya yakni Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Uswatun Chasanah.
Uswatun Chasanah atau yang akrab disapa Ina mengatakan, industri farmasi Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada impor pasokan bahan baku obat dari luar negeri.
Kurang lebih ada sekitar 90 persen bahan baku pembuatan obat tablet bukan berasal dari dalam negeri.
Kembangkan bahan yang berpotensi jadi bahan baku obat
Menurutnya, Indonesia perlu segera mengembangkan bahan-bahan yang berpotensi menjadi bahan baku pembuatan obat.
"Jika penelitian eceng gondok dan kulit jeruk ini mendapat hasil yang bagus, kedua bahan tersebut tentu dapat membuat harga-harga obat menjadi lebih murah," ungkap Ina seperti dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Malang, Selasa (15/2/2022).
Dia menerangkan, harga kedua bahan baku obat tersebut relatif tidak mahal daripada bahan impor dari luar negeri.
Ina menuturkan, eceng gondok dan kulit jeruk dipilih karena mengandung serat selulosa dan tinggi akan kandungan antioksidan.
Kandungan enceng gondok dan kulit jeruk
Keduanya juga dapat memiliki pertumbuhan yang cepat dan cukup mudah didapatkan. Kelebihan ini dinilai dapat mempermudah proses pembuatan obat baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
"Eceng gondok diketahui memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu 60 persem selulosa, 8 persen hemiselulosa, dan 17 persen lignin," beber Ina.
Sedangkan kulit jeruk mengandung selulosa sebesar 5,36 persen.
Dengan adanya persentase selulosa yang cukup besar, menjadikan kedua bahan alam ini dapat digunakan untuk bahan baku sediaan farmasi.
Selain UMM, penelitian ini juga diinisiasi oleh empat dosen dari universitas yang berbeda yaitu Universitas Muhammadiyah Lamongan, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Bandung, dan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon.
Indonesia punya alternatif bahan baku obat
Ina menambahkan, sampai saat ini penelitian yang dilakukan telah mencapai tahap ekstraksi kulit jeruk dan eceng gondok.
Dia dan tim tentu berharap penelitian yang diupayakan ini mampu menghasilkan hasil positif. Sehingga industri farmasi Indonesia dapat memiliki alternatif lain dalam bahan baku obat.
"Masyarakat bisa mendapatkan obat dengan harga yang relatif lebih terjangkau," tandasnya.
Proposal penelitian yang digagas bersama rekan-rekannya berhasil lolos tahap pendanaan yang diselenggarakan Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Muhammadiyah Aisyiyah (APTFMA). Seleksi pemberian hibah tersebut melibatkan seluruh Universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/02/15/124516271/dosen-umm-teliti-eceng-gondok-dan-kulit-jeruk-sebagai-bahan-baku-obat