Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perbedaan Vokasi dan Sarjana, Calon Mahasiswa Sudah Paham?

KOMPAS.com - Bagi calon mahasiswa apakah sudah paham perbedaan vokasi dan sarjana? Apakah sudah menentukan jurusan kuliah yang cocok dengan minat dan bakat?

Tapi sebelumnya, apa itu vokasi, dan bagus yang mana dengan pendidikan akademik? Vokasi tentu identik dengan banyak praktik. Sedangkan sarjana lebih ke akademiknya.

Melansir laman Akupintar, berikut ini penjelasan mengenai perbedaan vokasi dan sarjana yang harus dipahami oleh calon mahasiswa.

Pendidikan vokasi

Pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi yang menunjang penguasaan keahlian terapan tertentu.

Atau biasa dikenal juga sebagai program diploma, pendidikan vokasi membekali kita dengan keahlian terapan atau keterampilan teknis yang diperlukan pada bidang pekerjaan tertentu.

Program Vokasi D1

Program Diploma 1 (D1) memiliki masa studi satu tahun atau dua semester dengan beban 32 SKS. Alumni pendidikan vokasi D1 bergelar Ahli Pratama (A.P.), misalnya Ahli Pratama Pelayaran (A.P.Pel.), Ahli Pratama Komputer (A.P.Kom.), atau Ahli Pratama Pariwisata (A.P.Par.).

Program Vokasi D2

Diploma 2 (D2) memiliki masa studi dua tahun atau empat semester dengan beban 64 SKS. Alumni pendidikan vokasi D2 bergelar Ahli Muda (A.Ma.).

Misalnya Ahli Muda Pelayaran (A.Ma.Pel.), Ahli Muda Pendidikan (A.Ma.Pd.), Ahli Muda Perpustakaan (A.Ma.Pust.), Ahli Muda Pengujian Kendaraan Bermotor (A.Ma.P.K.B.), dan lain-lain.

Program Vokasi D3

Diploma 3 (D3) memiliki masa studi tiga tahun atau enam semester dengan beban 112 SKS. Alumni pendidikan vokasi D3 bergelar Ahli Madya (A.Md.).

Misalnya Ahli Madya Akuntansi (A.Md.Akun.), Ahli Madya Asuransi dan Aktuaria (A.Md.A.A.), Ahli Madya Analisis Kesehatan (A.Md.A.K.), Ahli Madya Pelayaran (A.Md.Pel.), dan lain sebagainya.

Program Vokasi D4

Diploma 4 (D4) memiliki masa studi empat tahun atau delapan semester dengan beban 144 SKS. Alumni pendidikan vokasi D4 bergelar Sarjana Terapan (S.Ter.), misalnya Sarjana Terapan Teknik (S.Tr.T) atau Sarjana Terapan Matematika dan Ilmu Alam (S.Tr.Si).

Pendidikan akademik

Sedangkan pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan pada penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dikenal juga sebagai program sarjana, pendidikan akademik lebih bertitik berat pada teori keilmuan.

Pendidikan akademik berjenjang mulai dari S1 (Sarjana), S2, (Magister), hingga S3 (Doktoral).

Program Sarjana S1

Untuk Program Sarjana memiliki masa studi 4 tahun atau 8 semester dengan beban 144–160 SKS. Alumni pendidikan akademik S1 bergelar Sarjana diikuti dengan inisial program studinya, misalnya Sarjana Administrasi Bisnis (S.A.B.), Sarjana Kedokteran (S.Ked.), atau Sarjana Sains (S.Si.).

Program Magister S2

Sedangkan Program Magister memiliki masa studi 2 tahun atau 4 semester dengan beban 36 SKS. Alumni pendidikan akademik S2 bergelar Magister diikuti dengan inisial program studinya, misalnya Magister Administrasi Bisnis (M.A.B.), Magister Kenotariatan (M.Kn.), atau Magister Teknologi Informasi (M.TI.).

Program Doktor S3

Program Doktoral memiliki masa studi 3,5 hingga 5 tahun atau 6 hingga 14 semester. Sama seperti masa studi, beban SKS yang harus dituntaskan juga berbeda di tiap universitas. Khusus untuk alumni pendidikan akademik S3, gelar Doktor ditulis di depan nama, misalnya Doktor Psikologi (Dr.(Psi.)).

Sementara itu, pendidikan vokasi bertujuan membekali mahasiswa dengan keahlian terapan atau praktik. Komposisi kurikulumnya 60 persen praktik dan 40 persen teori.

Sedangkan pada pendidikan akademik, kita diarahkan pada penguasaan ilmu atau teori. Komposisi kurikulumnya 60 persen teori dan 40 persen praktik.

Tak hanya itu saja, pendidikan akademik lebih terfokus pada penelitian dan inovasi, sementara fokus pendidikan vokasi adalah pada peningkatan kemampuan siap kerja.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/02/18/060700171/perbedaan-vokasi-dan-sarjana-calon-mahasiswa-sudah-paham-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke