Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mendorong Minat Anak untuk Berwirausaha Sejak Dini

KOMPAS.com - Penciptaan wirausaha muda atau milenial inovatif menjadi sangat penting guna menurunkan jumlah pengangguran dan meningkatkan perekonomian.

Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index 2019, jumlah pengusaha di Indonesia meningkat dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,67 persen menjadi 3,10 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang saat ini sebanyak 225 juta jiwa.

Menariknya, tidak sedikit pengusaha muda yang berhasil mencapai kesuksesan saat usia masih remaja, bahkan saat masih di sekolah dasar.

Salah satunya Almeyda Nayara yang memulai bisnis di usia 9 tahun. Hingga saat ini, ia mampu meraup omzet puluhan juta setiap bulannya.

Berawal dari kegiatan sekolah

Dalam webinar bertajuk The Importance of Entrepreneurship Skill for Kids tersebut, Naya mengutarakan bahwa awal mula terinspirasi menjalankan bisnis karena adanya program Entrepreneur Day di sekolah.

“Dengan adanya Entrepreneur Day, saya menyadari bahwa berwirausaha berarti melihat adanya kesempatan baru. Di saat teman-teman lain menjual makanan, alat tulis, saya mencoba untuk menjual pilihan produk berbeda dari yang lain. Pada akhirnya saya memilih produk mainan slime. Ternyata produk ini mendapat respon positif dari teman-teman,” ungkapnya dalam keterangan tertulis Sampoerna Academy.

Dalam berwirausaha, Naya menegaskan selain memerlukan kreativitas, inovasi dan integritas, perlu untuk belajar mengelola keuangan. Naya membagikan tips dalam mengelola keuangan bisnisnya.

“Saya menerapkan cara yang disebut 4 post. Misalnya, dari keuntungan 100 persen akan saya bagi untuk membayar listrik dan karyawan. Setelah itu, sisanya akan saya bagi ke empat post biaya, 25 persen untuk tabungan masa depan, 25 persen untuk charity, 25 persen untuk beli bahan baku, kemudian 25 persen untuk biaya tak terduga lainnya," ujarnya.

Tidak selalu berjalan mulus, Naya juga pernah mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan, terutama di era pandemi.

Menghadapi tantangan ini, Naya harus menutup tiga offline store dan mengurangi pegawai. Namun hal ini tidak membuat Naya putus asa.

“Saya menjadikan keadaan saat ini sebagai perjalanan dan pelajaran dalam menjalankan bisnis. Tidak hanya itu, keadaan ini membuat saya belajar lebih banyak, seperti meningkatkan kualitas produk dan membuat inovasi baru dari produk. Jadi saya bukannya menyerah, tetapi mencari jalan keluar dari keadaan ini, sehingga tetap bisa bertahan dan bangkit lagi,” ungkapnya.

Naya juga membagikan tips dan trik memulai sebuah usaha, salah satunya tidak boleh takut untuk mencoba dan memulai.

"Kita bisa memulai dengan mencari peluang atau kesempatan, kemudian harus yakin dan percaya diri mengenai keunggulan produk yang kita punya," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, National Principal of Sampoerna Academy Surabaya, Maharsi Palupining Rini kegiatan berwirausaha seperti Entrepreneur Day dilakukan agar siswa mampu untuk menganalisa dan berpikir inovatif melihat kesempatan berwirausaha.

"Kompetensi siswa diasah untuk memiliki integritas, pikiran terbuka, inovasi, bahkan siswa menjadi mampu untuk bekerjasama (teamwork) sejak dini. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai Integrity, Growth Mindset, Nobility, Innovation, Teamwork, dan Excellence (IGNITE) yang diterapkan oleh Sampoerna Academy ke seluruh murid," ujarnya.

Mempelajari wirausaha sejak dini, terang Maharsi, bisa diterapkan mulai dari lingkungan rumah dan sekolah.

"Melalui webinar EduFest 2022 ini juga diharapkan bisa membantu para orang tua untuk menemukan cara memperkenalkan atau mengembangkan keahlian, serta bisa mendapatkan tips dan trik untuk mendukung minat dan bakat anak sebagai wirausaha,” tutupnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/02/26/185323771/mendorong-minat-anak-untuk-berwirausaha-sejak-dini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke