Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mampukah Kurikulum Merdeka Melahirkan Manusia Merdeka?

KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia banyak terjadi krisis yang tidak bisa kita hindarkan, tidak terkecuali krisis pembelajaran. Kita ketahui bersama bahwa sejak pandemi pembelajaran tidak bisa secara tatap muka sehingga mengharuskan secara daring.

Hal ini tentu jangan sampai terjadi berlarut-larut, sementara jika menunggu pandemi berakhir tentu kita tidak bisa memperkirakan secara pasti kapan akan berakhir.

Dalam situasi demikian sangat dibutuhkan gerakan cepat dalam upaya meramu dan merancang regulasi yang tetap untuk keberlangsungan dunia pendidikan Indonesia.

Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menjawab kegelisahan selama ini melalui Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka ini menjadi bagian dari solusi mengatasi krisis pembelajaran akibat pandemi yang tidak kunjung selesai. Adapun bentuk struktur kurikulum Merdeka terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler.

Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler atau mingguan.

Kurikulum Merdeka yang telah diluncurkan sebenarnya sudah diterapkan di 2.500 Sekolah Penggerak dan sejumlah 901 SMK Pusat Keunggulan, sebelumnya bernama Kurikulum Prototipe.

Kurikulum ini tentu harapannya bisa menjadi lebih fleksibel dan mampu menggali potensi-potensi yang ada pada siswa sebab dianggap sebagai kurikulum yang lebih sederhana dan tentu berfokus pada komperensi siswa tanpa mengurangi esensi materi.

Selain itu, Kurikulum Merdeka juga menghapus program peminatan pada jenjang SMA sehingga pendidik bisa lebih bebas untuk menawarkan materi kepada siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.

Hal ini tentu akan menguntungkan bagi sekolah dan siswa, sebab semua siswa pasti sudah punya potensi. Tinggal bagaimana pihak sekolah terus berupaya menggali potensi tersebut sehingga hal ini tentu akan berdampak pula pada kemajuan sekolah.

Kurikulum Merdeka juga menjadi lebih relevan dan interaktif, sebab pembelajaran bisa dilaksanakan dengan kegiatan proyek.

Tentu dengan kegiatan proyek ini siswa dapat mengeksplorasi isu-isu yang ada disekitarnya sehingga secara tidak langsung siswa berusaha untuk belajar menganalisis kondisi yang ada.

Siswa yang terlibat dalam kegiatan proyek sebagai bagian dari pembelajaran interaktif, tentu bisa mengekspresikan dirinya untuk menggali potensi. Misalnya saja isu lingkungan, ia tentu akan menganalisis apa yang terjadi di lingkungan disekitarnya seperti pencemaran lingkungan, penghijauan, sampah dan lainnya.

Dengan demikian, secara tidak langsung tentu akan menumbuhkan rasa kepeduliannya terhadap lingkungan.

Strategi implementasi 

Lalu bagaimana strategi yang tepat untuk mengimplentasikan kurikulum merdeka tersebut?.

Kurikulum Merdeka ini sudah di ujicoba pada program Sekolah Penggerak, dalam hal ini para kepala sekolahnya yang mau bergerak untuk berubah.

Kurikulum program Sekolah Penggerak kemudian disebut sebagai Kurikulum Prototipe, dan saat diluncurkan sebagai rencana perubahan kurikulum nasional kemudian dinamakan Kurikulum Merdeka.

Implementasi Kurikulum Merdeka tidak memaksa sekolah sebab hal ini demi kenyamanan semua pemangku kepentingan di sekolah.

Menurut Nadiem dengan kurikulum merdeka tidak ada unsur pemaksaan dalam implementasinya, setidaknya untuk dua tahun kedepan. Kurikulum ini ditawarkan seperti Kurikulum Darurat yang mana secara organik ada 30 persen sekolah yang memilih.

Dalam penerapan Kurikulum Merdeka ada tiga opsi kesiapan.

Sekolah yang belum nyaman dan percaya diri melakukan perubahan tetap bisa menerapkan Kurikulum 2013. Untuk sekolah yang mau melakukan perubahan sederhana dan ringkas, ada Kurikulum Darurat.

Sementara sekolah yang sudah siap bertransformasi sesuai kecepatan yang diinginkan bisa menerapkan Kurikulum Merdeka secara penuh.

Dengan diluncurkannya Kurikulum Merdeka tentunya ada harapan besar untuk kemajuan pendidikan di tanah air.

Dengan mengedepankan pengembangan potensi siswa, Kurikulum Merdeka tentu akan membawa dampak baik bagi individu siswa untuk benar-benar memaksimalkan potensi yang telah digali serta mampu melahirkan manusia merdeka yang akan membawa embrio kemajuan Indonesia di masa depan.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/03/01/101241571/mampukah-kurikulum-merdeka-melahirkan-manusia-merdeka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke