KOMPAS.com - Meski mengambil Program Studi Fisika, mahasiswi kembar Institut Teknologi Sumatera (Itera), Rohana dan Rohani tetap dapat menyalurkan hobinya di dunia sastra.
Tak tanggung-tanggung, masing-masing berhasil menerbitkan 11 buku fiksi berupa novel. Bahkan Rohana dan Rohani pernah meraih predikat Putri Novelis Lampung kompak merilis novel ke-11 masing-masing dari mereka.
Melansir laman Itera, Jumat (11/3/2022), novel yang menarik ialah berjudul "Satu Garis Merah" karya Rohana dan "Monstrous Moonshine" karya Rohani.
Mengangkat tema ringan yaitu seputar kisah percintaan remaja, masing-masing novel tersebut berhasil menarik 900 pembeli dalam kurun waktu 24 jam, sejak pertama kali dirilis.
Keduanya kompak menulis
Tidak butuh waktu lama bagi Hana dan Hani untuk menyelesaikan novel ke-11. Mereka dapat menyelesaikan karya tersebut dalam waktu kurang dari satu bulan.
Hana dan Hani mengaku mulai menulis naskah buku tersebut pada awal November 2021 lalu, dan berhasil dirampungkan pada Desember 2021. Keduanya selalu menulis bersama, meski judul novel dan kisah yang dianggat berbeda.
Ternyata, mereka berdua sudah suka dengan dunia menulis sejak masih duduk di bangku SD. Buku Pertama yang ditulis Rohana berjudul "Rahasia impian", sementara Rohani menulis "The twins dream" yang berhasil terbit pada tahun 2020.
"Sejak itu, kami terus menulis bersama dan menerbitkan buku ke-2 hingga ke-11 saat ini," ujar Hana dikutip dari laman Itera.
Adapun buku-buku yang ditulis dirinya dan saudara kembaranya tersebut terdiri dari beberapa genre. Mulai dari genre inspiratif sebanyak enam buku, religi dan horor masing-masing satu buku, dan tiga novel bergenre romansa.
Hani menambahkan, mengawali kecintaan menulis sejak masih berusia enam tahun, awalnya mereka menulis buku-buku ringan di catatan buku kecil.
Sampai pada akhirnya seiring bertambahnya usia, mereka mulai menulis lebih dalam dengan menghadirkan berbagai kisah dengan memanfaatkan teknologi.
Pantang menyerah meski pernah ditolak penerbit
Ketika usia mereka 13 tahun, Hana dan Hani mengaku mulai memberanikan diri mengirimkan karya-karya mereka ke penerbit Gramedia Pustaka Pusat. Untuk dapat menembus penerbit ternama, bukanlah hal mudah bagi Hana dan Hani.
Naskah tulisan yang dikirimkan pernah beberapa kali ditolak dan dikembalikan oleh penerbit.
"Waktu itu pernah ikut seleksi menulis novel, tetapi kami ditolak karena masih dianggap terlalu muda untuk menjadi seorang penulis," tutur Hani.
Namun dengan tekad dan usaha yang selalu diiringi doa, naskah awal mereka berhasil lolos dan dipublikasikan oleh penerbit dan dipasarkan melalui Toko Gramedia pada November 2020.
Bahkan hingga kini, ke-11 buku mereka juga telah di perjual belikan secara luas di Gramedia maupun toko buku lainnya di Indonesia.
Tak hanya itu saja, hal menarik lainnya ialah mereka berdua selalu kompak menyebut menerbitkan buku adalah impian sekaligus hal yang sangat mereka inginkan sejak kecil. Mereka berharap bahwa karya-karya mereka tidak sekedar di baca tapi juga melekat di hati pembaca.
Mereka juga membagikan tips agar produktif menulis. Yakni pandai membagi waktu. Meksi sebagai mahasiswa baru di Itera, tetapi kuliah menjadi prioritas.
Mereka juga mengaku bahwa mulai menulis itu bisa dengan hal-hal yang kecil terlebih dahulu atau tidak harus jadi satu buku.
" Yang terpenting ada kemauan dan konsiten dalam menulis. Hal itu akan menjadi langkah awal kesuksesan seseorang terutama dalam menulis," terang keduanya kompak.
Mereka juga berpesan, meski pandemi Covid-19 tetapi agar siapa saja tetap semangat dalam menghasilkan karya maupun prestasi. Sebab, semua perjalanan dan usaha yang dilakukan dengan niat kebaikan akan menghasilkan hasil yang maksimal pula.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/03/11/173900571/cerita-mahasiswi-kembar-itera-terbitkan-masing-masing-11-novel