KOMPAS.com – Stroke saat ini masih menjadi penyebab kematian pertama di Indonesia untuk penyakit tidak menular.
Bahkan karena stroke, menjadi penyebab utama terjadinya disabilitas di seluruh dunia. Penyakit stroke disebabkan adanya gangguan aliran darah ke area otak.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Achmad Firdaus Sani, dr., Sp.N(K), FINS., mengatakan untuk mendeteksi gejala stroke, bisa melalui metode FAST atau kepanjangan dari Face, Arm, Speech, Time.
Pertama dari face yaitu ketika tersenyum ada separuh wajah yang tertinggal atau wajah merot.
Kedua, arm yaitu tungkai dan lengan lemah seperti tidak bisa memegang dan tidak bisa mengangkat sesuatu.
Ketiga, speech yaitu kesulitan berbicara pada lidah atau bibir.
Keempat, apabila terjadi hal-hal tersebut maka bisa menggunakan metode time yaitu segera datang ke rumah sakit tepat waktu.
“Kenapa semua gejalanya motorik? Karena sebagian besar manifestasi stroke itu adalah motorik. Bisa juga sensorik seperti kesemutan wajah. Kesemutan separuh tubuh juga bisa. Tapi ini adalah gejala yang paling banyak. Kalau ada gejala ini segera datang ke rumah sakit,” jelasnya, dilansir dari laman Unair saat mengisi acara acara Ngobrol Santai dengan Ahlinya (Ngobras).
Firdaus juga menjelaskan alasan penting kenapa harus cepat datang ke rumah sakit ketika ada gelaja FAST.
Ketika di rumah sakit, lanjutnya, akan dilakukan tindakan yang dapat menurunkan angka kematian dan disabilitas pasca stroke.
“Jadi kita tidak boleh membuang waktu. Kalau ada gejala FAST, segera ke rumah sakit,” ucap Firdaus.
Selanjutnya, rumah sakit akan melakukan beberapa hal kepada pasien. Antara lain:
1. Optimalisasi Airway Breathing Circulation (ABC) atau jalan nafasnya harus optimal. Kalau tidak, kekurangan aliran darah akan semakin berat dan akan cepat sel otak mati.
2. Melakukan CT scan. Sebab, penanganan pertama pasien stroke penyumbatan sangat berbeda dengan stroke perdarahan.
3. Pasien stroke akan diregulasi berdasarkan jenis stroke. Biasanya tekanan darah dan gula darah pasien stroke sangat tinggi.
4. Memberikan trombolitik atau penyuntikan obat untuk memecahkan bekuan. Ini waktunya hanya empat setengah jam. Jika lebih, maka tidak bisa diberikan.
5. Mengeluarkan bekuan apabila itu terjadi pada pembuluh darah besar.
6. Memerlukan tindakan bedah apabila perdarahan atau penyumbatan sangat besar.
Menurut Firdaus ada dua jenis stroke yang menyerang seseorang, yaitu stroke perdarahan dan stroke penyumbatan.
Dari semua pasien stroke hanya 12 persen yang mengalami stroke perdarahan. Sedang 88 persen sisanya adalah stroke penyumbatan.
Stoke penyumbatan sendiri ada jenis stroke pembuluh darah yang terjadi akibat hipertensi dan gangguan jantung. Dari semua pasien stroke pembuluh darah, 70 persen disebabkan oleh hipertensi dan 30 persen sisanya disebabkan gangguan jantung.
“Sebagian stroke yang datang ke rumah sakit adalah stroke penyumbatan dan sisanya stroke perdarahan,” jelasnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/03/16/174700271/dokter-unair--deteksi-gejala-stroke-lewat-4-ciri-ini