Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mahasiswa ITS Ciptakan Rompi Pendeteksi Serangan Jantung, Akurasi 90 Persen

KOMPAS.com - Penyakit jantung menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Ada banyak faktor penyebab penyakit jantung.

Mulai dari keturunan, pola makan, kebiasaan merokok, kurang berolahrga hingga stres. Seorang kardiologis terkemuka bahkan pernah menyatakan bahwa pekerja malam mengalami gangguan dalam tubuh terkait peningkatan risiko penyakit jantung.

Melihat kondisi ini, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan rompi pendeteksi serangan jantung koroner sebagai pertolongan cepat tanggap bagi penderitanya.

Mahasiswa yang terlibat dalam rompi pendeteksi serangan jantung koroner adalah Muhammad Cendekia Airlangga, Brilliant Rizqi Haqiqi, Renaka Agusta, Dwisainstia Aponno, dan Izzah Awwalin Khoirun Nisa.

Rompi untuk mendeteksi serangan jantung

Lima mahasiswa Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS ini mempunyai gagasan cemerlang berupa rompi berbasis internet of things dan deep learning yang terhubung dengan aplikasi berbasis ponsel cerdas. Rompi tersebut diproyeksikan bekerja meniru proses kerja otak manusia

Salah seorang anggota tim, Dwisainstia Aponno mengungkapkan, ide ini lahir dari pengamatan mereka bahwa penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian di Indonesia.

"Sehingga kami melihat adanya kesempatan untuk membuat alat yang dapat digunakan dan akurat dalam mendeteksi serangan jantung," terang perempuan yang akrab disapa Enzy seperti dikutip dari laman resmi ITS, Senin (28/3/2022).

Enzy menerangkan, mekanisme kerja rompi pendeteksi serangan jantung koroner. Pengguna akan diberi peringatan melalui smartphone untuk segera melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila terdeteksi adanya indikasi serangan jantung.

Rompi pendeteksi tidak ganggu aktivitas pengguna

Pada saat yang bersamaan, kondisi serta lokasi pengguna juga akan dikirimkan ke tenaga medis terdekat. Sehingga pertolongan pertama dapat dilakukan secara ringkas dan tepat.

Dengan tetap memperhatikan aspek kenyamanan penggunaan, rompi tersebut dirancang dengan beberapa pertimbangan khusus.

Bahan dasar rompi sendiri menggunakan kain katun dengan berbagai komponen elektronik disematkan pada saku di bagian depan rompi. Kemudian terdapat lubang pada beberapa sisi sebagai jalur elektroda tempel dan kabel.

"Perancangan ini memudahkan tata letak komponen secara fleksibel yang tidak mengganggu aktivitas pengguna," urai mahasiswi asal Malang ini.

Alat terintegrasi dengan aplikasi di smartphone

Dalam proses pembuatannya, tim melakukan pembagian kerja berdasarkan subsistem alat untuk memastikan keseluruhan sistem dapat bekerja dengan baik. Subsistem yang dibentuk berupa pembacaan sensor dan pembacaan pengguna.

"Setiap anggota merakit komponen sesuai bagian masing-masing dan mengintegrasikan dengan jasa kurir dalam mengirim seluruh komponen," terang Enzy.

Proses tersebut kemudian berlanjut dengan pembuatan aplikasi pada smartphone, memberi label pada data, serta melatih kecerdasan buatan yang dilakukan bersama-sama oleh tim secara daring.

Untuk memastikan performa dari algoritma deep learning dalam klasifikasi masukan sinyal jantung, Enzy dan timnya melakukan pengujian kepada pengguna dengan berbagai kondisi aktivitas seperti duduk, berjalan, dan berlari.

Tingkat akurasi 90 persen

Dari hasil pengujian, rompi detektor serangan jantung buatan mahasiswa bimbingan Dosen Departemen Teknik Elektro ITS, Rusdhianto Effendi ini mampu beroperasi dengan akurasi klasifikasi sebesar 90 persen dan memberikan hasil pembacaan yang baik ketika digunakan saat istirahat ataupun beraktivitas.

"Sehingga keseluruhan sistem mampu mendukung pertolongan cepat tanggap melalui integrasi antara rompi dengan aplikasi," imbuh dia.

Melalui ide solutif tersebut, Enzy dan timnya berhasil sabet medali emas pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021.

Rompi detektor serangan jantung ini masih dapat dikembangkan lagi melalui modifikasi bagian komponen elektroniknya sehingga rompi akan mengonsumsi daya yang lebih kecil.

"Selain itu, komponen yang digunakan dapat diringkas lagi untuk menekan biaya produksi," tutup Enzy.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/03/28/142433671/mahasiswa-its-ciptakan-rompi-pendeteksi-serangan-jantung-akurasi-90-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke