Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Panduan Berpuasa bagi Penderita Diabetes Menurut Dokter RNSD Undip

KOMPAS.com - Banyak sekali penyakit yang muncul karena pola hidup tidak sehat. Terutama yang berkaitan dengan pola makan seseorang.

Salah satu penyakit yang bisa muncul karena pola makan tidak sehat adalah diabetes. Penyakit ini juga cukup banyak diderita masyarakat Indonesia. Diabetes atau penyakit gula adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang.

Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai normal.

Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh.

Diabetes yang tidak terkontrol timbulkan komplikasi

Perlu ditekankan, apabila diabetes tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderitanya.

Dengan menjalani puasa, memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, termasuk bagi pengidap diabetes. Namun penderita diabetes harus terlebih dahulu membicarakan kondisinya pada dokter dan memiliki riwayat gula darah terkontrol baru dapat ikut berpuasa.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Nasional Diponegoro Undip (RSND Undip) Maria Erika Pranasakti mengungkapkan, ketika menjalani ibadah puasa terjadi perubahan pola makan, yang biasanya 3 kali sehari menjadi 2 kali sehari saat sahur dan berbuka.

Menurutnya, terdapat periode tidak makan sekitar 12 jam dan orang sering mengira bahwa dengan berpuasa gula darahnya akan rendah.

Panduan puasa bagi penderita diabetes

Padahal tidak hanya itu, gula darah yang rendah atau hipoglikemia hanya salah satunya karena ada juga kondisi hiperglikemia atau gula darahnya justru malah naik.

"Hal ini disebabkan bisa karena dehidrasi atau tubuh kekurangan cairan. Ada kondisi kegawatan seperti ketoasidosis diabetik yaitu kegawatan yang mungkin terjadi ketika diabetes ada suatu penyakit dalam tubuhnya. Biasanya infeksi akut yang tidak disadari tetapi berpuasa dan ketika gula darahnya mencapai ambang tertentu akan terjadi kegawatan diabetes," ungkap dr Maria seperti dikutip dari laman Undip, Kamis (7/4/2022).

Dia mengungkapkan, ada hal yang perlu dipersiapan penderita diabetes sebelum menjalankan ibadah puasa, yakni:

1. Asupan nutrisi

Pasien diabetes disarankan untuk makan pada kisaran dietnya sekitar 1.200 sampai dengan 2.000 kalori.

Cara menghitung kalori disesuaikan dengan berat badan ideal tiap orang, jika pasien harus mengasup karbohidrat 40-50 persen dari total kalori maka cairan sekitar 30 sampai 50 cc per kg berat badan dan disesuaikan apakah penderita diabetes memiliki penyakit lain seperti gagal ginjal atau jantung sebab kebutuhan cairannya sedikit berbeda.

2. Upayakan makan sahur mendekati waktu imsak

Ketika berbuka tidak disarankan mengonsumsi yang terlalu manis dan menghindari minuman yang mengandung kafein. Maria menyarankan, terkait dengan obatnya, sebaiknya didiskusikan dengan dokternya.

"Bagi pasien-pasien diabetes harus menyadari posisi saat ini, apakah masuk kategori risiko sangat tinggi, tinggi, sedang atau rendah," imbuhnya.

Harus tahu kategori risiko pasien diabetes

Dia menekankan, untuk pasien risiko sangat tinggi harus waspada, lakukan pengecekan gula darah lebih sering dan harus diwaspadai gejala-gejala dari hipoglikemia dan hiperglikemia.

Apabila dalam pengecekan gula darah kurang dari 70 atau lebih dari 300, direkomendasikan untuk membatalkan puasa sedangkan untuk pengaturan obat harus dikonsultasikan dengan dokter agar tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik tetapi tidak muncul komplikasi.

Maria mengimbau, saat akan menjalankan ibadah puasa, penderita diabetes harus dapat mengklasifikasikan masuk dalam kategori pasien diabetes risiko sangat tinggi, tinggi, sedang atau rendah.

Menurutnya risiko tinggi adalah mereka yang pernah mengalami hipoglikemia yang berat dan penurunan gula darah dalam 3 bulan terakhir menjelang Ramadahan ini.

Atau hipoglikemia berulang, perempuan yang sedang hamil, pasien-pasien cuci darah, seseorang yang mengalami kegawatan yakni Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS) dalam tiga bulan terakhir. Mereka termasuk pasien yang memiliki risiko tinggi apabila berpuasa.

Penderita diabetes risiko sedang dan rendah bisa berpuasa

Dia menjelaskan, yang masuk kategori sedikit rendah yaitu, pasien yang mengalami hipoglikemia sedang. Kategori gulanya 150 sampai 300 atau pasien diabetes yang tinggal sendiri dan tidak ada anggota keluarga yang menemani, pasien-pasien usia lanjut atau memiliki komorbid lain. Misalnya pernah stroke, terkena serangan jantung masuk dalam risiko tinggi.

Sedangkan pasien yang masuk risiko sedang itu diabetes yang terkendali dan yang rendah yang menggunakan salah satu macam obat saja. Biasanya pasien yang masuk kategori risiko sedang atau rendah masih aman saat menjalankan puasa. Tetapi mereka yang masuk risiko sangat tinggi dan tinggi harus mewaspadai beberapa hal.

"Ada tanda-tanda yang mereka harus pahami di dalam tubuh, kapan harus segera membatalkan puasa," ungkap Maria.

Maria mengimbau bagi pasien-pasien yang akan melaksanakan ibadah puasa, harus mempersiapkan diri tidak di saat-saat akhir menjelang bulan puasa. Tetapi 1 atau 2 bulan sebelumnya sehingga saat masuk bulan Ramadan sudah tertata dengan baik.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/04/07/064600471/panduan-berpuasa-bagi-penderita-diabetes-menurut-dokter-rnsd-undip

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke