KOMPAS.com - Guna memperingati Hari Autis Sedunia yang jatuh pada 2 April 2022, RSA UGM bersama PP Kagama mengadakan talkshow kesehatan, Rabu (6/4/2022).
Pada talkshow itu dijelaskan tips atau cara berinteraksi dengan anak autis. Hal ini penting agar masyarakat semakin peduli, mengerti, menerima, serta mendukung orang dengan autisme.
Narasumber talkshow, psikolog klinis RSA UGM, Titik Adianingsih, Sp.Psi., memaparkan kiat-kiat sebagai orang tua dalam mendidik anak autis.
Apa saja itu? Melansir laman UGM, Jumat (8/4/2022), ini penjelasannya:
Pertama sekali perlu diketahui bahwa anak-anak dengan autis memiliki tiga kesulitan. Ketiga kesulitan tersebut antara lain ialah:
1. kesulitan dalam berbahasa dan berkomunikasi
2. kesulitan dalam interaksi sosial dan pemahaman terhadap sekitarnya
3. kurangnya fleksibilitas dalam berpikir dan bertingkah laku
"Bagi anak autis, dunia ini membingungkan, ada suara-suara, ada gerakan-gerakan, mereka tidak bisa paham," tuturnya.
"Mereka tidak bisa membaca situasi sosial. Kita kalau lagi marah misalnya, atau mengernyitkan alis itu mereka tidak paham," imbuh Titik.
Maka, untuk mendekati anak autis kita bisa menggunakan strategi menirukan mereka.
Contohnya, jika anak autis bersangkutan tengah bermain menumpuk mainan mobil-mobilan misalnya, maka kita bisa ikut bermain dengan cara tersebut, menumpuk-numpuk mainan juga.
Menurutnya, prinsip dalam hubungan sosial adalah dimana kita akan lebih mudah diterima orang kalau kita melakukan hal yang sama dengan dia.
"Kalau kita ketemu orang berbeda budaya misalnya, kita akan lebih mudah berkomunikasi dengannya jika kita menemukan hal yang sama, anak-anak juga begitu," jelasnya.
Cara berinteraksi dengan anak autis
Akan tetapi, jika ingin berbicara kepada mereka, maka:
1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa dia memperhatikan kita.
Anda bisa menggunakan trik untuk memanggil namanya terlebih dahulu sebelum berbicara seperti “Atha, waktunya makan”. Sangat tidak dianjurkan jika Anda baru memanggil namanya di akhir kalimat seperti “Waktunya makan, Atha”.
Sebab anak bisa kehilangan (lupa) pesan sebelumnya karena dia baru menyadari bahwa pesan tersebut diperuntukkan untuknya.
Lalu, Anda dianjurkan juga untuk membuat kontak mata dengan si anak. Anda dianjurkan untuk duduk di depan mereka agar posisi mata anda dengan si anak sejajar.
2. Gunakanlah kalimat pendek ketika berbicara kepada mereka.
Usahakan ada jarak 6-10 detik antar satu kalimat dengan kalimat berikutnya. Kalau kita terburu-buru mengatakannya, mereka bisa jadi kacau.
Jadi gunakan kalimat kalimat pendek dan ada jeda, karena mereka (sekiranya) butuh 6-10 detik untuk memproses setiap kalimat.
3. Gunakan petunjuk visual ketika berbicara dengan mereka.
Psikolog Titik menjelaskan bahwa anak-anak autis memang memiliki kekurangan dalam berbahasa, namun sebaliknya mereka mempunyai kelebihan dalam visualisasi. Mereka akan lebih cepat mencerna sesuatu ketika hal itu tampak oleh mata mereka.
"Kita ngomong makan mungkin mereka gak paham, tapi kalau mereka melihat benda piring dan ada nasi disitu, (mereka akan berpikir bahwa) oh berarti ini makan," katanya.
"Kalau ini sering kita ulang-ulang (berbicara kepada mereka sambil memperlihatkan visual), lama-lama mereka bisa menangkap suara (bunyi) makan itu artinya makan, ada makna aku bisa kenyang," jelas Titik.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/04/09/053700071/talkshow-rsa-ugm--begini-cara-berinteraksi-dengan-anak-autis