Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak Masuk SD Usia Berapa? Ini Penjelasannya

KOMPAS.com - Banyak orangtua yang bertanya-tanya, anak masuk SD usia berapa? Apakah harus berusia 7 tahun? Atau usia 6 tahun sudah bisa?

Ternyata, usia anak masuk Sekolah Dasar (SD) sudah ditetapkan yakni 7 tahun. Tentunya ada banyak pertimbangan terkait usia tersebut.

Selain kemampuan intelektual, kesiapan mental anak juga harus dipertimbangkan dalam aktivitas kegiatan belajar nantinya di SD. Itu yang menjadi dasar pertimbangan peraturan 7 tahun masuk SD.

Banyak orang tua yang protes pada panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) karena anaknya tidak bisa diterima di SD dengan alasan usia kurang dari 7 tahun.

Karena orang tua merasa anaknya sudah mampu baca tulis dan berhitung. Tetapi apakah secara mental atau psikologis anak sudah siap?

Melansir laman Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, ini penjelasannya.

Pada usia 5-6 tahun masih dalam tahap mengembangkan keterampilan sosial dan motorik atau gerak. Sedangkan untuk mulai belajar di kelas 1 SD anak harus sudah bisa serius mengikuti pelajaran dalam waktu yang cukup lama dan dalam ruang yang terbatas.

Berikut ini beberapa alasan mengapa usia masuk SD ditetapkan 7 tahun minimal 6 tahun:

1. Dari aspek fisik

Ketika usia 7 tahun, anak dianggap paling siap secara fisik. Yakni siap untuk diam di kelas sampai siang. Gerakan motorik anak juga sudah lebih bagus, otot dan sarafnya sudah terbentuk.

Untuk memegang pensil misalnya, anak sudah lebih mampu jika harus menulis sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Sementara usia kurang dari 6 tahun terkadang belum siap, karena anak-anak usia ini masih suka bermain.

2. Dari aspek psikologis

Untuk menjawab anak masuk SD usia berapa, maka harus dipahami bahwa dalam teori perkembangan, anak mulai bisa berkonsentrasi dengan baik pada usia di atas 6 tahun.

Semakin bertambah usianya, kemampuan konsentrasi meningkat, semakin mampu memilah materi mana yang harus diperhatikan dan yang harus diabaikan. Rentang konsentrasi untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit.

Selain itu, anak yang terlalu dini masuk SD umumnya masih bermasalah khususnya di kelas satu, karena ia belum siap untuk belajar berkonsentrasi. Ia masih mengembangkan keterampilan geraknya.

Akibatnya dia akan sulit berkonsentrasi, meskipun secara kemampuan intelektualnya dia sudah cukup mampu menyelesaikan soal-soal yang disediakan.

3. Aspek kognitif

Tak hanya itu saja, saat akan masuk ke SD anak diharapkan mampu membaca, menulis, berhitung sederhana. Selain itu anak juga diharapkan mampu mengikuti instruksi, paham dan bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan.

4. Dari aspek emosi

Selain itu, umumnya anak yang terlalu dini masuk SD memang cukup matang secara akademik. Namun biasanya kematangan emosi dan kemandiriannya belum maksimal.

Padahal di jenjang SD anak tidak lagi akan mendapat perhatian seperti di TK. Ia diharapkan lebih mandiri dan juga tidak lagi terlalu tergantung pada orangtuanya.

Jadi, masalah yang akan terlihat adalah anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah, tapi di sisi lain anak mengalami kendala.

Misalnya anak masih minta ditunggui bunda atau tidak berani pipis sendiri di toilet umum sekolah atau mudah menyerah terhadap tugas yang diberikan atau tidak mau mengerjakan PR karena masih lebih suka bermain dan sebagainya.

Karenanya, melihat berbagai aspek tersebut, sebaiknya ayah bunda jangan terlalu dini menyekolahkan anak, tapi lihat kondisi anak. Karena tiap anak berbeda.

Jika ayah bunda memang masih belum yakin memasukkan anak ke SD, bila perlu konsultasikan dengan psikolog anak apakah anak ayah bunda sudah siap atau belum memasuki SD.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/04/10/081113971/anak-masuk-sd-usia-berapa-ini-penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke