Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Tips Ajari Anak Puasa Sejak Dini dari Dokter Spesialis Anak RSA UGM

KOMPAS.com - Orangtua harus mengajarkan anak sejak dini menjalani puasa Ramadhan. Untuk mengajarkannya, orangtua harus memberi contoh terlebih dahulu.

Jika tidak diberi contoh dengan baik, maka anak tidak akan memiliki rasa ingin mencoba.

"Jadi orangtua tidak perlu memberikan aturan, paling penting mengajarkan langsung dan memberikan contoh untuk jalani ibadah puasa Ramadhan," ucap Dokter Spesialis Anak RSA UGM, Fita Wirastuti seperti melansir laman UGM, Kamis (21/4/2022).

Agar anak mau mencoba menjalani puasa Ramadhan, dia mengaku, setidaknya ada beberapa tips yang harus dijalani.

Pertama, mulailah dengan perlahan, mudah, dan menyenangkan.

Pada hari-hari biasa (bukan puasa), anak-anak makan bisa tiga kali dalam sehari.

Ketika memperkenalkan puasa, maka caranya adalah membuat jarak waktu makan tersebut.

"Ketika dia mulai diajarkan untuk berpuasa, mulai kita jarangkan fase antar makan menjadi 4-6 jam. Kemudian nanti bertambah lagi jadi 8 jam, kemudian bertambah lagi jadi 10 jam, sampai pada akhirnya dia bisa fase puasa penuh," ujar dr. Fita.

Kedua adalah mempersiapkan makanan yang "kaya" dan sehat, baik sahur maupun berbuka.

Makanan kaya di sini adalah ada nutrisi yang bagus dalam makanan.

Fita mengatakan, komposisi antara karbohidrat, protein, dan lemak harus seimbang. Dengan kecupukan gizi, maka nutrisi anak dapat terpenuhi dan kuat menjalankan puasa.

Ketiga, jangan berikan kompensasi berlebihan.

Dia menegaskan, puasa hanya menggeser waktu makan di hari-hari biasa.

Di mana sarapannya itu menjadi sahur, sedangkan makan siangnya menjadi saat waktu berbuka, dan makan malamnya digeser setelah shalat tarawih.

Jadi jangan sampai ada tips "balas dendam" atau penggandaan porsi makan ketika sahur, sebab hal itu sangat tidak disarankan.

"Kadang-kadang orangtua juga khawatir anaknya lapar, kemudian memaksa anaknya untuk makan lebih banyak saat berbuka atau sahur. Ini justru tidak direkomendasikan, karena membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya target puasanya tidak tercapai," tutur Fita.

Keempat, buatlah rutinitas yang sehat, seperti melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat, yakni mengaji bersama, pergi ke masjid bersama, merancang menu buka dan sahur bersama, dan lain sebagainya.

Kegiatan-kegiatan tersebut akan dapat menyenangkan anak-anak, sekaligus memotivasi mereka.

"(Sebaliknya kalau) lihat orangtuanya ketika berpuasa hanya tidur saja, itu (dapat) membuat anak menjadi lebih lemes dan jenuh, sehingga dia tidak senang dengan kondisi berpuasa," tegas Fita.

Kelima, hindari aktivitas fisik berlebihan, seperti lari-larian dan sebagainya.

Hal ini guna menghindari anak-anak untuk cepat kelelahan atau yang lebih parah lagi bisa mengalami dehidrasi.

Sebagai gantinya, aktivitas dapat diganti dengan kegiatan mengaji bersama, mewarnai bersama, dan lain sebagainya.

Keenam adalah memberikan motivasi dan reward yang cukup, seperti memberi stiker untuk menandakan keberhasilannya, memberi makanan yang disukai, dan lain sebagainya.

"Kemudian reward diberikan juga tidak berlebihan, nanti jika berhasil jalani puasa Ramadhan selama 1 bulan, lalu diberikan suatu hal tertentu itu juga tidak perlu. Cukup reward yang menyenangkan untuk anak saja, sesuai dengan kebutuhannya, seperti ingin makan apa, dan lain-lain," tukas dia.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/04/21/234249171/6-tips-ajari-anak-puasa-sejak-dini-dari-dokter-spesialis-anak-rsa-ugm

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke