Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Cara Bijak Menghukum Anak agar Memahami Kesalahannya

KOMPAS.com - Mengajarkan anak untuk memahami bahwa perbuatannya salah sehingga anak mau belajar dari kesalahan tersebut nyatanya tak bisa diwujudkan dengan emosi atau kekerasan fisik.

Menghukum anak secara fisik mungkin membuat anak takut, namun belum tentu anak memahami bahwa perbuatannya salah dan ingin memperbaikinya. Justru, anak bisa membenci orangtuanya.

Bersikap tegas memang tindakan yang harus dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat, namun orangtua tetap harus menghargai perasaan anak.

Nah, seperti apa cara menghukum anak yang benar dan mendidik agar mereka dapat memahami kesalahannya?

Melansir laman Sekolah BPK Penabur, berikut beberapa cara bijak yang bisa orangtua lakukan dalam menghukum anak:

1. Jangan menghukum saat emosi

Menghukum saat emosi merupakan tindakan yang kurang tepat. Bisa saja orangtua melakukan hal-hal yang tidak diinginkan karena terbawa emosi.

Emosi dan kemarahan yang meledak bisa saja membuat orangtua langsung memberi hukuman kepada anak tanpa pikir panjang.

Hal ini bisa saja berdampak buruk pada psikologi anak juga berdampak buruk pada diri orangtua.

Maka dari itu tenangkan diri dan tarik napas panjang terlebih dahulu untuk mengatur emosi diri.

2. Kursi hukuman

Ketika anak melakukan kesalahan, menempatkan anak pada sebuah kuris di suatu sudut rumah lalu minta anak untuk merenungkan masalahnya ketika duduk di kursi tersebut.

Buat perjanjian berapa lama mereka harus duduk di kursi tersebut seraya merenungkan akibat dari perbuatannya.

3. Pahami terlebih dahulu

Sering kali anak melakukan hal-hal yang tidak orang tua pahami. Nah, orangtua harus berusaha memahami mereka, bisa saja mereka tidak memahami bahwa yang mereka perbuat itu salah atau benar.

Jangan mengatakan "Astaga, kamu ini bandel banget" tapi tanyakanlah "Apa yang sedang kamu lakukan?" atau "Mengapa kamu melakukan hal itu?"

4. Kekuatan story telling

Pemahaman anak mengenai mana yang benar dan salah dapat dibangun dengan story telling. Bacakan cerita, lalu diskusikan bagaimana karakter-karakter dalam cerita tersebut menyelesaikan masalah, menghadapi tantangan, dan lain sebagainya.

Selain membaca cerita bersama bisa menjadi quality time yang baik bersama anak.

5. Manfaatkan mainan seperti boneka atau action figures

Ajarkan anak nilai-nilai positif dengan boneka atau action figures atau bisa juga dengan cara mengajak anak untuk bermain peran.

Kreatiflah menciptakan peran dan cerita. Banyak sekali yang bisa dieksplorasi saat anak bermain boneka atau action figures.

6. Berikan dua alternatif pilihan

Ketika anak melakukan hal yang tidak bisa diterima, secara tegas berikan anak dua alternatif pilihan yang aman dan bisa mereka terima, lalu biarkan anak memilih apa yang akan dilakukannya.

Dengan memberikan dua pilihan, anak belajar untuk mengambil keputusan namun tetap dalam batasan yang ditentukan oleh orang tua.

7. Salurkan energi anak pada hal-hal yang positif

Anak-anak cenderung memiliki energi yang tinggi. Orangtua bisa menyalurkan energi mereka pada hal-hal yang positif.

Misalnya, ketika anak berlarian dan memanjat-manjat meja di rumah, orang tua bisa mengajaknya untuk berolahraga di luar rumah.

8. Proporsional

Berikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang dibuat, bukan semata-mata untuk menyalurkan kekesalan orangtua.

Berikan hukuman ringan untuk kesalahan kecil dan hukuman yang berat untuk kesalahan yang fatal. Sesuaikan juga hukuman dengan usia anak.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/04/27/110927771/8-cara-bijak-menghukum-anak-agar-memahami-kesalahannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke