KOMPAS.com - Jurusan berbau teknologi informasi (IT) sering kali diminati para calon mahasiswa yang memilih prodi saintek.
Sebab, jurusan teknologi terkenal memiliki pembelajaran yang berkutat pada komputer dan aktivitas pemrograman (coding) yang butuh ketelitian.
Alih-alih demikian, Departemen Sistem Informasi (SI) justru banyak mempelajari ragam ilmu lewat pendekatan sosial humaniora (soshum).
Kepala Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mudjahidin mengatakan prodi sistem informasi ITS merupakan prodi yang mempelajari cara menjembatani penyedia produk IT dengan penggunanya.
"Dalam hal ini, mahasiswa SI akan mempelajari metode untuk menyesuaikan produk IT dengan kebutuhan pengguna produk," jelasnya dilansir dari laman ITS.
Mudjahidin mencoba memberi contoh. Jika IT merupakan sebuah rumah makan, mahasiswa SI memiliki peran sebagai seorang pramusaji.
Tentunya, pramusaji perlu memahami hidangan yang dimasak oleh koki serta jenis santapan yang diinginkan konsumen.
“Jadi, pramusaji bertugas menyelaraskan keinginan pelanggan dengan jenis masakan hasil olahan koki,” tutur dosen ini.
Di sisi lain, pada praktik perkuliahan, Mudjahidin mengungkapkan bahwa mahasiswa SI akan tetap mempelajari ragam mata kuliah seperti Algoritma dan Pemrograman, Pemrograman Berbasis Web, hingga Rancang Bangun Perangkat Lunak.
Dalam aspek soshum, mereka akan mempelajari pendekatan bisnis lewat mata kuliah Analitika Bisnis, Manajemen Proses Bisnis, Sistem Enterprise, Kecerdasan Bisnis, Rintisan Bisnis Digital, dan sebagainya.
Sebagai prodi Sistem Informasi pertama di Indonesia, SI ITS memiliki empat laboratorium penelitian.
Di antaranya ialah Sistem Enterprise, Manajemen Sistem Informasi, Rekayasa Data dan Intelegensi Bisnis, Akuisisi Data dan Diseminasi Informasi, serta Infrastruktur dan Keamanan Teknologi Informasi.
“Mahasiswa mulai dapat memilih dan mengikuti lab penelitian pada saat menempuh semester 6,” papar dosen ini.
Mudjahidin menambahkan, mahasiswa SI juga dapat memiliki kemudahan khusus yang memungkinkan mereka untuk terjun ke ragam spesialisasi pekerjaan.
Hal tersebut lantaran keilmuan SI bersifat umum dan menyeluruh. “Lulusan kami (sistem informasi ITS) dapat bekerja sebagai business analyst, project manager, systems analyst, data and information engineer, hingga pengusaha startup berbasis IT,” sambungnya.
Ke depannya, Mudjahidin mengatakan, Departemen SI ITS akan mendirikan prodi baru yakni prodi Inovasi Digital. “Hal tersebut bertujuan untuk mendukung spesialisasi di bidang IT yang terus menerus berkembang,” kata pria berkacamata ini.
Terakhir, Mudjahidin menyatakan bahwa saat ini merupakan era digitalisasi informasi. “Departemen Sistem Informasi adalah pintu masa depan bagi calon mahasiswa agar siap bersaing di era tersebut,” pungkasnya.
Selaras dengan hal tersebut, mahasiswa SI ITS angkatan 2018, Alfina Shahira Putri menyatakan jika prodi SI juga banyak membahas metode untuk menghubungkan perilaku manusia dengan komputer.
“Hal ini tersebar dalam ragam mata kuliah di Departemen SI ITS,” lanjut Alfina.
Lebih dalam, Alfina mengakui bahwa SI ITS masih memiliki beberapa mata kuliah wajib yang berhubungan dengan coding.
Meskipun pada awalnya ia tidak memiliki kecakapan khusus di bidang tersebut, Alfina merasakan kemudahan berkat metode pengajaran dosen SI ITS yang unik dan variatif.
“Selain itu, ada banyak sumber belajar yang sangat memudahkan saya dalam memahami materi perkuliahan,” imbuhnya.
Dalam aktivitas perkuliahannya, perempuan yang tergabung dalam peminatan di Laboratorium Sistem Enterprise (SE) ini menyontohkan dirinya yang memilih untuk lebih fokus dalam pendekatan bisnis di SI.
“Aktivitas saya di lab tersebut banyak mempelajari manajemen proses produksi dan hilirisasi produk di suatu perusahaan,” ujar Alfina.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/04/28/130000271/jurusan-it-di-its-ini-minim-coding-banyak-materi-soshum