KOMPAS.com - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022 yang selalu diperingati tiap 2 Mei sangat spesial karena juga bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri.
Meski dirayakan bertepatan dengan hari libur Idul Fitri, tak menyurutkan semangat dari Hari Pendidikan Nasional itu sendiri.
Para siswa tentu tahu, bahwa Bapak Pendidikan Nasional adalah Ki Hadjar Dewantara. Hardiknas ini juga selalu dirayakan untuk mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Tak hanya dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara ini juga mempunyai sisi menarik lainnya yang perlu diketahui generasi muda Indonesia.
Para siswa bisa menjadikan sisi lain dari Ki Hadjar Dewantara sebagai sebuah inspirasi agar bisa mencetak prestasi yang sama di masa mudanya.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut sisi lain Ki Hadjar Dewantara yang menarik untuk disimak.
Pernah menjadi Menteri Pendidikan di era Soekarno
Setelah banyak membantu masyarakat Indonesia dalam mengenyam pendidikan dan Indonesia menyatakan merdeka, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan oleh Presiden Soekarno.
Berkat ketulusan hatinya dalam membangun bangsa Indonesia dengan pemikirannya dan jerih payahnya membuat sistem pendidikan, Ki Hadjar Dewantara dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional.
Semboyan Ki Hadjar Dewantara
Hingga saat ini semboyan Ki Hadjar Dewantara tetap dipakai sistem pendidikan di Indonesia. Semboyan tersebut, yakni:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo yang mempunyai arti di depan memberi contoh.
2. Ing Madyo Mangun Karso yang mempunyai arti di tengah memberi semangat.
3. Tut Wuri Handayani yang mempunyai arti di belakang memberi dorongan.
Ki Hadjar Dewantara merasa bahwa pendidikan adalah sebuah cara terbaik untuk memperkuat orang Indonesia. Banyak teori yang melandasi cara berpikir Ki Hadjar Dewantara.
Salah satunya adalah pemikir teori pendidikan reformis dari Italia, Maria Montessori. Ki Hadjar Dewantara juga banyak dipengaruhi oleh penyair dan filsuf asal India yakni Rabindranath Tagore.
Pemikiran yang diambil dari Maria Montessori adalah terkait pendidikan usia dini.
Hal yang diterapkan pada pendidikan Montessori adalah bagaimana peserta didik memiliki kebebasan dalam belajar, tempat belajar yang menyenangkan dan dapat membangun karakter peserta didik dengan metode bernyanyi dan menari.
Sedangkan pemikiran dari Tagore diambil Ki Hadjar Dewantara dari sisi konsep kebebasan dan merdeka yang beliau terapkan dalam sistem pembelajaran Taman Siswa.
Berprofesi sebagai wartawan
Ki Hadjar Dewantara pernah menjadi wartawan di Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara.
Bahkan melalui tulisannya Ki Hadjar Dewantara gencar mengkritik Belanda. Beliau sering membuat tulisan yang menyoroti pemerintahan Belanda lewat berbagai surat kabar.
Seperti tulisannya 'Seandainya Aku Seorang Belanda' yang membuat beliau diasingkan ke negeri Belanda.
Semasa hidupnya, Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri sekolah Nationaal Onderwijs Taman Siswa atau yang sekarang dikenal dengan Taman Siswa. Sekolah Taman Siswa pertama didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada bulan Juli tahun 1922.
Itulah sisi lain dari Ki Hadjar Dewantara yang menarik untuk disimak. Prestasi yang berhasil diraih Ki Hadjar Dewantara ini bisa menginspirasi generasi muda di Indonesia untuk melakukan hal positif selagi masih muda.
Selamat Hari Pendidikan Nasional!
https://edukasi.kompas.com/read/2022/05/02/162418471/hardiknas-2022-siswa-kenali-sisi-lain-ki-hadjar-dewantara