KOMPAS.com - Ahli Gizi Universitas Padjadjaran (Unpad), Siska Wiramihardja menyarankan agar calon mahasiswa yang menjadi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2022 untuk mempersiapkan diri sebelum ujian, salah satunya dengan tidak melawatkan sarapan.
Siska mengatakan bahwa sarapan tidak hanya bertujuan untuk membuat perut kenyamg, tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi tubuh.
Sarapan sebagai sumber energi bagi otak
Ia menerangkan, ada dua peran utama sarapan bagi tubuh. Pertama sebagai sumber energi bagi otak. Makan pagi menyediakan zat gizi utama yang dibutuhkan otak setelah habis berpuasa melalui istirahat di malam hari.
“Sarapan dapat meningkatkan fungsi kognitif otak, lebih konsentrasi dan fokus yang memungkinkan performa ujian menjadi lebih optimal,” tutur Siska seperti dilansir dari laman Unpad.
Peran kedua sarapan adalah untuk melindungi tubuh dari penyakit. Siska menjelaskan, di masa transisi pandemi menuju endemi, peserta ujian membutuhkan imunitas tubuh yang optimal saat melakukan ujian luring.
Salah satu upaya meningkatkan imunitas tubuh adalah menerapkan pola gizi seimbang sesuai rekomendasi WHO.
Sarapan menurunkan risiko stres
Lebih lanjut Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unpad tersebut mengatakan, selain dua fungsi di atas, sarapan membantu menjaga suasana hati (mood) sehingga tidak mudah emosi dan tetap tenang selama menjalani ujian.
“Sarapan juga membantu mencapai/menjaga berat badan ideal sehingga dapat menurunkan risiko berbagai penyakit,” terangnya.
Siska mengatakan, sejumlah penelitian menunjukkan, mereka yang melewatkan sarapan memiliki kadar hormon stres lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang melewatkannya.
Dampak melewatkan sarapan
Jika peserta melewatkan waktu sarapan, ada sejumlah dampak yang ditimbulkan, salah satunya terganggunya performa saat ujian.
Dampak lain yang ditimbulkan ketika mengabaikan sarapan adalah lambung menjadi kosong terlalu lama. Hal ini akan memicu meningkatnya asam lambung sehingga dapat menimbulkan mual, dan muntah.
Asupan gizi ke tubuh juga akan berkurang, sehingga kadar gula darah menjadi sangat rendah.
“Pada kondisi tertentu dapat menimbulkan gejala timbul keringan dingin, mata berkunang-kunang, lemas, bahkan pingsan,” tutur Siska.
Selain itu, melewatkan sarapan dapat mengganggu suasana hati dan menurunkan produktivitas. Bagi peserta yang sedang menjalani program penurunan berat badan, melewatkan sarapan bukanlah hal bijak.
Hal ini akan memudahkan peserta untuk tergoda mengonsumsi makanan olahan tinggi kalori pada jam makan berikutnya.
“Hal ini makin meningkatkan risiko obesitas dan penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, dan lain-lain,” ucap Siska.
Pilihan sarapan untuk hadapi ujian
Siska memaparkan, menu sarapan ideal sebaiknya mengandung bahan makanan sumber karbohidrat. Pilihan makanan bisa berupa nasi, tim, bubur, lontong, kentang, ubi, singkong, jagung, mie, atau roti.
Bahan makanan sumber protein hewani dan nabati seperti telur, ayam, ikan, daging, susu, kacang-kacangan, tahu, hingga tempe, serta serat dari sayuran dan buah-buahan. Ketiga bahan makanan tersebut wajib ada dalam menu makan pagi.
Buah-buahan sendiri dapat menjadi makanan atau minuman penutup atau dapat dikonsumsi sebagai camilan selepas menjalani ujian.
“Bagi penyuka sereal, dapat memilih rolled oat dengan kandungan kacang dan buah-buahan, dikonsumsi dengan yoghurt/susu, atau dengan salad sayuran,” terangnya.
Peserta sebaiknya menghindari menu sarapan yang tidak lengkap.
“Makan dengan menu tidak lengkap sebaiknya dihindari. Misal hanya minum susu saja, tanpa ada sumber karbohidrat atau serat, atau hanya makan roti atau kue atau mi saja tanpa ada bahan makanan sumber protein dan serat,” pungkasnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/05/19/144449671/agar-otak-optimal-saat-utbk-2022-ahli-gizi-pilih-menu-sarapan-ini