KOMPAS.com - Penggunaan vaping atau rokok elektrik masih menarik minat banyak orang. Terutama, para kaum perempuan yang lebih memilih vape karena merasa lebih aman daripada memakai rokok.
Sebab, rokok dinilai memiliki efek samping lebih besar bagi perempuan. Seperti gangguan pada ibu hamil dan janin, kesehatan reproduksi, dan gangguan lainnya.
Tetapi, apakah benar menggunakan vape lebih baik daripada rokok? Khususnya bagi para perempuan?
Vella Rohmayani, Dosen Prodi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Program Sarjana Terapan UM Surabaya, memiliki jawaban apakah vape lebih baik dari rokok jika digunakan oleh perempuan.
Menurut Vella pada awal kemunculannya vape memang dipromosikan sebagai produk rokok yang lebih ramah terhadap kesehatan.
Hal inilah yang membuat banyak pengguna rokok tembakau konvensional kemudian beralih menggunakan rokok elektrkik atau vape, karena dinilai lebih sehat.
Munculnya tren vaping ini membuat terjadinya peningkatan jumlah perokok di Indonesia. Menurut Asosiasi Personal Vaprizer Indonesia (APVI) pengguna vape pada tahun 2020 sudah mencapai 2,2 juta orang.
Vella yang juga merupakan Anggota Muhammadiyah Tobacco Control Center MTCC UM Surabaya menjelaskan vape memiliki beberapa komponen yaitu propylene, glycol, perasa, air dan nikotin.
WHO menyebutkan bahwa kandungan tersebut merupakan zat yang berpotensi menjadi racun serta bersifat karsinogen.
Bahkan, kandungan liquid atau cairan perasa pada vape bisa disalahgunakan untuk memasukkan nikotin dengan dosis yang lebih tinggi atau memasukkan bahan lain seperti heroin dan kanibusoil yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan penggunanya.
Ella menyebut enam bahaya kesehatan yang dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi vape. Salah satunya adalah menyebabkan masalah kesuburan. Untuk efek lainnya, berikut rinciannya:
Ganggu kesuburan laki-laki dan perempuan
Pengunaan vape dapat menyebabkan seseorang mengalami masalah kesuburan, baik itu laki-laki maupun perempuan.
Vaping laki-laki dapat mengalami masalah penurunan jumlah dan kualitas sperma yang dihasilkan.
Sedangkan pada perempuan yang mengkonsumsi vape dapat mengalami risiko kerusakan pada sel telur dan meningkatkan risiko keguguran.
Selain itu penggunaan vape juga menyebabkan terjadinya masalah pada saluran tuba falopi, saluran ini merupakan tempat bertemunya sel telur dan sel sperma atau tempat terjadinya proses fertilisasi (pembuahan).
Sehingga, jika terjadi masalah pada saluran tersebut dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan peluang kehamilan, serta dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan.
Picu kecanduan
“Selanjutnya adalah menyebabkan kecanduan dan keracunan,seperti halnya rokok tembakau, vape juga memiliki kandungan nikotin. Nikotin merupakan zat yang dapat menstimulus otak untuk melepaskan hormone dopamine dalam jumlah yang relative tinggi,”jelas Vella, dilansir dari laman UM Surabaya.
Hal inilah yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya efek kecanduan atau ketergantungan.
Selain dapat menyebabkan kecanduan, Nikotin juga dapat memicu terjadinya keracunan pada tubuh. Serta dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ vital.
Sebabkan gagal ginjal
Ketiga menyebabkan penyakit gagal ginjal, salah satu zat yang terkandung dalam vape adalah propilen glikol.
Zat ini sebenarnya tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam batas wajar. Namun pengguna rokok elektrik dapat menggunakan bahan atau komposisi vape sesuka hati.
Jika zat tersebut dikomsumsi di luar batas wajar, maka dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
Tingkatkan resiko paru-paru
“Efek lain adalah meningkatkan risiko penyakit paru-paru, kandungan nikotin yang terdapat dalam vape bisa menyebabkan peningkatan risiko peradangan pada paru-paru. Selain itu kandungan perasa yang terdapat dalam vape juga dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan epitel di paru-paru,”jelas Vella lagi.
Picu kanker
Lebih lanjut lagi ia menjelaskan penggunaan vape memicu kanker. Rokok elektrik atau vape juga memiliki komponen nikotin di dalamnya seperti halnya rokok tembakau konvensional.
Nikotin merupakan salah satu kelompok senyawa yang dapat memicu kanker atau bersifat karsinogen.
Jantung
Penggunaan vape juga menyebabkan penyakit jantung. Uap nikotin yang dihasilkan dari vape dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar adrenalin dalam tubuh.
“Hormon adrenalin ini biasanya akan meningkat ketika seseorang sedang mengalami kondisi stress atau depresi. Produksi hormone ini dalam jumlah yang tinggi dapat meningkatkan kinerja jantung. Sehingga berisiko menyebabkan terjadinya serangan jantung, karena jantung harus dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh,”jelasnya.
Menurut Vella beralih menggunakan vape, bukan merupakan alternatif yang tepat untuk berhenti dari kebiasaan merokok.
Karena pada kenyataannya vape dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan pada tubuh seperti halnya penggunaan rokok tembakau konvensional.
“Mari memulai hidup sehat dengan berhenti mengkonsumsi produk olahan tembakau. Karena baik itu rokok tembakau konvesional ataupun rokok elektrik (vape) sama – sama berbahaya bagi kesehatan,”tukasnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/05/24/093000971/dosen-um-surabaya--6-dampak-vape-ganggu-kesuburan-hingga-kanker