Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dosen IPB Ungkap 4 Ancaman Upaya Pelestarian Serangga

KOMPAS.com - Serangga menjadi salah satu binatang yang sering muncul di kehidupan manusia.

Kehadirannya memang sering kali mengganggu. Di setiap rumah ada obat pembasmi serangga untuk menghalau binatang yang tidak diinginkan.

Meski sejumlah serangga dianggap mengganggu dan bisa saja membawa efek tidak bagus apabila menggigit manusia, namun ada pula serangga yang bermanfaat lho.

Dosen muda Institut Pertanian Bogor (IPB) University dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Nadzirum Mubin mengatakan, perlu adanya upaya pelestarian serangga. Khususnya untuk bidang ethno-entomologi.

Serangga menjadi bagian kehidupan bermasyarakat

Nadzir menjelaskan, bahwa ethno-entomologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan serangga. Ia menyebut, banyak serangga yang sudah menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat.

Ia mencontohkan, undur-undur (Neuroptera: Myrmeleontidae) merupakan predator. Tetapi secara tradisional, undur-undur ini dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati berbagai jenis penyakit.

Undur-undur sering dikonsumsi sebagai obat diabetes, darah tinggi, dan gatal-gatal.

"Tidak hanya terbatas dimanfaatkan secara tradisional, sudah banyak publikasi yang mengonfirmasi bahwa undur-undur ini memiliki zat tertentu sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan," kata Nadzirum Mubin seperti dikutip dari laman IPB, Rabu (25/5/2022).

Serangga dimanfaatkan sebagai sumber makanan

Ia menerangkan, pengetahuan tradisional lainnya juga banyak menyebutkan bahwa serangga dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan.

Hal ini disebabkan karena serangga mengandung protein yang sangat tinggi. Beberapa serangga yang dikonsumsi karena kandungan protein yang tinggi yaitu seperti ulat sagu, tepung jangkrik, botok tawon, peyek laron maupun belalang.

"Pengetahuan tradisional menjadi kunci dari pelestarian serangga tersebut sehingga serangga-serangga yang dimanfaatkan tidak tereksploitasi terlalu besar," urainya.

Ancaman pelestarian serangga

Meskipun secara tradisional serangga-serangga tersebut memberikan manfaat yang luar biasa, terdapat banyak ancaman dalam upaya pelestariannya.

Nadzir ada beberapa ancaman yang menjadi ancaman pelestarian serangga, antara lain:

1. Perubahan iklim.

2. Kehilangan habitat karena alih fungsi lahan.

3. Peningkatan produktivitas pertanian dengan penggunaan pestisida yang tidak bijaksana.

4. Perdagangan bebas serangga dapat menghambat pelestarian serangga.

Menurut Nadzir, dari ancaman-ancaman yang ada, dapat dicarikan solusinya masing-masing.

Ia menyebut, hal yang paling banyak digunakan sekarang adalah adanya pengenalan serangga-serangga ke anak usia dini.

Pengenalan serangga sedari dini memberikan kesempatan anak tersebut mengenal dan menyukai serangga sejak kecil.

"Mengenalkan serangga dengan berlibur ke tempat wisata. Wisata edukasi memperkenalkan kupu-kupu, lebah, dan serangga lainnya ke anak kecil menjadikan memori si anak dapat dikenang hingga dewasa nanti," papar dia.

Selain itu, pelestarian serangga juga dapat dilakukan dengan pertunjukan budaya atau seni. Seni wayang yang umumnya dikatakan kuno, diganti menjadi pertunjukan wayang serangga.

"Dengan tetap memegang kesenian wayang, cerita dan wayangnya diganti topiknya dengan serangga. Sehingga serangga yang memberikan manfaat yang luar biasa dapat dikenal melalui media seni seperti wayang ini," pungkas Nadzir.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/05/25/104500171/dosen-ipb-ungkap-4-ancaman-upaya-pelestarian-serangga

Terkini Lainnya

Cerita Novika, Alumnus UGM yang 15 Tahun Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Cerita Novika, Alumnus UGM yang 15 Tahun Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Edu
Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Edu
Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan SMA Taruna Nusantara dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke