Kompas.com - Quarter life crisis artinya masa-masa kritis yang mungkin dialami hampir semua orang dalam hidupnya. Ada yang mengalaminya lebih cepat dan ada yang sedikit lebih lama.
Quarter life crisis dianggap sebagai salah satu fase menuju kedewasaan. Namun, apa itu quarter life crisis? Mengapa momen-momen ini sangat penting untuk menentukan kehidupan kita yang stabil nantinya? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di sini!
Definisi Quarter Life Crisis
Quarter life crisis merupakan salah satu istilah dalam bidang ilmu psikologi yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
Quarter life crisis artinya fase di mana seseorang memiliki kondisi yang tidak stabil yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan pola pikir yang berkaitan dengan masa depan dan kualitas hidup dalam berbagai bidang seperti karier, percintaan, keuangan, kehidupan sosial, dan lainnya.
Dikutip dari jurnal Barley University, quarter life crisis merupakan fase di mana seseorang tidak siap atau tidak memiliki rencana matang dalam menentukan tujuan atau target hidup.
Kegalauan tersebut akhirnya menimbulkan perasaan terisolasi, emosional, meragukan kemampuan sendiri dan takut gagal.
Tidak jarang jika fase ini sampai membawa seseorang untuk mempertanyakan eksistensi sebagai manusia hingga merasa tidak memiliki tujuan hidup. Umumnya, fase ini akan dialami oleh orang yang berusia 18 sampai 30 tahun.
7 Tanda Kamu Mengalami Quarter Life Crisis
Ada ciri-ciri yang menunjukkan kamu sedang mengalami quarter life crisis, yaitu:
1. Iri dengan teman sebaya
Saat mengalami quarter life crisis artinya terkadang kamu punya perasaan iri ketika melihat kehidupan atau prestasi orang lain.
Kamu menganggap kehidupan teman sebaya atau rekan kantor kamu lebih baik, lebih indah, ataupun lebih mulus dibanding kehidupan kamu sendiri.
Apalagi jika melihat ‘kehidupan’ teman sebaya pada media sosial. Perasaan iri yang tidak terbendung akhirnya menimbulkan rasa tidak percaya diri terhadap kemampuan sendiri, sedih, dan menyesal pada setiap keputusan yang telah diambil.
2. Bosan dengan rutinitas
Merasa bosan, jenuh, dan muak terhadap rutinitas setiap hari merupakan salah satu tanda berikutnya. Pekerjaan tidak lagi membuat kamu bahagia. Rutinitas menjadi hambar dan tidak memiliki tantangan.
Walau begitu, kamu tidak tidak bisa mengakhirinya karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu demi orang lain maupun demi diri sendiri.
3. Terlalu banyak beban
Masa muda hanya dapat dinikmati sekali saja. Namun, kamu merasa sejak lama sudah memikul beban dan tanggung jawab yang terlalu banyak. Kamu menjadi merasa tidak bebas dan selalu terkekang.
Ketidakpuasan terhadap kenyataan masa muda, dapat membuat kamu stres dan bahkan memengaruhi kondisi kesehatan tubuh.
4. Cemas terhadap masa depan
Mengalami fase quarter life crisis artinya memiliki kecemasan terhadap masa depan. Ini terjadi karena tidak adanya gambaran akan seperti apa masa depan yang kamu inginkan.
Tanda ini akan muncul ketika impian digugurkan dengan realita kehidupan. Umumnya, kecemasan muncul akibat kesulitan memilih antara memenuhi impian sendiri atau tuntutan keluarga.
Perasaan takut durhaka demi impian hidup menjadi salah satu faktor pemicunya.
5. Kurang motivasi dan menyerah
Dalam menjalani kehidupan, kamu mengalami penolakan dan kegagalan secara terus menerus. Sehingga kamu kehilangan motivasi dan menyerah untuk mewujudkan impian.
Kamu mulai meyakini, bahwa sebaik apapun rencana yang disusun, pada akhirnya sulit untuk terwujud atau berakhir dengan kegagalan.
6. Tidak bahagia dengan apa yang dimiliki
Kamu merasa selalu kurang terhadap apa yang dimiliki saat ini. Walaupun beberapa impian atau rencana sudah terwujud, kamu tidak bahagia karena masih ada beberapa yang belum terwujud.
Kamu mulai menginginkan impian orang lain atau bahkan mengidamkan pengakuan orang lain atas kerja kerasmu.
7. Kelelahan
Terlalu keras untuk bekerja atau memaksakan melakukan kegiatan yang tidak disukai, tentu dapat menguras stamina dan menambah beban pikiran.
Jika dibiarkan terus-menerus, kamu akan merasa kelelahan dalam menghadapinya dan sulit untuk berpikir secara jernih.
Penyebab Quarter Life Crisis
Berdasarkan Elevate Counseling, ada beberapa penyebab terjadinya quarter life crisis yaitu:
9 Cara Mengatasi Quarter Life Crisis
Dikutip dari Huffpost, tidak ada yang tahu berapa lama quarter life crisis dapat berlangsung.
Namun, ada beberapa cara untuk mengatasinya, yaitu:
1. Memahami diri sendiri
Selama ini, kamu merasa sudah mengenali diri sendiri. Namun, kenyataannya kamu belum mengenali diri lebih dalam.
Saat ingin mengatasi quarter life crisis artinya kamu harus lebih tahu siapa diri kamu sendiri.
Kenali apa hal yang membuat kamu termotivasi dan kelelahan. Dengan begitu, jika kamu sudah merasa lelah, lakukanlah aktivitas yang kamu senangi, seperti mendengarkan musik, berolahraga ataupun kegiatan lainnya agar kembali termotivasi atau meningkatkan mood saat itu.
2. Berhenti membandingkan
Setiap orang memiliki jalannya masing-masing. Untuk itu, tidak perlu membandingkan kehidupan dengan orang lain. Perasaan merasa gagal, kalah, terlambat merupakan salah satu akibat membandingkan dengan orang lain.
Mulailah bersyukur atas segala hal yang telah capai hingga saat ini. Jangan hanya bersyukur terhadap hasil yang besar saja, karena banyak hal kecil yang patut disyukuri.
Fokuslah pada apa yang dimiliki dan selalu maksimalkan diri demi mendapatkan yang terbaik.
3. Buat rencana bertahap
Tidak ada salahnya untuk bermimpi, namun dalam mewujudkan mimpi, tidak mungkin dilakukan tanpa adanya perencanaan. Aturlah rencana secara bertahap seperti membagi rencana jangka pendek dan jangka panjang.
Buatlah target yang lebih realistis dan fleksibel. Sebab, jika kamu merasa ragu dan ingin berubah pikiran, kamu masih bisa mengubahnya dengan menyesuaikan realita yang dihadapi.
4. Membuat standar sendiri
Tidak ada yang salah dalam memenuhi ekspektasi keluarga atau masyarakat. Namun, jika kamu merasa terpaksa dan terbebani dalam melakukannya, sebaiknya hentikan.
Saat ingin menghentikan fase quarter life crisis artinya kamu harus sudah siap untuk hidup tidak sesuai standar yang sudah ada.
Kamu tidak perlu memenuhi standar masyarakat yang mengatakan harus menikah di usia 25 tahun, sebelum umur 30 tahun harus punya jabatan atau rumah.
Mulailah untuk menyusun standar sendiri mulai dari standar hidup, bahagia, dan kesuksesan. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki prioritas yang berbeda-beda dalam menjalani kehidupan.
Jika belum tahu mau memulai dari mana untuk menentukan standar diri, coba yuk ikutan course Kiat Makin Produktif dan Berkualitas Dengan Individual Wellness di Kognisi.id.
Lewat course ini, kamu akan dibantu menavigasikan kehidupan ke arah lebih baik, dengan mempelajari berbagai aspek Individual Wellness, seperti physical wellness dari pendekatan fisiologi, emotional dan intellectual wellness dari pendekatan kesehatan jiwa, occupational dan social wellness dari pendekatan psikologi, dan masih banyak lagi.
5. Mengejar impian
Jika rencana dan standar yang sudah disusun, kamu bisa mulai untuk mewujudkannya. Jalankan rencana dari yang kecil terlebih dahulu.
Kamu harus melakukan aksi nyata dan tidak menunda terlalu lama untuk mengejar impian. Jangan cegah langkahmu dengan alasan yang di buat sendiri.
Perluaslah wawasan dan bertanya pada orang yang tepat agar impian kamu bisa lebih mudah untuk diwujudkan.
6. Menerima kegagalan
Jika ternyata rencana tidak berjalan dengan baik, yakinlah bahwa hal tersebut bagian dari kehidupan. Kegagalan bukan menjadi hal yang ditakutkan dan diratapi berlarut-larut.
Hindari menyesali setiap keputusan yang telah dibuat dengan tidak berandai-andai. Sebab, masa lalu tidak bisa diubah. Jadi, fokus untuk di hari ini dan masa depan.
Bersabarlah dalam menjalankan semua rencana. Biarkan kegagalan menjadi bahan evaluasi dalam menghadapi rintangan di masa depan.
7. Ganti lingkungan
Mengatasi quarter life crisis artinya kamu harus mencari lingkungan suportif dan memberikan
kenyamanan. Lingkungan yang memberikan pengaruh positif yang membangun dan membantu ketika merasa kelelahan.
Lingkungan yang baik tidak hanya bisa mendukung, tetapi juga memberikan kritik dan mengingatkan kamu jika melakukan kesalahan. Lewat teguran, kamu bisa memperbaiki kesalahan dan terus maju.
8. Batasi penggunaan media sosial
Pengaruh teknologi memang memberikan kamu kemudahan untuk mengakses apapun termasuk dalam media sosial.
Namun, terkadang yang ditampilkan justru membuat kamu minder dan terjebak dalam pengaruh negatif. Kamu mulai iri dan membandingkan kehidupan dengan orang lain.
Batasi penggunaan media sosial jika kamu belum siap untuk menghadapinya.
Jangan paksa diri jika ternyata kamu masih merasakan iri atau menjadi tidak percaya diri.Proses untuk pulih membutuhkan waktu, oleh karena itu, kamu tidak perlu terburu-buru.
9. Carilah mentor atau partner
Carilah mentor yang dapat membimbing kamu untuk mewujudkan impian. Jika kamu merasa berat untuk mewujudkannya, carilah partner yang dapat membantumu. Jangan memaksakan diri untuk selalu berjuang sendirian.
Mulailah membuka hati dan pikiran kepada orang yang kamu percaya. Hal ini dapat meringankan beban pikiranmu.
Selain itu, berbagi pandangan dengan orang lain, juga dapat membantumu mendapatkan sudut pandang yang baru. Jika hal itu membantu, tidak ada salahnya jika dimanfaatkan dengan baik.
Nah, buat kamu yang sedang mengalami quarter life crisis artinya kamu sedang membutuhkan
pencerahan, nih.
Yuk, coba ikutan course Seni Menemukan Makna Hidup di Kognisi.id oleh Irma Erinda, Purpose Coach dan Professional Facilitator.
Lewat course ini, kamu bisa mengenal tujuan dan value dalam diri, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan value perusahaan tempat kamu bekerja. Seru banget, kan? Buruan daftar akun kursus online gratis di Kognisi.id!
https://edukasi.kompas.com/read/2022/06/10/123715571/kenali-tanda-tanda-quarter-life-crisis