KOMPAS.com - Para orangtua apakah sudah paham dengan perkembanga anaknya? Terlebih yang memiliki anak usia dini atau usia sebelum sekolah.
Biasanya, anak tersebut tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Bahkan usia 0-2 tahun berada pada tahapan sensori motorik.
Yakni tahap ini anak membangun pengetahuannya berdasarkan apa yang ia tangkap melalui pancainderanya (aktivitas sensor) dan motoriknya.
Dilansir dari akun Instagram Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbud Ristek, anak usia itu menggunakan sistem sensori motorik bawaan.
Anak akan menghisap, menggenggam dan akivitas motorik kasar untuk membangun pengetahuan mereka. Inilah sebabnya kenapa kita menjumpai bayi sering memasukkan benda yang ia pegang ke dalam mulutnya ataupun melemparkan benda tersebut sambil tertawa.
Maka dari itu orangtua harus paham tahapan perkembangan kognitif anak usia 0-2 tahun. Ini tahapan sensorimotorik:
1. Tahapan tindakan refleks (usia kurang 1 bulan)
Pada tahap ini anak biasanya menghisap dan menggenggam segala sesuatu, hal ini diatur oleh tindakan refleks mereka.
2. Tahapan reaksi sirkuler primer (1-4 bulan)
Adapun pondasi tahap ini adalah memodifikasi tindakan refleks pada tahap 1, yaitu munculnya reaksi yang baru yang tidak muncul pada tahap 1. Anak mulai mengarahkan perilakunya sendiri dari pada bergantung pada tindakan refleks.
3. Tahap reaksi sirkuler sekunder (4-8 bulan)
Di tahap ini dicirikan oleh tindakan-tindakan berulang yang dimaksudkan untuk mendapatkan respon yang sama dari sebuah objek.
4. Tahap koordinasi skema sekunder (8-12 bulan)
Sementara selama tahap ini anak menggunakan cara-cara tertentu untuk mencapai tujuannya.
5. Tahap reaksi sirkuler tersier/eksperimensi (12-18 bulan)
Pada tahap inilah puncaknya periode sensorimotorik. Anak mulai melakukan eksperimen, ia mengulangi tindakan dan memodifikasi perilaku berulang-ulang untuk melihat apa yang akan terjadi.
6. Tahap kecerdasan representasional (18-24 bulan)
Adapun pada tahap ini adalah masa transisi dari sensori motorik menuju representasi simbolik.
Di tahap ini anak mengembangkan kemampuan mengingatnya dan mengulang kembali tindakan-tidakan yang pernah ia lihat (proses meniru). Serta menghadirkan gambar menjadi seperti sesuatu dunia nyata.
Untuk itulah orangtua harus menstimulasi tahapan sensorimotorik anak. Ini yang bisa dilakukan:
1. Bisa dengan menyediakan mainan interaktif yang dapat mengaktifkan berbagai pancaindera.
2. Orangtua bisa mengjak anak bermain untuk memfasilitasi tahapan ini serta keaktifan anak.
3. Menyediakan lingkungan dimana bayi atau batita dapat merangkak dan bereksplorasi dengan leluasa.
4. Menyediakan lingkungan yang kaya bahasa dan bisa dipahami anak.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/07/01/152746471/6-tahapan-perkembangan-kognitif-anak-penting-dipahami-orangtua