KOMPAS.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa buah dan sayur mempunyai manfaat besar bagi kesehatan manusia.
Keberadaan buah dan sayur ini juga selalu diperingati lho setiap tahunnya. Perlu kamu ketahui bahwa Hari Buah Sedunia diperingati tiap 1 Juli.
International Fruit Day atau Hari Buah Sedunia pertama kali dirayakan 1 Juli 2007 di Berlin. Dalam perayaannya, beberapa orang berbagi buah favorit mereka.
Aviria Ermamilia Dosen Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) mengatakan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan agar buah dan sayur dapat bertahan lama dan kandungan gizinya tetap terjaga.
Berikut tips menyimpan dan mengonsumsi buah dan sayur agar bisa bertahan lama dan nutrisinya tetap utuh dari dosen FKKMK UGM.
1. Pilih buah dan sayur berkualitas
Menurut Aviria, masyarakat dapat memulai dengan memilih buah dan sayur dengan kualitas yang baik, yaitu harus utuh, minim goresan, dan kematangan yang pas.
2. Perhatikan suhu saat menyimpan buah dan sayur
Setelah itu, penyimpanan buah dan sayur secara umum harus memperhatikan suhu, menjaga kelembapan dan sirkulasi udaranya. Buah dan sayur dapat disimpan di kulkas dengan suhu rendah (kurang dari tiga derajat celcius).
"Hal ini memberikan aktivitas minimal untuk enzim perusak atau yang membuat buah dan sayur membusuk lebih cepat," jelas Aviria Ermamilia seperti dikutip dari laman UGM, Sabtu (2/7/2022).
3. Beberapa buah justru jangan disimpan di kulkas
Aviria Ermamilia menerangkan, ada beberapa buah yang harus diberi perlakuan khusus saat menyimpannya.
Seperti pisang, jangan dimasukkan dalam kulkas karena justru akan mempercepat proses pencoklatan dan akan menjadi kurang baik.
Selain itu, pisang juga mempercepat proses pembusukan bahan makanan lain. Sehingga penyimpanannya sebaiknya dipisah dengan bahan masakan lain karena pisang mempunyai gas etilen.
4. Buah yang mengandung zat penting pada kulitnya
Aviria menjelaskan, beberapa buah mengandung zat-zat penting dalam kulit buah. Salah satunya zat antosianin untuk antioksidan dan anti-inflamasi.
Buah yang mengandung zat ini contohnya adalah buah apel, anggur, stroberi, pir, dan sebagainya. Sehingga untuk memperoleh manfaatnya, dapat mengonsumsinya dengan kulit buah sekaligus.
"Beberapa buah dapat dikonsumsi dengan kulitnya namun harus memperhatikan kondisi dari buah tersebut. Kalau ada bagian-bagian yang mungkin lebih kotor, saya biasanya membilas dengan air matang untuk yang terakhir kali. Setelah dicuci dengan bersih, barulah kita konsumsi," katanya.
5. Memanaskan sayur jangan berulang kali
Terkait kebiasaan masyarakat Indonesia yang kadang memanaskan kembali sayur yang sudah dimasak, Aviria menuturkan, secara umum jika memang diperlukan untuk dipanaskan kembali, cukup satu kali saja.
Karena terdapat vitamin larut dalam air yang akan hilang dalam proses pemasan tersebut.
"Selain turun nutrisinya, beberapa sayur juga dimasak dengan santan, ketika santan dipanaskan terus menerus, akan keluar minyak. Hal ini kurang sehat dibandingkan santan yang segar. Lebih baik mengonsumsi santan yang fresh," imbuh Aviria.
6. Pedoman mengonsumsi buah dan sayur
Dia menambahkan, konsumsi buah dan sayur mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang. Pedoman Isi Piringku menunjukkan bahwa 2/3 dari 1/2 isi piring adalah sayuran, dan 1/3 dari 1/2 isi piring adalah buah-buahan setiap makan.
"Pedoman tersebut menunjukkan harus lebih banyak konsumsi sayuran, dan cukupi buah-buahan. Konsumsi ini berbeda untuk jenis umur. Anak-anak lebih sedikit dari orang dewasa, maksimal 300 gram," tandas Aviria.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/07/02/130700971/6-tips-menyimpan-dan-mengonsumsi-buah-sayur-ala-dosen-ugm