KOMPAS.com - Saat pasien hendak melakukan operasi, biasanya akan dilakukan tindakan anestesi atau pembiusan.
Pembiusan atau anestesi adalah sebuah tindakan yang diberikan kepada pasien untuk membantu pasien agar tidak merasa sakit selama prosedur medis dilakukan.
Dokter sekaligus dosen Universitas Airlangga (Unair), Bambang Pujo Semedi mengatakan bahwa pembiusan sangat penting dalam proses operasi.
Bambang menuturkan bahwa pembiusan sebenarnya mudah dilakukan. Namun, lanjutnya, proses pembiusan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi masalah nantinya.
“Proses pembiusan itu yang sulit bukan proses menidurkannya tapi membangunkannya,” tuturnya, dilansir dari laman Unair saat mengisi acara.
Bambang menjelaskan empat tahap yang akan dilalui pasien ketika dibius total. Tahap pertama yaitu hilangnya rasa nyeri dan sakit.
Tahap kedua atau tahap antara yaitu kondisi dimana orang tidak sepenuhnya sadar.
Tahap ketiga adalah mulainya ada gangguan yang menyebabkan penghambatan fungsi otak sehingga pasien tidak bisa merasakan nyeri dan tidak sadarkan diri.
Lalu tahap keempat akan muncul apabila bius yang diberikan terlalu banyak.
“Kita dalam proses anestesi itu hampir sama checklist-nya sama seperti menerbangkan pesawat. Tidak ada salah satu pun yang boleh ketinggalan. Kalau ada yang ketinggalan, ketika ada masalah bisa fatal, kalau tidak ada masalah tidak apa-apa,” jelas Bambang.
Tiga macam anestesi atau pembiusan
Bambang menjelaskan bahwa pembiusan ada tiga macam yaitu bius lokal, bius regional, dan bius total.
Bius lokal atau anestesi lokal dilakukan dengan menghilangkan rasa sakit pada area tubuh yang akan dioperasi.
Bambang menyebut, bius lokal adalah bius yang dilakukan sehari-hari di luar kamar operasi. Bius lokal biasanya digunakan untuk operasi seperti benjolan pada tangan dan operasi katarak pada mata.
Bius regional atau anestesi regional dilakukan dengan menghilangkan rasa sakit pada sebagian anggota tubuh.
Ia menuturkan bius regional memiliki persiapan yang sama dengan bius total. Ia juga menyebut bahwa bius lokal bisa dikatakan proses pembiusan yang ‘tidak sukses’.
“Karena ada kemungkinan tidak sukses maka harus beralih ke pembiusan total,” tuturnya.
Bius total atau anestesi umum merupakan prosedur pembiusan yang membuat pasien menjadi tidak sadar selama operasi berlangsung. Bambang menyebut bius total memiliki prosedur yang agak ruwet dan harus dilakukan dengan hati-hati.
Efek samping anestesi
Kemudian, Bambang menjelaskan efek samping dari proses pembiusan pada pasien. Ia menuturkan semua pembiusan ada risikonya.
Pada bius regional tidak seratus persen aman, misalnya orang disuntik bius pada punggung atau sumsum tulang namun jarum mengenai saraf sehingga bisa terjadi gangguan.
“Bisa jadi bagian tertentu mati rasa cukup lama tapi yang lainnya sudah pulih, tapi itu bisa pulih dengan sendirinya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan bius total memiliki komplikasi cukup banyak. Seperti penurunan atau peningkatan tekanan darah.
Selain itu, dalam operasi besar, pasien harus dilumpuhkan dan dipasang selang nafas yang dapat menyebabkan tenggorokan tidak enak dan serak jika pemakaian terlalu lama.
“Orang kalau dibius total itu dibuat tidak sadar kalau dosisnya tepat seperti tidur, bangun-bangun ya, seperti orang tidur. Tapi kalau dosisnya kurang, dia lumpuh tidak bisa bergerak tapi dia bisa mendengar suara-suara, seperti mimpi,” jelasnya.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/07/26/074116771/dokter-unair-jelaskan-3-jenis-anestesi-termasuk-efek-sampingnya