KOMPAS.com - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang telah dilaksanakan secara penuh setelah dua tahun dilakukan secara daring, masih menjadi tantangan bagi sejumlah anak dan orangtua.
Terutama untuk anak-anak usia dini dan awal sekolah SD, dituntut untuk lebih mandiri dalam proses belajar karena tak ada pendampingan orangtua seperti saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah.
Tak hanya dalam kegiatan belajar, anak juga harus beradaptasi dengan suasana kelas yang ramai, bergaul dengan teman-teman baru, hingga aturan-aturan yang harus dipatuhi selama di sekolah.
Ada sejumlah tanda yang umumnya diperlihatkan anak apabila mereka mengalami kesulitan di sekolah, baik soal pelajaran, interaksi dengan teman atau guru dan lainnya.
Saat anak sedang berjuang, apakah itu tentang tugas sekolah, masalah dengan teman, atau hal lain, penting bagi orang tua untuk berempati, berbelas kasih dan pengertian.
Tandanya, anak sedang membutuhkan orang tuanya untuk membantu mereka mengatasi masalah dan membangun kembali kepercayaan dan harga diri mereka.
Berikut tanda-tanda yang perlu dikenali orangtua saat anak mengalami kesulitan di sekolah, melansir laman Sekolah BPK Penabur:
1.Tidak ingin membahas tentang mata pelajaran
Saat anak tiba-tiba tidak mau memberitahu orangtua tentang apa yang mereka pelajari atau apa yang terjadi di sekolah, hal ini bisa menjadi kode bahwa ada yang tidak beres.
Terutama jika sebelumnya anak suka mengobrol dan terbuka tentang sekolahnya.
Tak perlu memaksa anak untuk menceritakan dalam satu waktu. Cari tahu mulai dari obrilan ringan yang membuat anak merasa nyaman terlebih dahulu.
2. Penurunan minat
Jika sebelumnya anak menunjukkan pandangan positif tentang sekolah, namun tiba-tiba ia berubah sikap dan tak menyukai sekolahnya, sesuatu mungkin tengah dialaminya.
Sikap anak dapat ditunjukkan lewat kemarahan atau sikap tidak peduli. Entah mereka sedang mengalami masalah dengan teman, guru atau pelajaran.
Perubahan sikap lainnya yang perlu diperhatikan yaitu keluhan kebosanan. Sering kali, anak mengeluh bosan saat mereka tak mengerti tentang apa yang terjadi di sekolah.
3. Lebih lama mengerjakan tugas
Jika anak menunjukkan pola belajar di mana tak memiliki waktu luang untuk bermain atau melakukan hal lain sepulang sekolah karena mengerjakan tugas, ini bisa menjadi sinyal adanya masalah.
Biasanya anak menghabiskan waktu sekitar 10 menit per tingkat kelas untuk menyelesaikan tugas setiap harinya, yakni untuk anak kelas 2 SD sekitar 20 menit, kelas 3 SD 30 menit, dan seterusnya.
Namun, kebijakan pekerjaan rumah tergantung guru dan sekolah. Beberapa guru bisa memberikan pekerjaan rumah yang lebih banyak atau lebih sedikit.
Jadi, ketahui dulu seperti apa kebijakan pekerjaan rumah setiap guru.
4. Gejala sakit
Kondisi fisik yang kurang bugar juga dapat mempengaruhi kondisi mental anak. Begitu juga sebaliknya.
Untuk itu, orangtua perlu mencari tahu, apakah gejala sakit yang dialami anak karena infeksi penyakit atau lebih pada kesehatan mentalnya.
Untuk gangguan tidur dan makan sering kali disebabkan oleh kecemasan. Terutama jika mereka tidak mampu mengikuti pelajaran atau tidak bisa mengerjakan tugas sekolahnya.
Gejala fisik tersebut adalah bentuk ketidakmampuan anak dalam mengeluarkan emosinya.
Anak masih belum bisa menunjukkan ketidaknyamanan perasaannya sehingga mereka dikeluarkan lewat gejala sakit.
5. Laporan dari guru
Apakah orangtua menerima laporan terkait perkembangan pembelajaran anak?
Jika guru menilai anak mengalami kesulitan atau berjuang lebih keras ketimbang siswa lain, ini perlu diperhatikan.
Artinya, guru ingin bekerja sama dengan orang tua demi kemajuan akademik dan mengatasi masalah yang mungkin sedang dihadapi oleh sang anak.
Selain nilai akademik, guru biasanya juga akan memberikan laporkan kepada orangtua jika anak melakukan hal buruk di sekolah.
Terutama jika sang anak biasanya bersikap baik dan tiba-tiba mulai menunjukkan perubahan perilaku di sekolah.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/08/01/132114471/5-tanda-anak-alami-kesulitan-belajar-di-sekolah