KOMPAS.com - Bangsa Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan ke-77 pada Rabu 17 Agustus 2022.
Kemerdekaan bangsa Indonesia ini menjadi sejarah penting yang tidak boleh dilupakan generasi muda.
Sehingga pada moment memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia tiap tanggal 17 Agustus menjadi ajang refleksi dan mengenang kembali perjuangan pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Lantas bagaimana seharusnya sikap generasi muda khususnya para sivitas akademika dalam merayakan kemerdekaan Indonesia saat ini?
Banyak pelajaran penting dalam kemerdekaan Indonesia
Menurut Dosen Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Airlangga (Unair) Mulyadi J Amalaik, banyak pelajaran penting yang bisa dipetik dalam memaknai kemerdekaan Indonesia.
Mulyadi menerangkan, generasi muda yang hidup di era teknologi informasi adalah generasi digital yang dipenuhi dengan segala ambiguitas dan kontradiksi perilaku yang mengikuti kemajuannya.
Mulyadi mengatakan, generasi muda dapat memanfaatkan teknologi sebagai media perjuangan untuk memajukan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
"Bukan malah sebaliknya, menyumbang benih perpecahan bangsa atau memproduksi sikap nasionalisme eksklusif," ujar Mulyadi seperti dikutip dari laman Unair, Selasa (16/8/2022).
Mulyadi menjelaskan, sebagai sivitas akademika, dalam memperingati kemerdekaan Indonesia harus menelusurinya dengan kecerdasan intelektual dan emosional. Melalui pembacaan sejarah yang tekun.
Sejarah perjalanan bangsa Indonesia hingga 77 tahun inilah yang sesungguhnya akan menjadi spirit penuntun posisi pemuda.
"Spirit itu berupa posisi pemuda dalam mengambil sikap dan posisi di kancah internasional," tutur Mulyadi.
Sikap sivitas akademika saat peringati kemerdekaan Indonesia
Dalam memaknai kemerdekaan, lanjut Mulyadi, sivitas akademika dapat membantu pemerintah dalam mencapai masyarakat sejahtera.
Dia menekankan, perguruan tinggi harus terus memperkuat Tri Dharma Perguruan Tinggi di lingkungan kampus.
"Tri Dharma harus dibumikan dalam bentuk praksis, membangun konsep atau teori dan sekaligus praktek di lapangan sesuai kondisi terkini," tegasnya.
Dosen Unair ini menambahkan, poin lain yang bisa dilakukan sivitas akademika dalam memperingati hari Kemerdekaan Indonesia adalah dalam konteks kelembagaan sebagai perguruan tinggi yang diatur Undang-undang harus melakukan otokritik terus-menerus.
Utamanya dalam sikap dan tindakannya dalam pengembangan ilmu dan teknologi.
"Yang paling penting civitas akademika harus menjaga posisi netralnya dalam politik praktis. Sebab masyarakat kampus adalah miniatur masyarakat Pancasila yang Bhinneka Tunggal Ika," beber Mulyadi.
Mulyadi menekankan, jangan sampai sivitas akademika sebagai lembaga menjadi partisipan politik praktis. Perguruan tinggi tidak boleh memproduksi intelektual picik yang rasisme dan sok nasionalis.
"Sudah merdeka 77 tahun, masak intelektualnya menjadi tukang hina orang lain yang berbeda sikap dan pilihan politik dengan dirinya," tutup Mulyadi.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/08/16/142117471/dosen-unair-ini-sikap-sivitas-akademika-saat-peringati-kemerdekaan-indonesia