Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Begini Cara Kerja Otak Saat Jatuh Cinta, Menurut Ners Unair

KOMPAS.com - Siapapun pasti pernah jatuh cinta. Rasanya jatuh cinta, membuat bahagia, senang, kadangkala perasaan terasa nyaman.

Cinta itu kompleks, dia membingungkan. Tidak ada wujudnya tapi bisa sangat membahagiakan, tidak tampak tetapi sangat menyakitkan.

Pernahkan membayangkan, bagaimana cara kerja otak dan apa yang terjadi pada tubuh kita saat sedang jatuh cinta?

Apa otak manusia yang menentukan pada siapa seseorang jatuh cinta?

Dilansir dari laman Ners Universitas Airlangga (Unair), cinta dapat diterjemahkan sebagai suatu perasaan yang kuat dari rasa kasih sayang atau perasaan suka terhadap seseorang atau benda.

Hingga akhirnya memunculkan gairah seksual atau hubungan seksual secara umum.

Sehingga dapat dikatakan bahwa cinta merupakan emosi yang berasosiasi dengan aktivitas sosial atau keinginan dan hasrat serta partisipasi keterlibatan individual di dalamnya.

Munculnya perasaan cinta dipicu terutama oleh faktor visual walaupun faktor lain yang juga berperan.

Beberapa studi menunjukkan bahwa, pada saat kita melihat wajah seseorang yang kita cintai dengan hasrat mendalam, sejumlah area di otak akan teraktivasi.

Area yang terdapat di korteks serebri dan subkortikal tersebut merupakan area otak yang terkait emosi.

Mengapa wajah seseorang yang dicintai terlihat sangat menarik?

Ternyata otak menghasilkan hormon katekolamin, dopamin, norepinefrin, feniletilamin, dan serotonin sebagai respon.

Cara kerja otak merespon, menerima stimulus gairah cinta dan euforia yang tidak tertahankan.

Kemunculan hormon–hormon ini akan mempengaruhi tingkah laku emosional yang berhubungan dengan gairah instingtual dan suasana perasaan.

Hingga akhirnya membuat seseorang merasa senang, insomnia (tidak bisa tidur), dan sangat bergairah.

Ketika seseorang sedang dalam masa PDKT (pendekatan), otak akan menghasilkan hormon oksitosin dan vasopresin dari hipotalamus.

Lalu disimpan dalam kelenjar pituitary kemudian akan dilepaskan dan didistribusikan dalam darah. Begitulah cara kerja otak merespon jatuh cinta.

Keberadaan kedua hormon ini akan mempengaruhi perilaku sosial yakni keagresifan.

Konsentrasi oksitosin dan vasopresin dapat meningkat bergantung pada intensitas cinta yang dirasakan oleh setiap individu.

Itulah gambaran secara umum dan sederhana tentang bagaimana cinta ‘merasuki’ setiap pikiran manusia.

Dengan mengetahui bahwa mekanisme cinta tak lain dan tak bukan adalah respon otak, semoga dapat lebih bijak dan lebih rasional dalam merasakan cinta dan tidak dibutakan olehnya.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/08/29/050000171/begini-cara-kerja-otak-saat-jatuh-cinta-menurut-ners-unair

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke