Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Batasi Gawai pada Anak, Mahasiswa KKN UNY Kenalkan Permainan Tradisional

KOMPAS.com - Kini, hampir semua anak-anak dekat dengan gawai atau gadget. Sebab, ponsel pintar juga menjadi kebutuhan bagi masyarakat.

Meski demikian, anak-anak tak bisa sepenuhnya bermain gawai atau ponsel pintar saja. Tetapi juga harus bermain yang mengharuskan anak aktif bergerak.

Salah satunya bermain dari permainan tradisional. Ada banyak permainan yang bisa dicoba. Seperti egrang batok, bakiak, dan lompat tali.

Terkait hal itu, mahasiswa KKN Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Annur Galeh Pamungkas mengajarkan anak-anak di sekitar lokasi KKN-nya di Giwangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk bersosialisasi dan bermain menggunakan permainan tradisional.

Wujud "nguri-uri" budaya

Menurut mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar (PJSD) Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY tersebut membuat dan mencoba memainkan berbagai macam permainan tradisional di tempat KKN bersama para mahasiswa lainnya.

"Selain mengesampingkan penggunaan gadget pada anak, kegiatan ini merupakan suatu wujud untuk nguri-nguri budaya yang hampir punah karena pengaruh perkembangan era digital yang sangat cepat," ujar Galeh dikutip dari laman UNY, Senin (5/9/2022).

Tentunya bagi dia, kegiatan ini sebagai wujud nyata mahasiswa untuk pengabdian secara langsung kepada masyarakat.

Harapannya dari kegiatan ini dapat mengurangi rasa ingin bermain gadget atau gawai pada anak dan menginspirasi orang tua di rumah tentang mainan apa saja yang bermanfaat untuk anak.

Karena dengan berbagai permainan tradisional anak dapat belajar sambil bermain. Serta aktif bergerak di luar ruangan.

Banyak manfaat permainan tradisional

Dijelaskan, egrang batok adalah permainan egrang yang menggunakan tempurung kelapa atau bambu sebagai pijakan dan diberi tali pengait untuk mengangkat kaki yang dipijakkan.

Ketika anak-anak memainkan egrang batok mereka berjalan dengan tempurung tersebut dan digunakan sebagai pijakan.

Sedangkan bakiak terbuat dari papan panjang yang dapat digunakan oleh tiga orang atau lebih secara bersama-sama. Permainan bakiak ini harus melangkah dan dengan kecepatan yang sama.

Tujuannya adalah melatih kekompakan dan belajar teamwork.

Sedangkan lompat tali menjadi salah satu permainan tradisional yang biasa dilakukan anak-anak Indonesia pada beberapa waktu silam. Permainan ini sangat melatih kelenturan tubuh, dan pastinya sangat baik untuk kesehatan.

Salah satu anak yang mengikuti kegiatan ini, Elgan mengaku menikmati kegiatan tersebut karena dapat mengurangi kebiasaan kesehariannya yang hanya untuk bermain game di rumah.

"Biasanya hanya bermain game di rumah sampai bosan, sekarang menjadi ada kegiatan yang bagus buat saya dan teman-teman. Senang dan seru bisa merasakan kekompakan dan kerja sama dengan teman-teman yang lain," tutur Elgan.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/09/05/154700771/batasi-gawai-pada-anak-mahasiswa-kkn-uny-kenalkan-permainan-tradisional

Terkini Lainnya

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

Edu
Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

Edu
Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

Edu
BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

Edu
Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

Edu
“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

“Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

Edu
Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

Edu
Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

Edu
Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

Edu
Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

Edu
Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

Edu
Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

Edu
Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

Edu
Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

Edu
Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke