Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Cara Orangtua Mengenalkan YouTube ke Anak dari Dosen UM Surabaya

KOMPAS.com - Mengasuh anak di zaman digital terutama banyaknya konten-konten di YouTube, kadang membuat para orangtua sangat protektif.

Sebab, beberapa orangtua selalu takut jika pengaruh YouTube akan sangat berdampak pada anak-anak.

Lalu, kapan sebaiknya anak dikenalkan YouTube?

Karena sudah jamak dimanapun anak-anak dan balita akrab dengan tontonan di YouTube, jadi mengenalkan YouTube pada anak-anak dan balita sebetulnya tidak ada masalah.

Media YouTube telah menjadi hiburan yang paling menarik bagi anak-anak dan dapat mempengaruhi tumbuh kembang mereka.

Meskipun ada orang tua yang galau, ada pula yang percaya bahwa YouTube memiliki pengaruh besar dalam perkembangan bahasa anak-anak mereka. Bagi yang tidak percaya, YouTube dianggap sebagai "pelaku" yang membuat anak-anak mengalami keterlambatan bicara.

Sri Lestari, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris UM Surabaya membagikan tips bagi para orang tua dalam menggunakan YouTube.

Cara mengenalkan YouTube pada anak

1. Mengajak anak berinteraksi

Menurut Tari, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengajak anak berinteraksi ketika menonton. Perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh dua faktor.

Pertama, faktor internal, dapat dipengaruhi karena faktor genetik, otot bicara, dan kondisi syarafnya.

Sementara yang kedua adalah faktor eksternal berkaitan dengan komunikasi dengan orang tua atau pengasuh, media, atau permainan yang biasa dia mainkan.

Tari menjelaskan media YouTube memang memiliki efek positif maupun negatif. Melalui visualisasi, anak menjadi terbantu memahami suatu konsep.

YouTube merupakan salah satu media yang unggul dalam hal audio-visual. Namun, penggunaannya yang berlebihan pada anak dan tanpa pendampingan tentu akan membahayakan pengelihatan maupun perkembangan bahasa anak.

“Membiarkan anak menonton tanpa pendampingan berarti komunikasi hanya berjalan satu arah saja dan itu akan membahayakan perkembangan bahasa mereka. Orang tua dapat mengajak anak bernyanyi atau bercerita sembari menonton,” jelas Tari dilansir dari laman UM Surabaya.

2. Awasi, batasi tontonan di YouTube

Kedua, awasi dan batasi tontonan anak. Media YouTube bisa saja mengandung konten yang tidak pantas seperti mempromosikan kekerasan, seksualitas, atau bahasa yang tidak pantas bagi anak-anak.

Hal ini tentu berbahaya bagi perkembangan anak sehingga diperlukan pengawasan orangtua. Gunakan batasan usia yang direkomendasikan dalam fitur YouTubes agar dapat mengurangi kekhawatiran orang tua tentang konten yang tidak pantas.

“Konten-konten yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak secara pesat misalnya lagu-lagu anak karena sudah terbukti dapat meningkatkan kesadaran fonologis anak,” katanya lagi.

3. Beri rules screen time

Ketiga, berikan rules Screen Time pada anak. Screen time merupakan batasan waktu yang digunakan untuk menggunakan seperti komputer atau menonton televisi termasuk juga YouTube dan bermain games.

Batasan waktu untuk menonton YouTube bagi anak di atas 2 tahun sebaiknya tidak lebih dari dua jam.

Tentu yang terpenting juga sebaiknya bagi anak di bawah 2 tahun, orang tua perlu menghindari paparan tontonan yang bersifat komunikasi satu arah saja seperti YouTube, televisi, atau mainan anak yang mengutamakan tontonan.

4. Perhatikan bahasa anak

Keempat perhatikan rentang perkembangan bahasa anak. Perkembangan anak tentu tidak sama. Namun ada batasan yang perlu menjadi alarm bagi orang tua agar penanganan keterlambatan bicara dapat sesegera mungkin dilakukan.

Bagi anak usia dua tahun, mereka sudah dapat mengucapkan satu atau dua kata sedangkan bagi anak usia tiga tahun kemampuannya meningkat menjadi tiga kata. Bagi anak yang memiliki kemampuan di bawah standar tersebut tentu tidak dapat langsung didiagnosis keterlambatan berbicara.

“Orangtua harus mengkonsultasikan kepada ahli tumbuh kembang anak bila mendapati kejanggalan dalam perkembangan bahasa anak. Self-diagnosis tentu tidak akan membantu. Semakin cepat ditangani, akan semakin mudah memecahkan masalah keterlambatan bahasa anak,” tutup Tari.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/09/24/112259471/4-cara-orangtua-mengenalkan-youtube-ke-anak-dari-dosen-um-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke