“Dunia Loversation”, Kesederhanaan Hidup yang Kerap Terlupa oleh Milenial

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, topik quarter life crisis menjadi tidak asing didengar dan dibahas. Terutama di kalangan generasi milenial dan generasi Z sebagai kelompok yang disebut paling banyak mengalaminya.

Peka atas hal tersebut, penulis Valerie Patkar dan penerbit Bhuana Sastra menerbitkan buku “Dunia Loversation”. “Dunia Loversation” sendiri merupakan akronim dari love in conversation.

Valerie membagi semesta menjadi lima rangkaian cerita tentang kesederhanaan hidup yang sering terlupakan karena banyaknya urusan di dunia yang kompleks dan rumit.

Rangkaian cerita tersebut akan disuguhkan dalam lima buku yang berbeda, yaitu “Game Over” (sudah terbit), “Loversation” (segera terbit), “Logika Asa” (belum terbit), “Langit Alaska” (belum terbit) dan “Layak Diingat” (belum terbit).

Cerita yang ada di dalam “Dunia Loversation” sangat berkaitan erat dengan permasalahan hidup di kalangan milenial atau generasi Z saat ini. Terutama perihal latar belakang dunia perkuliahan hingga pencarian kerja tentang cinta, persahabatan, dan keluarga.

Dalam keterangan resminya, Valerie menjelaskan bahwa kedua kalangan tersebut secara sadar atau tidak sadar butuh bantuan, tetapi kadang tidak mau meminta bantuan atau malah tidak tahu membutuhkan pertolongan untuk melewati masa-masa kritis itu.

“Mungkin bukan melulu lewat uluran tangan, bisa jadi yang mereka butuhkan hanyalah telinga untuk mendengarkan masalah mereka atau mulut yang menuturkan hal serupa. Dengan begitu, mereka merasa tidak sendiri,” ungkap Valerie.

Nantinya, “Dunia Loverastion” akan bergerak ke lebih banyak lagi bidang karena kedua belah pihak sudah merencanakannya hingga penerbitan kelima seri sampai 2024.

Sebagai pembuka dari “Dunia Loversation”, penerbit Bhuana Sastra menerbitkan kembali novel “Game Over” yang semula merupakan cerita dalam platform Wattpad dengan tampilan baru yang lebih segar.

“Game Over” bercerita tentang seorang laki-laki penggemar DoTA bernama Glendy yang tertinggal dalam urusan akademik. Ia berpacaran dengan Jeara si putri kampus yang levelnya dinilai berada jauh di atas Glendy.

Hubungan mereka berada di ambang kejenuhan karena Jeara merasa bimbang dengan masa depan hubungan itu. Insecurity pun muncul dalam diri Glendy. Tidak hanya terbatas perkara cinta, tetapi beragam konflik yang menimpa semakin memperburuk situasi.

Sekalipun terdiri dari lima seri cerita, tidak ada urutan membaca atau syarat khusus yang harus diikuti oleh pembaca. Valerie lebih fokus kepada konten yang ingin dibagikan dibandingkan bagaimana pembaca harus membaca karyanya.

“Saya selalu sampaikan ke pembaca silakan pilih buku yang sesuai dengan masalah kamu. Silakan pilih buku yang karakter-karakternya bisa bikin kamu nyaman untuk berteman dengan mereka,” pungkas Valerie.

Penerbit merencanakan Intellectual Property (IP) yang tidak akan berhenti pada terbitnya sebuah buku saja.

“Kalau hanya formatnya novel, kok, sayang, ya. Padahal penulis punya visi yang sangat bagus, ingin menggapai anak-anak muda tapi enggak ada tempat untuk bercerita,” jelas Vice General Manager Publishing II, Noni Mirarti Mutius pada konferensi pers “Dunia Loversation” di Gramedia Emerald Bintaro, Sabtu (24/09/22).

Padahal, Noni menambahkan, jika dikembangkan lebih luas pasti menjangkau banyak orang. IP tidak semata-mata berhenti pada buku, tetapi lebih luas lagi seperti konser buku hingga merchandise dari “Dunia Loversation”.

Para pembaca bisa mendapatkan penawaran spesial untuk novel “Game Over” terbitan baru ini pada 1-7 September 2022 di BIP Official Shop Shopee Mall dan Gramedia Official Store Tokopedia. 

Terdapat beragam hadiah limited edition seperti medali lanyard, stiker, koran "Dunia Loversation", tote bag, pashmina, bantal, hingga tiket konser buku bertajuk “Sebuah Konversasi Cinta”.

Selanjutnya, semesta cerita “Dunia Loversation” juga memiliki komunitas tersendiri dinamakan “Komunitas Dunia Loversation”.

Komunitas ini merupakan tempat berkumpulnya penikmat karya novel Valerie, serta milenial dan generasi Z yang sedang melalui beragam quarter life crisis. Dengan menghadirkan psikolog dan teman bicara, komunitas ini diharapkan dapat menjadi support system yang saling menguatkan satu sama lain dan saling mendukung.