Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Doctrine-UK Bahas Perubahan Iklim: Kerusakan Lingkungan di Indonesia Terus Terjadi

KOMPAS.com - Indonesia menjadi negara yang tidak luput dari perubahan iklim. Atas dasar itu, pembahasan dan tindakan terhadap perubahan ini tentu dipandang perlu.

Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebutkan, perubahan iklim telah menyebabkan intensitas El Nino dan La Nina semakin meningkat.

Selain itu, perubahan iklim mengakibatkan terjadinya kenaikan permukaan air laut hingga satu sentimenter setiap tahun untuk delapan puluh tahun ke depan.

Namun, tidak hanya negara dan kawasan yang ada di dalamnya yang tidak luput dari isu ini. Mahasiswa-mahasiswa Indonesia aktif menyuarakan gentingnya perubahan iklim, bahkan sampai di United Kingdom (UK) atau Britania Raya.

Mahasiswa S3 dari Indonesia berkumpul untuk membahas isu perubahan iklim yang digelar oleh Doctrine-UK.

Diskusi Doctrine-UK merupakan kegiatan yang digelar oleh Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK). Organisasi independen ini didirikan untuk membantu para mahasiswa doktoral agar saling berhubungan, berkolaborasi, dan berkontribusi untuk Indonesia.

Diskusi ini menyajikan pembicara yang sedang melakukan penelitian di bidang iklim dan lingkungan.

Mereka yang berkumpul tersebut merupakan mahasiswa program doktoral yang sedang melakukan riset tentang beragam isu lingkungan di universitas-universitas terbaik Inggris.

Pertemuan dilakukan secara daring menjelang United Nations Climate Change Conference (COP27) yang akan digelar di Sharm El Sheikh, Mesir mulai 6 hingga 18 November 2022.

Mahasiswa S3 bidang Matematika Iklim di University of Exeter Ida Bagus Mandhara Brasika mengatakan, ini merupakan momentum yang sangat baik untuk mengingatkan dan menagih komitmen pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.

“Pertemuan COP27 pekan depan harus menjadi pengingat bagi delegasi seluruh negara bahwa kerusakan lingkungan terus terjadi,” ujar Ida pada Rabu (02/11/22).

Ketua Klaster Perubahan Iklim Doctrine-UK Rezza Prisandy turut menegaskan bahwa komitmen pemerintah dan dukungan penuh sektor jasa keuangan terhadap pendanaan perubahan iklim menjadi kunci keberhasilan pemenuhan target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.

Berdasarkan peta jalan Dokumen Kontribusi Nasional, Indonesia membutuhkan pendanaan sebesar Rp 3,7 triliun.

“Artinya, setiap tahun pemerintah perlu mengalokasikan anggaran minimal Rp 200 triliun, atau setara dengan sedikitnya 7 persen dari anggaran belanja negara tahun 2022,” ujar Rezza yang mengambil S3 dengan fokus riset Climate Risk and Financial Instability di University of Manchester.

Mahasiswa yang melakukan riset tentang deforestasi di Indonesia sekaligus penggagas Bank Digital Sampah di Bali, Mandhara mengatakan bahwa perubahan iklim adalah isu yang sangat penting.

Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan hal tersebut, termasuk pemangku kebijakan.

“Hutan Indonesia memiliki fungsi yang sangat penting di dunia. Dulu, Kalimantan adalah pulau dengan hutan terluas di dunia, sayangnya kini Kalimantan menjadi pulau yang paling banyak kehilangan hutan dalam beberapa dekade terakhir,” ucap Mandhara.

Pada Doctrine-UK kali ini, terdapat berbagai pembicara, yaitu mahasiswa S3 bidang Sustainable Transport Bournemoth University, Rama Permana yang meneliti tentang kendaraan listrik dan ramah lingkungan.

Selain itu, hadir pula ketiga mahasiswa yang memaparkan tentang adaptasi iklim yakni Dewa Ayu Putu Eva Wishanti, peneliti dari Priestley International Centre for Climate University of Leeds, Rendy Bayu Aditya dari University College London, dan Idham Effendi dari University of Sheffield.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/11/07/104236771/doctrine-uk-bahas-perubahan-iklim-kerusakan-lingkungan-di-indonesia-terus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke