Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Universitas Groningen Puji KKN Mahasiswa Indonesia, Ingin Terapkan di Belanda

Ambisi pemerintah dan universitas di Indonesia memberikan inspirasi kepada delegasi yang dipimpin oleh Presiden Universitas Groningen, Prof. Jouke de Vries.

Selama dua dekade terakhir, UGM dan UG telah membangun portofolio kegiatan bersama yang kuat, dan ini memberikan kepercayaan diri untuk berinvestasi lebih jauh dalam kemitraan ini.

Kolaborasi yang diharapkan untuk terus dilakukan

Universitas Groningen menyambut baik tawaran pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk berinteraksi lebih lanjut.

Terutama usai bertemu dengan Kepala BRIN, Dr. Laksana Tri Handoko dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti Ristek), Prof Nizam.

Tidak hanya melalui berbagai beasiswa yang telah diberikan, kesempatan atas pusat penelitian bersama atau kolaborasi gelar menjadi jenis kolaborasi lain yang diharapkan dapat terlaksana.

“Terutama dalam tema prioritas kami yang terkait dengan tantangan sosial yang kami hadapi baik di Indonesia maupun di Belanda, yaitu energi dan iklim, kesehatan masyarakat, digitalisasi dan AI, serta keberlanjutan dan ekonomi sirkular,” ucap Prof. Jouke dalam keterangan resminya.

Atas dasar itu, hubungan timbal balik menjadi sangat penting bagi Universitas Groningen.

Dengan menandatangani perjanjian kemitraan strategis dengan Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ova Emilia, hubungan antara institusi pendidikan tinggi di Indonesia dengan Universitas Groningen menjadi langkah penting untuk mewujudkannya.

Lebih konkretnya, kedua universitas telah menandatangani perjanjian program joint degree (gelara bersama) untuk sarjana hukum. Tidak cukup sampai di situ, kini kedua universitas tengah membicarakan pengaturan serupa di bidang teknik mesin.

Melalui kemitraan ini, diharapkan agar mahasiswa dari kedua universitas tersebut dapat belajar di Belanda dan Indonesia.

“Dalam jenis kerjasama ini kami ingin memastikan mahasiswa dari kedua universitas mendapatkan kesempatan untuk melakukan sebagian dari gelar mereka baik di Indonesia maupun di Belanda. Dalam penelitian, kami juga ingin mendorong pertukaran pengetahuan,” ujar Prof. Jouke.

Melansir dari situs resmi Universitas Groningen, ke depannya pembentukan proyek dan program penelitian dan pendidikan bersama akan diprioritaskan di semua fakultas, departemen, sekolah dan pusat kedua universitas.

Hal ini harus membuka lebih banyak kesempatan daring dan tatap muka bagi staf, mahasiswa, kandidat PhD dan mahasiswa pascadoktoral dari UGM dan UG untuk bertukar pengetahuan, melakukan penelitian bersama, dan belajar bersama.

Tidak hanya bersama dengan UGM, Universitas Groningen juga membuka kesempatan untuk memiliki pengalaman positif dengan universitas di Indonesia lainnya. 

"Kami ingin lebih mengembangkan modalitas ini juga dengan universitas lain di Indonesia, karena menguntungkan kandidat, kualitas penelitian dan membangun hubungan yang berkelanjutan antara akademisi yang terlibat” ujar Professor in Mechatronics and Control of Nonlinear Systems, Prof. Bayu Jayawardhana.

Apresiasi terhadap sistem pendidikan di Indonesia

Menurut Prof. Jouke, fleksibilitas yang ingin diciptakan Kemendikbud Ristek untuk mahasiswa dalam kurikulum mereka seperti Kampus Merdeka yang dapat memberikan kebebasan kepada mahasiswa, juga merupakan sesuatu yang ingin mereka capai di Groningen.

“Saya mengagumi pemerintah Indonesia yang mengembangkan visi ini dan berbagai elemen di dalamnya seperti kredit mikro dan mobilitas mahasiswa Indonesia ke dunia internasional,” ucap Prof. Jouke pada pertemuan bersama dengan jurnalis, Kamis (03/11/22).

Salah satu tantangan bagi Universitas Groningen yang juga menjadi masalah umum di Indonesia adalah bagaimana teori di kelas dapat dikaitkan dengan praktik yang dibutuhkan di lapangan.

Dalam kunjungan tim delegasi ke Yogyakarta dengan menghabiskan pagi hari di di tepian sungai Yogyakarta, Kampung Code menjadi salah satu cara yang tim UG sangat apresiasi dari sistem pendidikan Indonesia.

Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Code mahasiswa dapat mempraktekkan penelitian akademis mereka untuk membantu masyarakat lokal.

Misalnya dengan menggunakan teknologi micro-bubble sederhana untuk membersihkan air buangan dari cucian lokal sebelum masuk ke sistem sungai. Atau dengan menggunakan digester unit untuk mengubah limbah dapur menjadi pupuk cair yang digunakan untuk menanam buah dan sayuran.

Prof. de Vries memandang pengalaman dan aktivitas KKN UGM ini dengan penuh antusias. Menurutnya, KKN adalah cara yang fantastis untuk menghubungkan civitas akademika dan masyarakat sekitar.

Mahasiswa tidak hanya belajar bagaimana menerapkan teori ke dalam praktik, tetapi juga membantu masyarakat setempat menciptakan solusi untuk tantangan di kehidupan kesehariannya.

Program ini mencerminkan komitmen UG terhadap dampak sosial dari penelitian akademik. Presiden Jouke terinspirasi oleh potensi Universitas Groningen untuk belajar dari program KKN UGM sehingga studinya bisa diperkaya dengan pengalaman belajar praktis ini.

“Saya pikir Universitas Groningen dapat belajar banyak dari Indonesia, dan ini membuat saya sadar bahwa kami memiliki pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Yang terpenting, kunjungan ini memberikan inspirasi bagi kami untuk mengintensifkan kerjasama dengan mitra kami di Indonesia,” ucap Prof. Jouke.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/11/07/140000871/universitas-groningen-puji-kkn-mahasiswa-indonesia-ingin-terapkan-di-belanda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke