KOMPAS.com - Jauh sebelum Hari Guru Nasional diperingati, ada banyak guru di Indonesia yang mengajar sejak zaman Belanda dan 10 di antaranya adalah Pahlawan Nasional.
Meskipun mereka adalah pahlawan nasional, tak mengurangi tanggung jawabnya untuk menjadi seorang guru.
Penting untuk mengetahui 10 pahlawan nasional yang menjadi guru. Beberapa guru ini bahkan sempat mendirikan sekolah.
Bagi siswa, mengetahui deretan pahlawan ini agar kiprah mereka di dunia pendidikan bisa diresapi, terutama saat memperingati Hari Guru Nasional 2022
Siapa saja pahlawan nasional yang juga seorang guru? Cek selengkapnya di bawah ini.
1. Ki Hajar Dewantara
Tut Wuri Handayani, dari belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Semboyan milik Ki Hajar Dewantara ini melekat kuat bagi para siswa.
Dilansir dari laman Direktorat SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Bapak Pendidikan Nasional ini seringkali sosoknya diabadikan dalam peringatan Hari Guru Nasional.
Karena kiprahnya yang telah membangun Perguruan Nasional Taman Siswa dan menjadi cikal bakal sistem pendidikan di Indonesia inilah beliau sering dijadikan teladan bagi guru dan siswa.
2. K. H. Ahmad Dahlan
Tak cuma menjadi ulama dan pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis adalah seorang guru.
Pemikirannya sebagai guru saat itu mulai terasah ketika ia kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi.
Menurut Ahmad Dahlan, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
3. R. A. Kartini
Pahlawan nasional lain yang juga seorang guru, adalah R. A Kartini. Selain memperjuangkan emansipasi wanita, ia mendirikan Sekolah Wanita di Rembang untuk wanita pribumi supaya bisa merasakan pendidikan.
4. Dewi Sartika
Dewi Sartika juga pahlawan nasional wanita yang memperjuangkan hak wanita, khususnya di bidang pendidikan.
Komitmen Dewi Sartika dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan juga agama.
5. K. H. Hasyim Asy’ari
Hasyim Asy’ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir pada 14 Februari 1871. Hasyim Asy’ari pemrakarsa dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
Beliau cukup peduli dengan pendidikan, terutama pendidikan umat muslim. Sepulangnya menimba ilmu di Makkah pada 1899, Beliau pun mendirikan pesantren Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Pulau Jawa pada abad ke-20.
6. Rohana Kudus
Pahlawan nasional Rohana Kudus tak cuma sosok jurnalis perempuan yang handal.
Rohana Kudus mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada 1911. Sekolah keterampilan khusus ini diperuntukkan bagi perempuan. Mereka diajarkan baca-tulis, mengelola keuangan, pendidikan agama, budi pekerti, dan bahasa Belanda.
7. Jenderal Soedirman
Dilansir dari laman Gramedia.com, Jenderal Soedirman awalnya adalah seorang guru dan kepala sekolah di sebuah sekolah dasar yang dikelola oleh organisasi Islam Muhammadiyah.
Ia pernah menimba ilmu di Kweekschool (sekolah khusus untuk calon guru) meskipun akhirnya tidak terselesaikan karena masalah Biaya.
8. Oemar Said Tjokroaminoto
Haji Oemar Said Tjokroaminoto, atau sering disebut HOS Tjokroaminoto adalah seorang ulama pendiri Sarekat Islam (SI). Dilansir dari Kompas.com, ia juga dijuluki Guru Bangsa lantaran mampu membina dan melahirkan sosok penting di Indonesia seperti Semaoen, Alimin, Soekarno, Kartosuwiryo, dan Tan Malaka.
9. Tan Malaka
Dilansir dari laman Zenius, Tan Malaka ternyata lulusan sekolah guru dan pernah mengajar.
Pada tahun 1908, ia didaftarkan di sekolah Kweekschool (sekolah guru negara) di Fort de Kock lalu Rijkskweekschool (Sekolah Kejuruan Guru Kerajaan/Negeri) di Kota Haarlem, Belanda.
Setelah menyelesaikan studi di Belanda, Tan Malaka menjadi seorang guru bahasa Melayu untuk anak-anak buruh perkebunan teh dan tembakau di Sanembah, Sumatera Utara.
10. Presiden Soekarno
Pahlawan nasional lain, seperti Presiden pertama Indonesia Soekarno, juga sempat menjadi guru.
Dilansir dari laman PDI Perjuangan, Soekarno mengajar matematika dan sejarah di sekolah Yayasan Ksatrian yang diselenggarakan oleh Dr. Danudirja Setiabudi.
Itulah 10 pahlawan nasional Indonesia yang juga seorang guru. Sosok para pahlawan ini tak hanya tercatat dalam sejarah guru, tetapi bisa diteladani pada momen Hari Guru Nasional.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/11/24/121056671/10-pahlawan-nasional-yang-juga-berprofesi-sebagai-guru-siapa-saja