KOMPAS.com - Curriculum Vitae (CV) maupun resume merupakan dokumen yang berisi tentang rangkuman atau gambaran tentang diri pelamar kerja, yang ditulis secara singkat, padat, jelas, dan menarik. Keberhasilan dalam menulis resume yang baik menjadi faktor penting dalam pencarian kerja.
Menulis resume merupakan sebuah aktivitas yang berisiko tinggi, maka pelamar kerja harus mampu membuat resume yang efektif.
Hal penting yang harus diketahui oleh pelamar yakni Human Resource Department (HRD) akan memutuskan kamu “diterima” atau “tidak” dalam perusahaan tersebut dalam jangka waktu enam sampai tujuh menit pertama, ketika membaca resume kamu.
Oleh karena itu, bagi para pencari kerja harus memahami komponen dalam penulisan resume, sekaligus hal-hal yang harus dihindari.
Sebagai pencari kerja, jangan pernah mengabaikan hal-hal kecil yang dapat memperkuat resume kamu, mulai dari tata letak hingga pemilihan kata-kata yang tepat dan menarik.
Berikut “Do” dan “Don’t” dalam menulis resume, dilansir dari akun LinkedIn Get Hired by LinkedIn News, berdasarkan wawancara dengan McDuffie dan Paula Christensen, seorang penulis resume dan pelatih wawancara.
Hal yang dapat dilakukan dan harus dihindari dalam penulisan CV dan resume
1. Format resume
Anjuran: Mulailah dengan informasi penting yang mendasar
Format resume harus dimulai dengan lima bagian utama yakni informasi kontak, ringkasan profesional atau keahlian, pengalaman kerja, pendidikan, dan keterampilan.
McDuffie berpendapat bahwa ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menyajikan hal tersebut, tergantung pada tingkat pengalaman. Namun, yang menjadi prioritas bagi yang baru saja lulus kuliah dan memiliki banyak pengalaman kerja yakni menunjukkan pendidikan dan keterampilan. Apabila kamu sudah memiliki pengalaman kerja dan karir yang baik, kamu dapat mengutamakan hal tersebut.
Larangan: Membuat format yang kaku
Tata letak yang sederhana, tetapi menarik merupakan kunci dari suksesnya sebuah resume. Oleh karena itu, usahakanlah agar resume kamu menonjol di tumpukan resume yang diterima oleh HRD, tetapi tidak berlebihan.
Christensen dan McDuffie mengatakan cara termudah untuk membuat resume agar lebih menarik untuk dilihat yakni membagi informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Hal ini dapat dilakukan berupa poin-poin dengan membuat paragraf, sehingga lebih mudah dicerna.
HRD akan mudah membaca dan mengetahui keahlian kamu, sehingga dapat menarik perhatiannya untuk maju ke tahap seleksi. Selain itu, kamu juga harus memperhatikan jarak tulisan. Berikanlah spasi yang cukup, jangan menulis resume dalam bentuk paragraf yang padat dan cukup panjang.
2. Format informasi penting
Anjuran: Gunakan format untuk menyoroti informasi penting
Christensen mengatakan huruf tebal dan garis bawah dapat digunakan untuk menekankan hal penting yang ingin kamu sampaikan. Selain itu, visual juga berguna dalam beberapa konteks, misalnya, seorang profesional dalam penjualan dapat menyertakan bagan yang menunjukkan pertumbuhan penjualan yang pernah dicapai pada perusahaan sebelumnya.
Visual tersebut dapat ditambahkan dengan cerita singkat tentang upaya dalam mencapai target penjualan tersebut.
Larangan: Lupa membuat Applicant Tracking System (ATS) yang friendly
ATS merupakan sebuah sistem pelacakan yang digunakan HRD dalam menyeleksi curriculum vitae (CV) pelamar kerja dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat.
McDuffie berpendapat bahwa kesalahan umum yang dilakukan orang saat menulis resume yakni memasukkan informasi kontak mereka di header. Ini dapat menjadi masalah karena ATS tidak dapat memahaminya dan akan melewatkannya.
Sementara itu, Christensen mengatakan ATS harus menyesuaikan resume dengan pekerjaan yang kamu lamar. ATS memprioritaskan kata kunci, maka sertakanlah sebanyak mungkin kata yang relevan dari deskripsi pekerjaan kamu.
3. Headline yang kuat dan ringkasan yang profesional
Anjuran: Buatlah headline yang kuat dengan ringkasan profesional
Christensen dan McDuffie mengatakan judul dan ringkasan yang profesional harus cukup kuat untuk membuat HRD terus membaca resume kamu.
Dengan membuat judul yang kuat, HRD akan menilai resume kamu bagus dan akan segera menghubungimu karena mereka lebih mudah mengelompokkan bidang pekerjaan kamu.
HRD akan sangat mudah menempatkan kamu sesuai bidang yang dimiliki oleh perusahaan. Ini merupakan salah satu sistem pelacakan pelamar yang kompeten.
McDuffie merekomendasikan penggunaan "airplane method" dalam menulis ringkasan yang efektif. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat hal-hal yang sangat fundamental dan bernilai tinggi, kemudian turun pada detail hal-hal yang kamu lakukan dalam mencapai nilai yang tinggi tersebut. Apabila kamu dapat melakukan hal ini, HRD akan menargetkan dan segera menerima kamu di perusahaannya.
Larangan: Terlalu fokus pada diri sendiri
Christensen mengatakan ketika membuat resume, jangan fokus pada nilai-nilai yang akan kamu bawa dan terapkan pada perusahaan. Manajer perekrutan sebenarnya ingin mengetahui cara kamu dalam membantu perusahaan agar semakin bertumbuh.
HRD juga ingin melihat cara kamu dalam memandang sebuah masalah dan solusi dalam mengatasi masalah tersebut. Hal ini akan sangat berguna pada setiap perusahaan.
4. Pentingnya memperbaharui keterampilan secara teratur
Anjuran: Perbaharuilah keterampilan kamu secara teratur
Christensen mengatakan, pelamar perlu menghindari mentalitas "set it and forget it" pada bagian keterampilan. Kamu harus hati-hati dalam memilih kata kunci pada bagian keterampilan.
Ketika akan melamar posisi yang berbeda dari pekerjaan sebelumnya, maka kata kuncinya juga harus diubah. Kadang, orang cenderung menggunakan format lama dan lupa memperbaharuinya, sehingga ketika mereka masuk ke lowongan pekerjaan yang lain, keterampilan yang dibutuhkan tidak sesuai lagi dengan jenis pekerjaan baru yang sedang dilamarnya.
Sementara itu, McDuffie mengatakan bagian keterampilan harus mencakup sembilan hingga 12 “kompetensi inti”. Dia merekomendasikan pembagian 50/50 antara hard skill dan soft skill.
Larangan: Menyalin atau menempel deskripsi pekerjaan pada bagian pengalaman kerja
McDuffie dan Christensen mengatakan jika kamu menulis deskripsi pekerjaan di bagian pengalaman kerja, hal tersebut akan membosankan HRD karena tidak menunjukkan upaya dalam menghargai dan memberikan penilaian bagi perusahaan. Namun, ada banyak pelamar yang melakukan kesalahan ini.
Padahal yang penting yakni memberikan gambaran tentang hal yang kamu lakukan sesuai posisimu dengan memakai kata kerja dan tindakan.
Sedapat mungkin fokuslah pada solusi, dari pada menuliskan “Saya melakukan itu, saya melakukan itu.” Hanya dibutuhkan sekitar tiga kalimat yang penuh berisi kekuatan tentang hal yang telah kamu capai dan menjelaskan secara detail poin-poinnya.
Pelamar dapat fokus pada pencapaian kualitatif, jika dapat mengukurnya. Dapat juga menambahkan gambaran kinerja kamu dengan rekan kerja yang lain, dalam bentuk data statistik. Dengan demikian, dapat dilihat perbandingan kinerja kamu dengan rekan kerja dalam posisi yang sama.
5. Menghapus informasi yang tidak relevan
Anjuran: Hapuslah informasi yang tidak relevan
Pelamar perlu menghapus keterampilan yang dulunya penting, tetapi tidak relevan lagi saat ini dalam memajukan karier. Oleh karena itu, dalam menulis resume, perlu memeriksa atau mengaudit pekerjaan lama dan melihat keterampilan terbaru yang relevan.
Apabila membuat sebuah resume yang bertele-tele dengan terlalu banyak hal yang tidak relevan dengan target pekerjaan yang dilamar, hal tersebut hanya mengaburkan pesan dan tujuan dalam melamar pekerjaan.
Larangan: Mengabaikan beberapa pengalaman lain pada resume
Selain beberapa hal penting yang sudah dipaparkan di atas, pelamar tidak boleh membatasi diri pada format dasar resume tersebut. Meskipun lima bagian resume penting yang dibahas di atas harus ada, tidak boleh melakukan hanya sebatas itu saja.
Pelamar dapat mencantumkan pengalaman ketika menjadi tenaga sukarela, koneksi dengan yang lain, dan lisensi atau sertifikasi yang kamu miliki. Hal tersebut dapat ditambahkan jika relevan dengan lowongan pekerjaan yang sedang dilamar.
Christensen mengatakan untuk menyesuaikan bagian tambahan tersebut tergantung pada pekerjaannya. Apabila menambahkan bagian sertifikasi artinya pelamar ingin menunjukkan bahwa pihaknya mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk suatu posisi, walaupun tidak memiliki banyak pengalaman kerja.
6. Ciptakan resume yang sederhana
McDuffie mengatakan resume harus sederhana dan tidak terlalu mewah, demi kepentingan ATS dan pembaca (perekrut). Oleh karena itu, perlu menggunakan bahasa yang sama pada resume dan ketika diwawancarai.
Apabila ingin menggunakan istilah dalam mendeskripsikan pekerjaan, harus memperhatikan makna dari istilah tersebut, misalnya “arah strategis” memiliki makna yang berbeda dengan “manajemen strategis”. Istilah-istilah tersebut sangat penting untuk diperhatikan.
Hal penting lainnya yakni berikanlah informasi sesingkat mungkin.
Resume harus berupa potret bukan seperti daftar cucian dari semua yang telah dilakukan. Christensen mengatakan tujuan dari resume yakni untuk memaksa seseorang membawa pelamar kerja pada proses wawancara.
Oleh karena itu, pelamar kerja tersebut perlu berusaha membuat perekrut (HRD) menyukai kamu. Kemudian, mereka ingin mengenal kamu dengan mudah dari dokumen yang berikan berupa resume.
https://edukasi.kompas.com/read/2022/11/29/110000071/6-anjuran-dan-larangan-dalam-membuat-cv-fresh-graduate-simak