Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cegah Cuaca Ekstrem, IPB-United Tractors Tanam 15.000 Pohon

Penanam terakhir untuk sebanyak 15.000 pohon dilakukan di Taman Hutan Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), menggenapkan 50.000 pohon yang sudah dirancang sejak awal.

Upaya tersebut merupakan inisiatif UT dalam mencegah perubahan iklim yang ekstrim dan menciptakan masa depan lingkungan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.

"Alam ini yang duluan ada dari kita, jangan lupa dia juga memiliki peran untuk kita," ujar Head of Corporate Sustainability and Governance United Tractors, Sara K. loebis, di Bogor, beberapa waktu lalu.

Terdapat tujuh jenis pohon dari 15.000 yang ditanam di IPB yakni pohon Meranti, Nangka Madu, Jambu Mutiara, Matoa, Rambutan Binjai, Kemang, dan Jambu Biji Merah.

UT sendiri melakukan kerja sama dengan IPB karena ingin dibantu secara ilmiah dan pusat pembelajarannya dalam hal merawat, melestarikan, dan mengelola hutan tersebut.

“IPB sebagai pusat scientific nya. Ini menjadi guru yang baik buat kami,” ujar Sara.

Bukan hanya IPB, pelestarian tanaman tersebut juga akan melibatkan masyarakat setempat, seperti Kelompok Tani.

“Untuk menjaga dan melestarikan pohon-pohonnya dan juga mengambil hasil atau buahnya tersebut akan menggerakkan masyarakat setempat sekitar Taman Hutan Kampus IPB ini yang akan diajak untuk mendapatkan nilai ekonomisnya,” urai Sara.

Lebih lanjut Sara menekankan, UT lebih ingin mencapai tujuan emisinya.

Namun,  juga ingin menerapkan pilar United tractors for Generating Opportunities and Wealth (UTGROWTH) yang difokuskan untuk memberdayakan masyarakat secara ekonomi dengan berbasiskan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Juga Pelestarian Lingkungan dan mengurangi emisi Gas Rumah Kaca, yang disebut dengan United Tractors for Nature and Environment Sustainability (UTREES).

Dalam mencapai tujuan tersebut, UT tentu membutuhkan mitra dengan banyak pihak, salah satunya kampus IPB, secara khusus fakultas Kehutanan.

Wakil Rektor III IPB, Dodik Ridho Nurrochmat sendiri mengatakan proyek tersebut memiliki multifungsi yang terbuka bagi kampus IPB dan kampus lain dalam melakukan praktek, penelitian, dan magang.

“Terbuka untuk program magang, juga untuk kampus dan program studi lain untuk magang di Taman Hutan Kampus tidak masalah juga, misalnya dalam mendigitalisasi bagaimana melacak satwa dan sebagainya, mengkombinasikan ilmu CIS dengan algoritma tertentu yang memperkirakan pertumbuhan populasi dapat dilakukan oleh anak-anak ilmu komputer,” ujar Dodik.

Namun, dukungan UT sangat dibutuhkan, misalnya pada 2030 ditargetkan penurunan Folu Net Sink sekitar 140 juta ton (penurunan emisi). Untuk mencapai target ini dibutuhkan biaya Rp 200 Trilyun lebih.

“Dana itu diharapkan 60 persen dari sektor private swasta,” tutur Dodik.

Sektor swasta tentu akan membantu, tetapi dengan acuan dan program yang jelas.

“Sektor private akan mau, tetapi juga akan hitung-hitung dengan acuan yang jelas, sehingga Taman Hutan Kampus ini juga dapat menjadi salah satu miniatur, dapat memberikan multi manfaat, bukan hanya kayu saja, tetapi juga manfaat lingkungan,” urai Dodik.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah 1 Bogor, Lana Sari juga turut hadir dalam acara tersbut dan menyampaikan dukungannya. Pihaknya menyampaikan program kolaborasi ini juga mendapat pengawasan langsung dari BKSDA Wilayah 1 Bogor.

“Pemerintah membutuhkan lebih banyak program serupa yang datang dari sektor swasta untuk dapat membantu pemerintah mewujudkan target net zero emission,” ujar Lana.

Lana juga mengatakan negara pasti mendukung upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak untuk mencapai target di atas 30 persen dengan usaha kita sendiri, pasti kita mendukungnya.

“Manfaatnya juga pasti banyak, ketika ada tanaman, satwa, dan pakan. Bicara tentang Pakan artinya kita bicara tentang ketahanan pangan. Dari segi lingkungan, lingkungan akan bagus. Dari segi sosial, masyarakat akan diarahkan dan berdayakan mereka,” kata Lana.

Oleh karena itu, kerja sama IPB dan UT ini juga merupakan salah satu upaya memperhatikan kesejahteraan dan keberlangsungan ekonomi masyarakat sekitar.

Hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan program ekonomi melalui pelibatan kelompok tani dalam perawatan dan pengelolaan hasil penanaman pohon buah yang dilakukan nantinya, sehingga dapat memberikan nilai tambah dari sisi ekonomi bagi masyarakat.

https://edukasi.kompas.com/read/2022/12/22/180000471/cegah-cuaca-ekstrem-ipb-united-tractors-tanam-15.000-pohon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke